— mengenali
diri, melantan lingkungan
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا
بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ
مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ ✡
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ✡
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ✡
«القرآن الكريم سورة فاطر : ٢٨-٢٧»
Ilustrasi : Tanaka Tatsuya
|
Last
minute jelang tahun
pelajaran 2018/9 resmi dimulai, saya mendapat kabar bahwa tugas dalam ber-khidmah
(خدمة(
di Madrasah TBS (Tasywiquth Thullab Salafiyyah, Arab: مدرسة تشويق الطلاب سلفيّة) kembali ke MA
(Madrasah Aliyah). Pada tahun pelajaran sebelumnya yang notabene musim perdana,
saya ditugaskan di MI (Madrasah Ibtidaiyyah) dan MPTs (Madrasah Persiapan
Tsanawiyah) sekaligus menjadi Pembina di Pondok Pesantren Ath-Thullab.
Di
MI, tugas saya ialah mengampu pelajaran Bahasa Inggris untuk kelas 1 & 2
serta Bahasa Jawa buat kelas 1-3 sekaligus menjadi Wali Kelas 2B. Sementara di
MPTs, Matematika menjadi pelajaran yang saya ampu. Belakangan seiring perubahan
perlahan dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013, saya memperoleh kabar untuk
mengampu pelajaran Tematik di kelas 2. Sembari menikmati libur panjang akhir
tahun, saya berusaha untuk mencari informasi tentang Tematik untuk kelas 2
sekaligus memperbaiki Matematika buat MPTs. Sampai akhirnya kabar mendadak
tersebut saya terima, yang memang cukup membuyarkan sedikit persiapan.
Ketika akhirnya
menyadari kalau tugas saya kembali ke MA, rasanya ... tidak tentu! Apakah saya
merasa gugup? Percaya diri? Gembira? Waspada? Senang? Sedih? Lega? Takut? Tentu
banyak faktor yang membuat semua emosi hadir mengisi ruang rasa setelah
mendadak saya menerima keputusan untuk pindah, usai 353 hari melaksanakan tugas
di tempat dan pelajaran yang berbeda. Satu hal tentu ialah saya yakin tidak
akan mengampu pelajaran Fisika, meskipun mungkin tidak akan jauh darinya.
Keyakinan
itu bukan tanpa alasan. Pasalnya di MA, semua guru rumpun IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) berlatar Fisika. Pak Mohammad Miqdad, guru saya sejak di MTs NU Miftahul
Falah, berlatar Pendidikan Fisika dari Unnes (Universitas Negeri Semarang).
Serupa dengannya, Ufiq Faishol Ahlif, kakak tingkat saya sejak di MA NU TBS
sampai Departemen Pendidikan Fisika UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). Pun
dengan Muhammad Fahmil Huda, yang baru masuk mulai musim ini, merupakan lulusan
Fisika ITS (Institut Teknologi Sebelas November) sepertihalnya Nanang Nurul Hidayat
yang lebih dulu bergabung.
Alhasil,
sebagai member paling muda dan imut, bagian ‘aṣobah bi nafsihi
(Arab: عَصَبَةُ بِنَفْسِهِ) lah yang
paling mungkin saya terima. Karena itulah, di tengah sengkarut kabar tersiar
yang sengaja dibiarkan, saya tak segera menanyakan pelajaran yang harus diampu.
Pembiaran itu bukanlah tanpa tujuan. Setidaknya dari situ saya dapat menemukan
sosok sahabat baru. Biasanya seorang sahabat merasa perlu untuk memperoleh informasi
sebagai bahan konfirmasi.
Itulah yang
saya dapatkan dari Khoirul Umam, orang yang posisinya saya gantikan di Pondok
Pesantren Ath-Thullab. Umam, setelah beberapa waktu, mengajak bicara empat mata
tentang kabar tersebut. Kepadanya saya mengungkapkan kekagetan yang didapat
beserta beberapa konfirmasi dugaan yang muncul di tengah sengkarut kabar
tersebut.
Cerita pada
Umam tersebut, tentu saja, juga saya sampaikan kepada sahabat saya yang lain. Ketika
menyampaikan kepada mereka, saya turut mengungkapkan harapan kalaupun tak dapat
Fisika, mending Biologi ketimbang Kimia. Entah mengapa rasanya saya sulit
sekali untuk bilang suka Kimia. Padahal justru orang berlatar Kimia lah yang
pertama kali membuat saya suka IPA.
Ika
Kusumawati, pelajar yang sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa saya pada 2005
silam, merupakan sosok paling penting dalam menarik minat terhadap IPA sekaligus kuliah di bidang pendidikan. Mbak Ika waktu itu
KKN sebagai pelajar dari Pendidikan Kimia Unnes. Di posko KKN, saya sering main
sembari dibimbing pelajaran maupun berbagi cerita seputar kuliah. Mbak Ika sendiri, dengan cara komunikasi yang berkenan mendengarkan sampai akhir paragraf, membuat
saya betah berlama-lama belajar bersamanya. Saking betahnya sampai senang menyimak semua
pembicaraannya, termasuk uraian lisan tentang IPA. Uniknya, justru Mbak Ika malah menginjeksi pondasi menyukai Fisika alih-alih Kimia.
Meski
Biologi saya pilih, bukan berarti sudah dikuasai. Pilihan itu sendiri jatuh
karena rasanya asyik saja. Mungkin dapat dikatakan kalau terdapat kemauan untuk
belajar Biologi. Ketika kuliah Strata Satu (S1) dulu pun, nyaris saya belajar
Biologi lebih daripada mata kuliah yang diwajibkan oleh departemen. Pasalnya
ketika semester ketujuh, mata kuliah Biofisika yang diampu oleh Bu Wiendartun
sudah diambil. Sayang waktu itu mata kuliah pilihan tersebut tidak jadi dibuka
karena hanya saya seorang yang mendaftarkan diri. Kzl.
Textbook Fisika kesukaan saya karena tuturannya sederhana, Physics:
Principles with Applications karya Douglas C. Giancoli, turut mengambil
topik Biologi sebagai contoh penerapan gagasan Fisika seakan ingin mendekatkan
keduanya. Belakangan Richard Phillips Feynman menyadarkan saya kalau Biologi
dan Fisika memang dekat. Kedekatan paling menarik ialah Biologi berperan
membantu Fisika dalam menemukan Kelestarian Energi yang kali pertama diungkap
oleh Julius Robert Mayer pada 1842.
Harapan
‘mending’ dapat terwujud, selepas Pak Heri Purwanto mengedarkan lembar Jadwal
Pelajaran pada 22 Juli 2018. Belakangan Noor Aflah menyerahkan lembar Jadwal
Pelajaran edisi revisi pada 2 Agustus 2018. Pembagian pelajaran di kedua
versinya sama, perbedaan hanya terletak pada hari saja. ‘Biologi’ untuk kelas X
menjadi pelajaran yang harus saya ampu. Sementara pelajaran serupa untuk kelas
X, ialah ‘Biologi Peminatan’, diberikan kepada Huda. Dengan demikian, Biologi
yang saya ampu sebaiknya disebut ‘Biologi Tak Diminati’.
Melalui
konfirmasi Huda dan saya pada Ufiq, dua pelajaran tersebut pada tahun
sebelumnya dijadikan satu oleh Khoiruzzyad Ahmad Al-Qudsi, pengampu waktu itu yang
mulai tahun ini undur diri karena pindah ke Jogjakarta. Dari konfirmasi
tersebut, Huda dan saya sepakat berbagi materi agar tak saling tumpang tindih.
Apalagi kami sama-sama lelaki, tak enak ‘kan? Coba dia perempuan kayak Kwon Yuri!
Dari pembagian tersebut, saya mendapat materi yang sesuai Kurikulum 2013,
sementara pilihan Huda disesuaikan dengan KTPS—Kurikulum Terserah Si Pengajar.
***
Pekerjaan
pertama yang dilakukan setelah menerima ketentuan tersebut ialah ... memeriksa
buku siswa—lebih tepatnya buku yang diharuskan dibeli oleh siswa serta yang
tersedia di madrasah. Buku yang diharuskan dibeli oleh siswa ialah Belajar
Praktis Biologi SMA/MA Kelas X Semester 1 dari Viva Pakarindo. Sementara buku
yang tersedia di madrasah antara lain Biologi untuk SMA/MA Kelas X karya
Irnaningtyas.
Boleh
dibilang kalau saya bukan tipikal pengajar yang baik karena banyak bertolak
dari buku siswa. Hal ini supaya buku yang dimiliki oleh siswa
tersebut sia-sia—baik karena tak digunakan sama sekali atau jarang terpakai.
Baru setelah itu Kurikulum Biologi yang ditetapkan oleh Permendikbud no. 24
tahun 2016 diperiksa.
Peta
materinya bagus, walau sedikit tidak sreg dengan urutan pembahasan. Sedikit
tidak sreg tersebut terletak pada urutan pembahasan Animalia yang
dipelajari terakhir setelah Virus, Bakteri, Protista, dan Plantae. Secara
instuisi saya merasa lebih enak kalau Animalia didahulukan ketimbang bagian
lain. Tapi tak masalah, yang penting materi untuk kelas X ini cukup membentuk
peta umum Biologi.
Bagusnya
ialah semua materi untuk kelas X dapat dirangkum dalam kalimat, “Biologi dapat
menjadi sarana mengenali diri dan lingkungan untuk mewujudkan ukhuwah
‘alamiyyah (Arab أُخُوّة عَالَمِيّة; persaudaran
sesama penghuni alam raya).” Kalimat tersebut sekaligus dapat memperluas tiga
bentuk ukhuwah yang cukup sohor, ialah ukhuwah islamiyyah (Arab: أُخُوّة إِسْلَامِيّة; persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathoniyyah
(Arab: اُخُوَّة وَطَنِيَّة, persaudaraan sesama bangsa),
serta ukhuwah insāniyyah (Arab: أُخُوَّة إِنْسَانِيَّة; persaudaraan sesama manusia).
Pelajaran
pertama berupa Ruang Lingkup Biologi membuat saya teringat dengan naḍom (Arab: نَظَم) karya Abū
al-'Irfān Muḥammad ibn 'Alī al-Ṣabbān (Arab: أبو العرفان محمد بن علي الصبان). Naḍom tentang pengantar ilmu yang lebih sohor dengan sebutan Mabādī ‘Asyroh
(Arab: مَبَادِى عَشْرَة) tersebut
terdiri dari tiga bait berikut:
الحَدُّ وَالمَوْضُوْعُ ثُمَّ الثَّمرَةْ
|
✡
|
إِنَّ مَبَادِى كُلِّ فَنٍّ عَشرَةْ
|
وَالاسْمُ الاِسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشَّارِعُ
|
✡
|
وَنِسْبَةٌ وَفَضْلُهُ وَالوَاضِعُ
|
وَمَنْ دَرَى الجَمِيْعَ حَازَ الشَّرَفَا
|
✡
|
مَسَائِلُ وَالبَعْضُ بِالبَعْضِ اكْتَفَى
|
yang dapat
diartikan:
“Pengantar dalam setiap ilmu itu ada
sepuluh, yaitu: (1) definisi esensial; (2) objek; (3) hasil; (4) hubungan; (5)
keistimewaan; (6) perintis; (7) sebutan; (8) pengambilan; (9) hukum syar’;
serta (10) permasalahan; yang kesepuluhnya saling melengkapi. Siapapun yang
menguasai semuanya akan meraih kemuliaan.”
Penerapan naḍom tersebut untuk Biologi menjadi pelajaran pertama yang disampaikan di kelas
sekaligus debut saya mengajar. Saya rasa tak bertentangan dengan Kompetensi
Dasar dalam Kurikulum. Kompetensi Dasar pada domain Pengetahuan disebutkan,
“Menjelaskan ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai objek biologi
dan tingkat organisasi kehidupan), melalui penerapan metode ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja,” selaras dengan domain Keterampilan yang menyebutkan,
“Menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah tentang permasalahan pada
berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan.”
Menurut Jack
R. Fraenkel dan Norman E. Wallen, secara umum metode ilmiah terdiri dari
langkah berikut:
1. Mengenali masalah;
2. Menjelaskan masalah;
3. Menentukan informasi yang dibutuhkan;
4. Menentukan cara memperoleh informasi tersebut;
5. Mengatur informasi yang diperoleh; serta
5. Menafsirkan hasil.
Mabādī
‘Asyroh sendiri ketika dikaitkan dengan
Metode Ilmiah untuk masalah ‘Ruang Lingkup Biologi’ dapat diletakkan pada
bagian ‘menjelaskan masalah’. Kesepuluh hal yang disebutkan cukup membantu
siswa untuk menyusun pertanyaan penelitian. Misalnya, kalau masalah ‘Ruang
Lingkup Biologi’ tersebut dirumuskan dengan kalimat, “Bagaimana ruang lingkup
biologi?”
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, pertanyaan penelitian yang bisa disusun ialah seperti
berikut:
1. Apa definisi esensial biologi?
2. Apa saja objek pembahasan biologi?
3. Apa hasil yang diperoleh setelah mempelajari
biologi?
4. Bagaimana hubungan biologi dengan ilmu lain?
5. Apa keistimewaan biologi dibandingkan dengan ilmu
lain?
6. Siapa peletak dasar dalam biologi?
7. Apa sebutan untuk cabang-cabang biologi?
8. Dari mana sumber pengambilan bahan pembahasan
biologi?
9. Apa hukum syar’ mempelajari biologi?
10. Apa saja permasalahan yang dibahas dalam biologi?
Dari sini
siswa dapat menentukan informasi yang dibutuhkan beserta cara memperolehnya.
Saya rasa
kajian pustaka sudah cukup untuk membantu siswa dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan. Buku yang dipakai siswa sudah bisa menjawab sebagian besar
pertanyaan. Kalau terdapat kekurangan, dapat dicari melalui bacaan lain seperti
koleksi di perpustakaan atau melalui pencarian daring. Kalaupun belum cukup,
dapat pula ditambah dengan menanyakan kepada ahlinya. Pasalnya untuk menjawab
pertanyaan tentang hukum syar’, sebagian orang mungkin perlu memadukan
antara penjelasan dari ahli dengan bacaan yang dijadikan referensi.
Melalui cara
ini pula saya berusaha untuk mengurangi kemungkinan menyadur seutuhnya dari
uraian dalam buku. Karena dengan cara ini siswa perlu untuk mengatur kembali
informasi yang diperoleh agar urutannya sesuai dengan tuturan dalam Mabādī
‘Asyroh. Apalagi kalau diminta untuk menulis tangan di buku catatan mereka
sendiri, cukup membantu dalam belajar.
Walau
begitu, sebenarnya saya tak dapat menjawab kesepuluh pertanyaan tersebut dengan
bagus. Mungkin dalam mengajar saya cenderung lebih mirip dengan gaya
kepelatihan dari José Mário dos Santos Mourinho Félix ketimbang Didier Claude
Deschamps, dua pelatih yang bertarung pada 26 Mei 2004 di Arena AufSchalke,
Gelsenkirchen, Jerman. José Mourinho kurang cakap untuk urusan teknis, namun mengerti
aspek psikis. Kosok bali dengan Didier Deschamps yang menguasai sisi teknis,
sayang kurang peduli pada bagian psikis.
***
Berikut uraian tentang Ruang Lingkup Biologi yang disusun dengan
mengadopsi naḍom
Mabādī ‘Asyroh.
عِلْمُ الْأَحْيَاءِ لِلْمَدْرَسَةِ الْعَالِيَةِ
تَشْوِيْقِ الطُّلاَّبِ
سَلَفِيَّةِ
Biologi
untuk Madrasah Aliyah Tasywiquth
Thullab Salafiyyah
الْبَابَ الْوَاحِدُ فِى مَبَادِى عِلْمِ
الْأَحْيَاءِ
Bab Kesatu
tentang Pengantar Biologi
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلهِ الَذِى يُفْتَتَحُ بِحَمْدِهِ كُلُّ رِسَالَةِ وَمَقَالَةِ،
وَالصَّلاَةُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى صَاحِبِ النُّبُوَّةِ وَالرِّسَالَةِ،
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْهَادِيْنَ مِنَ الضَّلاَلَةِ.
أَمَّا بَعْدُ:
الحَدُّ وَالمَوْضُوْعُ ثُمَّ الثَّمرَةْ
|
✡
|
إِنَّ مَبَادِى كُلِّ فَنٍّ عَشرَةْ
|
وَالاسْمُ الاِسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشَّارِعُ
|
✡
|
وَنِسْبَةٌ وَفَضْلُهُ وَالوَاضِعُ
|
وَمَنْ دَرَى الجَمِيْعَ حَازَ الشَّرَفَا
|
✡
|
مَسَائِلُ وَالبَعْضُ بِالبَعْضِ اكْتَفَى
|
“Pengantar dalam setiap ilmu itu ada sepuluh,
yaitu: (1) definisi esensial; (2) objek; (3) hasil; (4) hubungan; (5)
keistimewaan; (6) peletak; (7) sebutan; (8) pengambilan; (9) hukum syar’;
(10) permasalahan; yang kesepuluhnya saling melengkapi. Siapapun yang menguasai
semuanya akan meraih kemuliaan.”
(1) الحَدُّ (Definisi Esensial)
Biologi
adalah ilmu yang membahas tentang makhluk hidup dan proses kehidupan.
(2) المَوْضُوْعُ (Objek Pembahasan)
Makhluk
hidup di berbagai hierarki kehidupan yang meliputi:
a.
|
Molekul
|
:
|
Bagian
dari makhluk hidup yang melakukan metabolisme.
Contoh :
protein, lemak, dan karhohidrat.
|
b.
|
Organel
sel
|
:
|
Sekumpulan
molekul yang memiliki fungsi tertentu.
Contoh :
nukleus (inti sel) untuk mengatur
metabolisme sel, mitokondria untuk respirasi sel; dan ribosom untuk sistesis
protein.
|
c.
|
Sel
|
:
|
Satuan
terkecil dari makhluk hidup yang terdiri dari beberapa organel sel.
|
d.
|
Jaringan
|
:
|
Sekumpulan
sel yang memiliki bentuk sama dan melakukan fungsi tertentu.
Contoh : tulang, darah, dan saraf. |
e.
|
Organ
|
:
|
Kumpulan
beberapa macam jaringan yang melakukan fungsi tertentu.
Contoh:
akar, lambung, dan hati.
|
f.
|
Sistem
organ
|
:
|
Sekumpulan
organ yang melakukan fungsi tertentu.
Contoh :
Sistem pencernaan, yang terdiri dari organ mulut, kerongkongan, lambung, dan
usus.
|
g.
|
Organisme
|
:
|
Makhluk
hidup tunggal (individu).
Contoh:
Sebatang pohon kopi, seekor kambing, dan seorang manusia.
|
h.
|
Populasi
|
:
|
Kumpulan
individu dari satu spesies yang berinteraksi dan hidup di wilayah tertentu.
Contoh :
Sekumpulan pohon jeruk pamelo di kebun, sekumpulan semut di suatu lubang pada
sebidang tanah; sekumpulan individu di kelas X IPA.
|
i.
|
Komunitas
|
:
|
Kumpulan
populasi dari berbagai spesies yang saling berinteraksi dan hidup di wilayah
tertentu.
Contoh :
Komunitas sawah, terdiri dari populasi tanaman tebu, rumput, dan serangga.
|
j.
|
Ekosistem
|
:
|
Interaksi
antara makhluk hidup dan benda mati dalam lingkungan tertentu.
Contoh :
ekosistem hutan, ekosistem laut, dan ekosistem padang pasir.
|
k.
|
Biosfer
|
:
|
Lapisan
Bumi yang memiliki kehidupan.
|
(3) الثَّمرَةْ (Hasil Mempelajari)
Hasil
positif dapat menjadi sarana meningkatkan kesejahteraan makhluk hidup, seperti:
a.
|
Pembuatan
vitamin sintetik untuk meningkatkan kesehatan tubuh;
|
b.
|
Penemuan
bibit unggul untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian; serta
|
c.
|
Pemanfaatan bahan alam yang diolah sebagai obat.
|
Sedangkan
hasil negatif dapat menjadi alat kejahatan, seperti:
a.
|
Pemanfaatan
hewan & tumbuhan secara berlebihan sampai mengancam kelestarian;
|
b.
|
Penggunaan
virus sebagai senjata mematikan; serta
|
c.
|
Penggunaan
bibit unggul dapat mengurangi keanekaragaman hayati.
|
(4) النِسْبَةٌ (Hubungan dengan Ilmu Lain)
Biologi
adalah salah satu cabang Ilmu Alam (Natural Sciences) yang melengkapi
pembahasan tentang alam dari ilmu lain. Misalnya dalam membahas orang yang
sedang bergerak. Fisika membahas seberapa jauh jarak dan perpindahan yang
dialami oleh orang tersebut pada waktu tertentu, sementara Biologi melengkapi pembahasan
dengan menguraikan bagaimana manusia bisa bergerak. Dengan saling melengkapi
pembahasan seperti ini Biologi membantu Fisika menemukan Kelestarian Energi pada
alam yang terungkap kali pertama pada tahun 1842 M.
(5) الفَضْلُ (Keistimewaan
Dibandingkan dengan Ilmu Lain)
Keistimewaan
Biologi dibandingkan dengan ilmu lain ialah secara langsung dapat menjadi sarana mengenali diri dan
lingkungan untuk mewujudkan ukhuwah ‘alamiyyah (Arab أُخُوّة عَالَمِيّة; persaudaran
sesama penghuni alam raya), sebagai perluasan tiga bentuk ukhuwah lain
berupa ukhuwah islamiyyah (Arab: أُخُوّة إِسْلَامِيّة; persaudaraan
sesama muslim), ukhuwah wathoniyyah (Arab: اُخُوَّة وَطَنِيَّة, persaudaraan
sesama bangsa), serta ukhuwah basyariyyah (Arab: أُخُوَّة بَشَرِيَّة; persaudaraan
sesama manusia).
(6) الوَاضِعُ (Peletak
dasar)
Biologi
memiliki banyak cabang yang mulanya tampak saling terkait sampai kemudian
masing-masing dikembangkan secara tersendiri. Agak sulit untuk menyebut satu
orang saja sebagai peletak dasar pembahasan Biologi. Namun, beberapa sosok
berikut patut untuk dicatat:
a. Aristotélēs (Yunani: Ἀριστοτέλης) (384–322 SM)
Karya tulisnya berjudul Ton peri ta zoia historion
(Yunani: Τῶν περὶ τὰ ζῷα ἱστοριῶν) menjadi buku pertama yang menjelaskan
tentang penyelidikan terhadap hewan. Buku ini menjadi peletak dasar Zoologi.
b. Theόphrastos (Yunani: Θεόφραστος) (371-287 SM)
Karya tulisnya berjudul Peri phyton historia
(Yunani: Περὶ φυτῶν ἱστορία) menjadi buku pertama yang menjelaskan tentang
penyelidikan terhadap tumbuhan. Buku ini menjadi peletak dasar Botani.
c. Abū 'Alī al-Ḥusayn ibn 'Abd Allāh ibn al-Ḥasan ibn ‘Alī
ibn Sīnā
(Arab: أبو علي الحسين بن عبد الله بن الحسن بن علي بن سينا) (980–Juni 1037 M)
Karya tulisnya berjudul al-Qānūn fī al-Ṭibb
(Arab: القانون في الطب) berisi ikhtisar
pengetahuan medis yang memuat uraian tentang Organ dan Jaringan beserta
fungsinya bagi tubuh. Buku yang diterbitkan pada 1025 M. ini menjadi rujukan
dalam pengembangan Anatomi dan Fisiologi.
d. Carl von Linné (Latin: Carolus Linnaeus) (23 Mei
1707–10 Januari 1778 M)
Karya tulisnya berjudul Systema Naturæ menjadi Buku
pertama yang menggunakan sistem penamaan dua istilah (binomial nomenclature)
dalam menguraikan perbedaan hewan, sayuran, dan mineral yang digolongkan
berdasarkan lima tingkatan berupa kerajaan (kingdom), kelas (class),
ordo (order), jenis (genus), dan spesies (species) agar
lebih mudah untuk diingat dan dipetakan. Buku yang diterbitkan pada 1735 M. ini
menjadi dasar Taksonomi.
(7) الاِسْتِمْدَادُ (Nama Ilmunya)
Secara umum
disebut ‘Biologi’.
Secara
khusus masing-masing cabang memiliki sebutan, antara lain, sebagai berikut:
Nama
|
Mempelajari
|
Anatomi
|
Struktur
tubuh makhluk hidup.
|
Anestesi
|
Pembiusan.
|
Bakteriologi
|
Bakteri.
|
Bioteknologi
|
Teknik
pemanfaatan organisme untuk menghasilkan produk yang bermanfaat buat manusia.
|
Botani
|
Tumbuhan.
|
Ekologi
|
Hubungan
makhluk hidup dengan lingkungan.
|
Embriologi
|
Pertumbuhan
dan perkembangan embrio.
|
Entomologi
|
Serangga.
|
Etologi
|
Tingkah
laku makhluk hidup.
|
Evolusi
|
Perubahan
yang terjadi secara perlahan pada makhluk hidup sejak asal mula muncul di
Bumi.
|
Fisiologi
|
Fungsi
alat-alat tubuh makhluk hidup.
|
Genetika
|
Cara
penurunan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.
|
Higiene
|
Usaha
manusia untuk hidup sehat.
|
Histologi
|
Jaringan
tubuh.
|
Imunologi
|
Sistem
kekebalan tubuh.
|
Mikologi
|
Jamur
(Fungi).
|
Mikrobiologi
|
Organisme
mikroskopis (berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang).
|
Morfologi
|
Bentuk dan
struktur makhluk hidup.
|
Ornitologi
|
Hewan
golongan burung (Aves).
|
Paleontologi
|
Kehidupan
hewan dan tumbuhan masa lampau yang telah menjadi fosil.
|
Patologi
|
Parasit
penyebab penyakit (patogen).
|
Filogeni
|
Hubungan
antara kelompok organisme berdasarkan proses evolusinya.
|
Taksonomi
|
Penamaan
dann pengelompokan makhluk hidup berdasarkan kesamaan dan ketidaksamaan
ciri-cirinya.
|
Teratologi
|
Kelainan
embrio dalam kandungan.
|
Virologi
|
Virus.
|
Zoologi
|
Hewan.
|
(8) ِإسْتِمْدَادُال (Sumber Pengambilan
Bahan Pembahasan)
Bahan
pembahasan dalam Biologi diambil melalui pengamatan (observation) dan
percobaan (experiment) terhadap makhluk hidup yang dilakukan dengan
menggunakan Metode Ilmiah.
(9) الحُكْمُ
الشَّارِعُ (Hukum
mempelajari)
Menurut Abū
Ḥāmid Muḥammad al-Ghozālī (Arab: أبو حامد محمد بن محمد الغزالي) hukum syar’ mempelajari
Biologi adalah fardhu kifāyat (Arab : فرض كفاية; keharusan
yang bersifat kolektif).
(10) المَسَائِلُ (Permasalahan)
Beberapa
contoh permasalahan dalam setiap tingkatan objek pembahasan Biologi antara
lain:
1.
|
Molekul
|
:
|
Kelainan
pada pembentukan molekul hemoglobin darah sehingga menyebabkan penyakit
anemia sel sabit.
|
2.
|
Organel
Sel
|
:
|
Kerusakan
pada mitokondria adalah faktor utama penyebab penyakit seperti diabetes.
|
3.
|
Sel
|
:
|
Terjadinya
lisis sel darah merah saat ternfeksi bakteri.
|
4.
|
Jaringan
|
:
|
Penyakit
osteoporosis yang menyebabkan hilangnya massa tulang keras sehingga tulang
menjadi rapuh.
|
5.
|
Organ
|
:
|
Kelainan
pada organ mata yang menyebabkan mata rabun.
|
6.
|
Sistem
organ
|
:
|
Gangguan
pernafasan akibat dari penyempitan saluran nafas.
|
7.
|
Organisme
|
:
|
AIDS (acquired
immunodeficiency syndrome) atau gangguan sistem ketahanan tubuh sehingga
mudah terserang penyakit.
|
8.
|
Populasi
|
:
|
Penyebaran
AIDS;
|
9.
|
Komunitas
|
:
|
Penangkapan
burung secara liar merusak kelestarian makhluk hidup dalam rantai dan
jaringan makanan.
|
10.
|
Ekosistem
|
:
|
Pengalihan
fungsi hutan untuk perkebunan tanaman tertentu seperti kelapa sawit.
|
11.
|
Biosfer
|
:
|
Penipisan
lapisan ozon.
|
فَبِمَا رَحْمَةٍ
مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ
حَوْلِكَ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ ✡
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ ✡
«القرآن الكريم سورة آل عمران
: ١٥٩»
Referensi
Abū al-'Irfān Muḥammad ibn 'Alī
al-Ṣabbān (1938). Ḥāshīyat 'alā Syarḥ al-'Allāmah al-Mullawī 'alā
al-Sullam al-Munawwraq (3th ed.), hlm. 35. Kairo: Maṭba’at Muṣtafa al-Bābī
al-Ḥalabī wa Awlādihi.[lihat]
Abū Ḥāmid Muḥammad al-Ghozālī.
(2005). Iḥya` ‘ulūmu ad-dīni, hlm. 24. Beirut: Dār ibn Ḥazm. [lihat]
Abū Ḥāmid Muḥammad al-Ghozālī.
(2010). Al-Munqidh min al-Dholāl wa al-Mauṣul ilā Dzi al-‘Izzati wa al-Jalāl,
hlm. 1 & 6. Riyadh: Islamicbook. [lihat]
Adib Rifqi
Setiawan. (2018). Máthēmatnic. Alobatnic, 19 Mei. [lihat]
Douglas C.
Giancoli. (2005). Physics Principles with Applications (6th ed.), hlm.
152. Upper Saddle River: Prentice Hall.
Hilda Nurul
Melida. (2016). Implementasi Strategi Writing to Learn untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Hukum
Newton. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Fisika, 2(2), hlm.
31-38. [lihat]
Irnaningtyas. (2016). Biologi
untuk SMA/MA Kelas X, hlm. 5-30. Jakarta Timur: Erlangga.
Jack R.
Fraenkel & Norman E. Wallen. (2009). How to Design and Evaluate Research
in Education (7th ed.), hlm. 6. New York City: McGraw-hill. [lihat]
Jane B. Reece, dkk. (2011). Campbell
Biology. (9th ed.), hlm. 1-11. San Francisco: Pearson Education. [lihat]
Julius
Robert Mayer. (1842). Bemerkungen über die Kräfte der unbelebten Natur. Annalen
der Chemie und Pharmacie, 42 (2), hlm. 233–240. [lihat]
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Lampiran 07. Jakarta Pusat: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. [lihat]
M. Quraish Shihab. (2010). Al-Qur’an
dan Maknanya, hlm. 71 & 437. Tangerang Selatan: Lentera Hati.
Richard Phillips Feynman. (2011). Six
Easy Pieces, hlm. 50. New York City: Basic Books. [lihat]
Roger French. (2005). Ancient
Natural History: Histories of Nature, hlm. 92-9. New York City: Routledge. [lihat]
Tim
Penyusun. (2018). Belajar Praktis Biologi SMA/MA Kelas X. Klaten: Viva
Pakarindo.
Union of
European Football Associations. (2018). UEFA Champions League Statistics
Handbook 2017/18, hlm. 2. Nyon: Union of European Football Associations. [lihat]