al-Taḥadduts bi-Ni‘mat Allōh Ta'ālā

— Pengalaman Menerbitkan Artikel Akademik

al-Taḥadduts bi-Ni‘mat Allōh Ta'ālā

 

Artikel akademik memiliki tantangan lebih dibanding buku pelajaran (textbook). Secara umum, buku pelajaran ditulis untuk pelajar dan artikel akademik ditulis untuk pakar. Akibatnya, buku pelajaran sering memberikan banyak panduan bagi pembaca dengan mengeksploitasi struktur teks dan menyoroti informasi penting. Sedangkan artikel akademik kerap mengandung istilah teknis yang tidak populer disertai struktur teks eksplanasi dan argumentatif yang ditulis tanpa mempertimbangkan pembaca umum.

 

Kecenderungan penulisan buku pelajaran yang mengungkapkan konten sebagai beragam fakta bisa menginspirasi pendekatan hafalan terhadap konten, seiring pembaca menganggap keperluan membaca ialah mengingat rincian paragraf yang ditulis. Sebaliknya, artikel akademik mengandung argumen persuasif berbasis data dan referensi untuk meyakinkan pembaca tentang beberapa klaim. Tantangan dalam membaca artikel akademik muncul seiring terdapat perjuangan untuk mengidentifikasi dan mengerti komponen kunci yang terkandung di dalamnya. Perjuangan ini kadang menghadirkan kesulitan untuk memahami motivasi dari tuturan dari serta struktur argumen yang disajikan oleh penulis.

 

Terdapat dua aspek yang patut disorot ketika membaca artikel akademik, ialah pembaca harus dapat:

[A] Menemukan dan mengidentifikasi informasi konseptual penting yang diungkap oleh penulis secara tersurat atau tersirat. Ini berguna bagi pembaca untuk dapat membedakan tujuan penulis dari pengantar riset.

[B] Memahami kaitan antar gagasan penting, dalam konteks artikel yang dibaca (secara internal) maupun terbitan akademik (secara eksternal). Ini berguna bagi pembaca untuk mengidentifikasi pertanyaan riset yang disusun, alasan penggunakan desain riset untuk menjawab pertanyaan itu, keselarasan data yang diperoleh dengan pertanyaan dan desain, serta hubungan ketiganya dengan simpulan maupun nilai penting artikel akademik dalam kajian ilmiah.

 

Perspektif yang disampaikan tersebut saya terbitkan melalui blog pribadi ΛLΟBΑΤИIƆ pada 1 Mei 2020 dengan judul Reading Academic Articles. Dalam artikel itu pula saya sajikan beberapa hal yang penting untuk diperhatikan ketika membaca artikel akademik, mencakup tujuan, data, metode, dan hasil, yang rinciannya:

[A] Tujuan

[1] Apa tujuan luas yang dituju oleh riset ini?

[2] Apa tujuan khusus yang ingin dicapai dalam riset ini?

[B] Data

[3] Data apa yang diperlukan untuk riset ini?

[4] Apa saja variabel riset ini?

[C] Metode

[5] Apa saja metode dalam riset ini?

[6] Apa logika penggunaan metode dalam riset ini?

[D] Hasil

[7] Apa hasil penting?

[8] Simpulan apa yang dapat dibuat berdasarkan hasil?

 

Keseluruhan rincian tersebut sangat dipengaruhi oleh Buk Setiya Utari (25 Juli 1967 — 08 Juni 2020), terutama melalui penyampaian lisan pada 6 September 2016 ketika beliau bersama Pak Muhamad Gina Nugraha menyimak penyajian proposal skripsi saya di ruang E.306 FPMIPA A Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Dua hal paling saya ingat dalam perjumpaan pada sore hari (qubaila al-maghrib) ialah “data yang diperlukan” serta “logika penggunaan metode”.

 

Keseluruhan rincian tersebut biasa saya pakai ketika sedang membaca artikel akademik—entah dalam rangka gabut, ingin mengetahui derap laju perkembangan riset, maupun sekadar mencari tambahan rujukan untuk artikel yang saya tulis. Cara yang dinamai SUM (Setiya Utari Method)—sebagai bentuk menghormati peran Buk Ut sebagai pemberi pondasi gagasan dasar ini—terbilang sangkil dan mangkus untuk menginjeksi artikel yang dibaca ke dalam ruang ingat saya. SUM dapat dipakai untuk menyajikan ringkasan artikel akademik dalam bentuk matriks berikut guna memudahkan pembaca dalam menavigasi isi:

 

Aspek

Pertanyaan

Tujuan

Apa tujuan luas yang dituju oleh riset ini?

Apa tujuan khusus yang ingin dicapai dalam riset ini?

Data

Data apa yang diperlukan untuk riset ini?

Apa saja variabel riset ini?

Metode

Apa saja metode dalam riset ini?

Apa logika penggunaan metode dalam riset ini?

Hasil

Apa hasil penting?

Simpulan apa yang dapat dibuat berdasarkan hasil?

 

Uraian yang saya sampaikan, saat ini, sudah terasa sebagai kebiasaan, seiring keaktifan saya ikut serta dalam dunia penerbitan artikel akademik sejak skripsi “Yoona kejepit pintu” resmi selesai pada 24 Februari 2017 silam. Sebagai catatan, artikel akademik yang saya terbitkan sudah menerbitkan 21 buah—14 jurnal dan 7 prosiding, 1 artikel dalam proses penerbitan serta beberapa pre-registered report dan preprint.

 

Sekarang, ketika artikel yang saya terbitkan sudah banyak dan beberapa dikutip oleh karya tulis lain, ada baiknya mengenang kembali proses pembuatan artikel, yang buat saya penuh beragam cerita unik, lucu, dan tragis. Saya berharap melalui cerita ini, pembaca dapat menyimpulkan “mengapa” dan “bagaimana” saya menerbitkan artikel akademik serta “apa saja” hal-hal yang saya temukan dan usulkan dalam dunia penerbitan artikel akademik.

 

[1] Debut Kebetulan

 

Mengonstruksi Rancangan Soal Domain Kompetensi Literasi Saintifik Siswa SMP Kelas VIII pada Topik Gerak Lurus menjadi judul artikel akademik yang kali pertama saya terbitkan. Artikel yang diterbitkan sebagai jurnal di Wahana Pendidikan Fisika (WaPFi) pada 22 September 2017 itu berasal dari makalah kolokium yang saya sampaikan di Seminar Nasional Fisika ke-2 (SiNaFi II) pada 17 Desember 2016. Karena artikel tersebut merupakan bagian dari skripsi dan saya tulis pada masa penyelesaian skripsi, Buk Utari dan Pak Gin Gin turut mendapat kredit sebagai rekan penulis (co-author).

 

Artikel yang menceritakan proses penyusunan instrumen untuk skripsi saya tersebut sangat sederhana, mulai dari latar belakang, metode pengumpulan data, serta teknik pengolahan data. Namun, kesederhanaan itu membuat proses debut kebetulan yang saya alami terasa istimewa. Ini terjadi karena membuat artikel berikutnya yang tidak lebih sederhana tampak berkembang. Kesederhanaan itu pula yang membuat proses debut kebetulan itu terasa seperti debut 2NE1 dengan lagu Lollipop, yang selain sederhana juga dirilis dengan bertandemi bersama grup lain yang lebih senior, BIGBANG.

 

Debut kebetulan saya anggap karena pada awalnya dari diri sendiri tak terbesit niat untuk ikut serta di SiNaFi II, bahkan tak terbayang akan menerbitkan jurnal. Niat itu sendiri bermula ketika Pak Gin Gin mengajak saya ikut serta dalam seminar murah meriah seharga Rp100.000 itu yang kemudian disetujui oleh Buk Utari.

 

Baik Buk Utari maupun Pak Gin Gin, keduanya membimbing saya dalam proses penyelesaian makalah kolokium, yang secara simultan berbarengan dengan proses penyelesaian skripsi. Buk Utari lah orang yang mengajari saya cara memanfaatkan koleksi data selama proses penyelesaian skripsi untuk dipakai sebagai bahan ikut serta kolokium maupun menulis jurnal. Buk Utari pula yang mengungkap bahwa proses penyusunan instrumen instrumen untuk skripsi saya tersebut bisa memakai metode cross-sectional survey. Sementara Pak Gin Gin membantu di bagian yang lebih luas, seperti apa saja yang perlu disampaikan berdasarkan sistematika penulisan. Pak Gin Gin pula yang kemudian lebih lama terlibat dalam proses seiring peran beliau yang signifikan dalam membuat artikel receh itu bisa diterbitkan sebagai jurnal.

 

[2] Masa Jeda

 

Penerbitan Mengonstruksi Rancangan Soal Domain Kompetensi Literasi Saintifik Siswa SMP Kelas VIII pada Topik Gerak Lurus memang tak segera membuat saya aktif menerbitkan artikel akademik secara malar. Kalau dilihat dari linikala, penerbitan artikel akademik kedua saya ialah pada 7 Mei 2019 (kalau prosiding) atau 26 Juni 2019 (kalau jurnal). Walau begitu, antara 17 Desember 2016 dan 24 November 2018, saya bukan tak pernah melakukan upaya apapun terkait penerbitan akademik.

 

Upaya pertama diinisiasi dari Pak Gin Gin yang kembali mengajak saya ikut serta dalam Seminar Nasional Fisika (SNF). Kolokium yang dilaksanakan pada 20 Mei 2017 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu nyaris saya ikuti. Proses pengajuan naskah saya diterima, Ahmad Ulul Albab yang rumahnya relatif dekat dengan lokasi juga sudah dihubungi sebagai tempat transit dan menginap, serta Dessy Agustina dan Dini Fitriani juga ikut serta. Namun, karena tidak mendapat restu Ibuk, saya lebih memilih tidak ikut serta dalam kolokium bertema Research Implementation into Practice in Physics and Physics Education itu.

 

Rasa kecewa memang ada, tapi andai saya ngoyo melakukan kegiatan tanpa restu Ibuk, kegiatan itu terasa nirmakna. Sebagai pengobat kekecewaan, saya memilih membiasakan diri untuk menulis laiknya menulis artikel akademik. Kebetulan sebelumnya sudah terbiasa menulis feature, yang cukup mendalam tapi tak sevulgar artikel akademik dalam menunjukkan rujukan yang digunakan. Rujukan memang ditunjukkan, tapi tak disampaikan di ungkapan mana rujukan itu digunakan.

 

Feature terakhir yang saya tulis sebelum memulai pembiasaan menulis laiknya menulis artikel akademik berjudul Butcah Chuniez serta feature pertama yang saya tulis setelah memulai pembiasaan menulis laiknya menulis artikel akademik berjudul Guru yang Menyapih memperlihatkan secara kentara perbedaan kecenderungan itu.

 

Sejak menerbitkan Guru yang Menyapih yang tampak disuka oleh Nong Darol Mahmada, saya mulai bersemangat untuk terus menulis dengan cara itu. Namun, saya juga masih beberapa kali menulis artikel feature laiknya menulis Butcah Chuniez. Beberapa artikel feature yang serupa Butcah Chuniez antara lain: Meniti Ilmuwati, Breast Capital, Venice Min, Máthēmatnic, dan Debut Mengajar Biologi. Sementara feature yang saya tulis laiknya Guru yang Menyapih antara lain: Clara Ng, Ki Oza Kioza, Risalah Riḥlah (Catatan Penjelajahan), dan Peran Biologi dalam Mendukung Pelaksanaan Jihād.

 

Pada masa jeda itu pula saya turut mencatat treble article di Majalah SANTRI edisi April 2018, yakni Busana, Eny Rochmawati Octaviani, dan Rosa Amalia Iqony. Pengalaman penting yang saya dapatkan pada masa jeda ialah akses data, baik dalam bentuk pustaka, cerita, maupun fenomena. Pengalaman lain yang tak terabaikan ialah penambahan kosa kata dan timbul kecenderungan untuk mengurangi gap bahasa artikel populer laiknya feature dengan bahasa artikel akademik seperti jurnal dan prosiding.

 

[3] SiNaFi Lagi

 

Saya nyaris ikut serta dalam SiNaFi ke-3 pada 16 Desember 2017 menyajikan Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Melatih Literasi Saintifik pada Topik Gerak Lurus di Sekolah Menengah Pertama. Ringkasan (abstract) paper yang saya ajukan sudah diterima, bahkan muncul di Buku Abstrak Seminar Nasional Fisika. Namun, karena mengalami diare dan demam tifoid, keikutsertaan dalam kolokium yang dipimpin Pak Achmad Samsudin itu urung terlaksana.

 

Keikutsertaan kembali dalam SiNaFi terjadi pada edisi berikutnya, SiNaFi ke-4 pada 24 November 2018. Paper yang saya sampaikan adalah paper yang rencananya disampaikan pada SiNaFi edisi sebelumnya. Paper itu sendiri boleh dibilang sebagai versi lain skripsi, seiring judul dan isi nyaris sama sepenuhnya. Perbedaan yang signifikan hanyalah uraian tentang perbandingan raihan medali olimpiade dengan skor literasi saintifik murid Indonesia, yang disajikan di bagian pendahuluan.

 

Pada masa itu, saya sedang mengajar Biologi di Kelas X MA NU TBS. Status Biologi yang setara dengan Fisika di tingkat SMA/MA/SMK/MAK membuat saya memilih melanjutkan riset literasi saintifik untuk pembelajaran Biologi. Alhasil, selain ikutsertaan dalam SiNaFi ke-4 yang dipimpin oleh Judhistira Aria Utama itu sekaligus menjadi moment perjumpaan dengan Pak Kusnadi yang mengajar Biologi Umum ketika saya semester pertama kuliah strata satu Pendidikan Fisika. Pak Kusnadi menerima permintaan saya menjadi pembimbing riset Biologi bertandem dengan Buk Utari yang terus tetap membimbing selepas lulus kuliah. Pak Kusnadi juga memberikan gagasan lain untuk disampaikan dalam pembelajaran Biologi serta diulas sebagai topik riset, misalnya tentang khitān.

 

Paper yang saya sampaikan akhirnya diterbitkan sebagai prosiding pada 7 Mei 2019. Meski masih terdapat diskriminasi jenis artikel akademik antara jurnal dan prosiding, saya tak menganggap bahwa prosiding lebih rendah ketimbang jurnal. Perspektif ini saya sampaikan dalam artikel populer Mengikuti Kolokium atau Menerbitkan Jurnal? Yang diterbitkan oleh Qureta pada 30 Mei 2019. Informasi histori berupa peran Mohammad Abdus Salam dalam Electroweak Interaction dan Carl Richard Woese untuk mengusulkan sistem baru klasifikasi organisme berupa Sistem Tiga Domain menguatkan perspektif tersebut. Beruntung, pada masa penulisan itu, saya sudah menerbitkan artikel akademik dalam bentuk jurnal dan prosiding, masing-masing 1 kali.

 

[4] Kado Istimewa Dari Laila

 

Saya tak tahu kebenaran grenengan ini: riset pendidikan Fisika jauh lebih jenuh ketimbang pendidikan Biologi. Namun, pengalaman setahun mengajar Biologi menimbulkan grenengan seperti itu. Ini karena beberapa topik riset yang masih bisa dibangun di pendidikan Biologi, sudah menjadi informasi siap pakai kalau di pendidikan Fisika. Benar atau salah grenengan itu, yang jelas saya memanfaatkan kesempatan yang lebih longgar untuk “menari” dalam “panggung riset pendidikan Biologi”.

 

Selama masa libur akhir semester ganjil 2018/2019, waktu luang di pondok pesantren saya pakai untuk merekap pembelajaran Biologi selama satu semester. Setup penyelesaian skripsi yang saya pakai sangat bermanfaat, seiring perekapan tersebut bukan sekadar menyampaikan hasil pembelajaran kepada murid melainkan juga kepada khalayak luas. Literasi saintifik masih menjadi fokus utama dalam pembelajaran dan riset pendidikan Biologi yang saya lakukan. Alhasil, dengan “peta perjalanan” yang nyaris sama, saya bisa menghasilkan beberapa artikel akademik di kancah pendidikan biologi.

 

Ning Laila Isrofatun Nahdiah, yang banyak bercerita akhir kuliah selama Desember 2018 sampai Januari 2019, menjadi sosok penting dalam memotivasi saya. Apalagi kabar bahwa beliau akan pulang ke Surabaya beririsan dengan tanggal pelaksanaan Seminar Nasional Biologi 2019 Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Biologi III (IP2B III) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada 23 Maret 2019. Alhasil, sembari memohon waktu agar bisa sowan beliau, saya pun mendaftarkan 3 naskah untuk disajikan dalam kolokium tersebut.

 

Ketiga naskah tersebut merupakan rekapan pembelajaran Biologi pada semester ganjil 2018/2019 serta cerita upaya meningkatkan motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk santri pondok pesantren. Penggunaan Naḍom Mabādī ‘Asyroh dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar, Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Biologi sebagai Upaya Melatih Literasi Saintifik Siswa Sekolah Menengah, serta Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Melalui Bacaan Populer menjadi naskah yang saya sajikan.

 

Kolokium tersebut cukup terekam kuat dalam ruang ingat saya karena 3 faktor: debut terlibat kolokium sebagai pemain pendidikan biologi, peringatan Herawati Susilo terkait pendekatan saintifik yang saya sempitkan menjadi inkuiri, serta mengamati performance ‘anak ajaib’ Sriwahyuni Viyosari yang kebetulan bermain di arena literasi saintifik. peringatan Herawati Susilo menginspirasi saya untuk menulis A Brief Explanation of Scientific Teaching yang kemudian ditulis ulang ke dalam versi lain bersama Ning Syarofis Siayah dengan judul A Brief Explanation of Science Education.

 

Selain ketiga faktor tersebut, perjumpaan dengan Ning Laila Isrofatun Nahdiah yang masih menyempatkan waktunya bahkan berkenan memberi tanda tangan dan foto bersama juga membuat kolokium di Surabaya itu terasa seperti kado manis dalam milād seperempat abad umur saya 3 hari kemudian. Saya berterima kasih kepada Ferhadz Ammar Muhammad yang memberikan tempat menginap di kosan beliau serta Muhammad Syarif Hidayatullah yang turut meluangkan waktu berjumpa.

 

Ketiga naskah yang saya sajikan sendiri akhirnya diterbitkan sebagai prosiding pada Januari 2020 tanpa perubahan: Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Biologi sebagai Upaya Melatih Literasi Saintifik Siswa Sekolah Menengah, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Melalui Bacaan Populer, serta Penggunaan Naḍom Mabādī ‘Asyroh dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar.

 

K.Sb.Pa.241042.050621.00:23

 

 

Bersambung ...