Menikmati Lagu Duo Serigala Sejak Era Oza Kioza


Menikmati Lagu Duo Serigala Sejak Era Oza Kioza

Roza Lailatul Fitria  yang lahir di Kabupaten Tulungagung pada 4 Maret 1994 adalah seorang penyanyi dan penulis lagu berkebangsaan Jawa yang dikenal dengan nama panggung Oza Kioza. Oza Kioza menjadi penyanyi setelah mengikuti arahan mamanya, Nurhayati, yang merupakan penyanyi jazz dan dangdut. Sementara Papa Oza juga tak jauh dari urusan olah vokal karena menjadi qōri’. Pada 2 November 2007 Oza Kioza mengikuti program acara StarDut di Indosiar. Walau gagal menjadi juara, StarDut berhasil membuka gerbang Oza untuk menggoyang dari panggung ke panggung.[1]

Sebagai sosok yang bukan yesterday afternoon singer, dari panggung ke panggung Oza terlanjur lebih dikenal kualitas suara daripada sensualitas goyangannya. Wajar kalau kehadiran Oza menyulut perubahan konsep Duo Serigala. Pamela sendiri, sebagai punggawa awal Duo Serigala, berhasrat mengubah citra mereka. Tak dimungkiri Duo Serigala identik dengan pertunjukan sensualitas, walakin sejak berubah formasi, Pamela dan Oza sepakat untuk menonjolkan musikalitas.[2]

Debut pembuktian Oza dimulai ketika Duo Serigala merilis single Kost Kostan pada 12 Juli 2017.[3] Selain menjadi ajang pembuktian Oza, single ini juga sebagai wujud angan Pamela berupa perubahan konsep Duo Serigala. Dibanding single-single sebelumnya seperti Abang Goda dan Sianida, Kost Kostan memang terbilang berbeda.[4][5] “Lebih asik aja, yang ini benar-benar fokus lagu dan musiknya. Biar orang juga senang dengan lagu yang bakalan Duo Serigala bawain,” jelas Pamela.

Pamela mengungkapkan bahwa ‘format masa depan’ Duo Serigala tetap setia di jalur dangdut yang dapat membuat pendengar ikut bergoyang, namun diramu lebih kekinian selaras perkembangan musik. “Yang Duo Serigala pertahankan lagu yang asik, goyangannya asik, jadi benar-benar dangdut modern gitu,” papar Pamela, “Daya tarik single ini gampang diingat, musiknya asik, pasti orang dengar bakalan asik goyang,” lanjutnya. Kost Kostan yang ditulis oleh Dommy Allen bercerita tentang lelaki yang memiliki banyak kekasih, gemar selingkuh, dan suka gonta-ganti pasangan. Bila diibaratkan seperti orang yang sedang mengontrak rumah, kesehariannya nomaden lantaran berpindah-pindah tempat tinggal.

Pamela tak merasa kesulitan bertandem dengan Oza saat kali pertama menyanyikan lagu ini. Bekal personal friendship yang telah terjalin kuat sebelum terlibat professional partnership membuat chemistry duet baru ini segera didapati. “Kesulitannya sih saat ngapalin-nya aja, dan harus pas sama suara kita. Kita harus mendalami lagunya, dihayati lah,” tutur Pamela. Sejak rekaman berlangsung keduanya berusaha mengeluarkan segenap kemampuan bermusik mereka. “Kita berdua benar-benar harus mendalami banget lagunya, biar pas,” ucap Pamela.

Pamela dan Oza berharap agar formasi Duo Serigala ‘jilid kedua’ ini dapat diterima oleh masyarakat. Dengan musik dan penampilan yang lebih fresh, keduanya berhasrat melegakan para penggemar yang haus akan hiburan sembari mencuri perhatian masyarakat lebih luas. “Yang pasti masyarakat senang lagu yang baru ini, hafal dan asik untuk goyang, nggak bosan dengarnya. Tapi ini lebih perkenalkan personil baru Duo Serigala dan lagunya semoga banyak yang suka,” harap Pamela.

Tak cukup dengan merilis satu single baru, Duo Serigala kembali beraksi. Keberhasilan menggubah angan menjadi kenangan melalui Kost Kostan, memantik semangat duet Pamela-Oza kembali unjuk kebolehan bermusik dengan menyanyikan Sayang.[6] Sejak dibawakan oleh Via Vallen, Sayang menggema luas melintas batas. Lagu ini sangat fenomenal.[7] Banyak pemusik meng-cover lagu ini. Genrenya pun bermacam-macam, mulai mempertahankan unsur dangdutnya, maupun memasukkan unsur jazz dan rock. Saking fenomenalnya lagu Sayang, Miraie karya Kiroro tahun 1998 pun kembali mencuat ke permukan.[8] Alunan nada Sayang memang mengabil dari Miraie. Tak perlu mempermasalahkan tiruan seperti ini. Miley Cyrus melalui Karen Don’t Be Sad pun melakukannya, dengan mengambil nada dari Julia karya The Beatles.[9][10]

Dengan tetap memperhatikan perbincangan tentang Sayang, lagu ini tak luput dari perhatian Duo Serigala. Baik Pamela maupun Oza, keduanya sama-sama mengagumi lagu yang liriknya ditulis oleh Anton Obama tersebut. Tak puas hanya membawakan saat pertunjukan, keduanya memilih untuk merilis kembali lagu ini. Merilis kembali lagu yang sudah fenomenal, apalagi saat sedang popular menggelegar, tentu butuh kreativitas tersendiri agar tak terbayangi oleh versi asli. Itulah yang perlu dilakukan Duo Serigala. Duo Serigala akhirnya berhasil mengadaptasi Sayang alih-alih sekadar mengadopsi. Pamela dan Oza tak sekadar melantunkan kembali, namun menyelaraskan dengan karakter Duo Serigala.

Perbedaan dari Sayang versi Via Vallen dan Duo Serigala terletak pada vokal. Tentu perbedaan ini sangat kentara lantaran Via melantunkannya sendiri, sementara lantunan Duo Serigala merupakan hasil kolaborasi. Daur ulang yang dilakukan oleh Duo Serigala terhadap Via Vallen serupa dengan, antara lain, duo Bom&Hi terhadap Mariah Carey. Kala itu Park Bom dan Lee Hi urun suara dalam melantunkan All I Want for Christmas Is You dari Mariah Carey, penyanyi solo.[11][12] Bedanya kalau Bom&Hi mempertahankan paduan kata sambil mengubah alunan nada, Duo Serigala kosok balinya.

Saat pertama kali mendengarkan Sayang dari Duo Serigala, jelas terasa bedaanya. Jika Via Vallen melantunkan dengan Bahasa Jawa disertai secarik lirik Bahasa Indonesia, Duo Serigala mengubah pakem tersebut. Sebagai gantinya, mereka lebih memilih seluruh lirik dilantunkan dalam Bahasa Indonesia. Rilisan Sayang oleh Duo Serigala mirip, antara lain, seperti yang dilakukan oleh Dhani Ahmad Prasetyo bersama T.R.I.A.D pada Musthafa Ibrahim.[13] Kala itu Dhani tidak mengadopsi seutuhnya, walakin mengadaptasinya ke dalam Bahasa Indonesia. Hanya saja, alunan nada Mustapha dari Queen, lagu yang di-cover, tetap dipertahankan dengan suntikan sound yang fresh.[14]

Dhani sendiri, terkait Sayang, dalam satu waktu pernah menanyakan keengganan Via Vallen merilis versi Bahasa Indonesia, “Kenapa tidak di-Indonesia-kan?” tanya Dhani pada Via Vallen. “Tidak perlu mas,” jawab Via waktu itu. Tanpa diduga oleh dua penggemar Manchester United tersebut, Duo Serigala malah menjawabnya melalui karya. Barangkali Duo Serigala pun belum mendengar cuplikan obrolan tersebut. Mungkin hadirnya Sayang versi Bahasa Indonesia merupakan ‘suara alam’, sebagai langkah agar Duo Serigala teranyam sanggam.

Duo Serigala percaya bahwa tak semua lagu hits harus bertema cinta. Kepercayaan tersebut diusung dalam single selanjutnya yang berjudul Pelan-Pelan (Ah ah.. Ih ih).[15] Sepintas, lagu yang ditulis oleh Don Kinol ini terdengar cukup nakal. Apalagi kalau tidak didengarkan secara utuh, dapat dipastikan memunculkan anggapan akan melayang jauh. Namun siapa sangka, semua hanya gara-gara anting. Lalu, kenapa anting? “Jadi ini sebenarnya menceritakan tentang cewek yang minta pasangin anting sama cowoknya. Cuma memang kalau lagu dangdut kan harus seru ya lagunya. Meskipun intinya sepele,” kata Pamela sambil tertawa.

Tampak kentara bahwa Duo Serigala memang membiarkan asumsi liar hinggap dalam pikiran para lelaki, walau sebenarnya lagu ini sangat  sederhana. Kesan sensual yang melekat dalam Duo Serigala pun semakin membuat lelaki yakin jika lagu ini cenderung nakal. Namun, setelah mendengarkan bagian reffrain-nya, kemungkinan besar pendengar akan sadar bahwa kesan tersebut jauh dari lagu itu. “Unik banget karena kalau orang dengarnya hanya sepintas doang pasti bakal mikir yang macam-macam. Tapi kalau didengerin sampai setelah reff, pasti ketawa karena ternyata cuma ngomongin pasang anting doang,” ujar Pamela.

Keunikan lagu ini tak hanya dari sisi lirik saja, aransir nada pun kian membuat membawa imajinasi lelaki melintas nalar terliar. Kali ini, Duo Serigala memang berusaha menyuguhkan musik yang cenderung kekinian. “Aransemennya kita bikin musik yang asik yang modern yang memang lagi didemenin sama bocah tik tok gitu. Intinya enak banget buat goyang pastinya,” beber Pamela. Walau memiliki jeda dengan rilisan terakhir selama 378 hari, Oza dan Pamela mengaku tidak merasa kesulitan sama sekali saat proses pengerjaan single Pelan-Pelan (Ah ah.. Ih ih). “Nggak ada kesulitan sih. Yang ada nyanyinya itu sambil geli-geli gimana gitu,” ucap Pamela.

Rilisan Pelan-Pelan (Ah ah.. Ih ih) memberi kesan tersurat bahwa Duo Serigala lebih menekankan aransir nada ketimbang paduan kata. Tak ada yang istimewa dari larik liriknya, tapi untuk musik tak salah dianggap mempesona. Di balik kesan tersurat, terasa terdapat pesan tersirat yang sedang disampaikan oleh Duo Serigala. Pesan tersebut ialah supaya penikmat karya dapat mencerna secara utuh dari sajian yang dinikmati. Pasalnya Pelan-Pelan (Ah ah.. Ih ih), kalau tak dicerna secara utuh, membuka peluang untuk menghakimi dari satu sisi saja, semisal menyetigma lagu nakal. Pesan tersirat tersebut selaras dengan pendapat Nicholas G. Carr yang menyebut bahwa kemampuan orang untuk berkonsentrasi mencerna informasi secara daring berkurang karena algoritma baru membebaskan pengguna dari proses memanipulasi dan mensintesis informasi abstrak ke dalam konsep dan kesimpulan baru.[16]

Walau sudah menghasilkan karya musik apik seperti itu, tetap saja banyak khalayak yang memandang Duo Serigala ‘modal badan doang’. Tak dimungkiri bahwa kesintalan badan turut berperan dalam melambungkan nama Duo Serigala. Karena kesintalan badan pula Duo Serigala banyak mudah mendapatkan cibiran kelewat cemar. Cibiran yang nyaris membutakan hingga enggan mendengar, alih-alih mengapresiasi, kualitas vokal.[17] Wajar saja. Sah-sah saja. Mungkin penampilan Duo Serigala memantik amarah sebagian orang. Amarah yang muncul karena cemburu, dengki, atau jengkel. Sementara tak bisa dielakkan lagi bahwa, “Mata yang penuh amarah hanya memandang segala yang nista sepertihalnya mata yang cinta akan tumpul terhadap semua cela.”[18]

Referensi

[1] Setiawan, Adib Rifqi. (2018). Ki oza kioza. Alobatnic, 1 Maret.
[2] Setiawan, Adib Rifqi. (2019). Oza kioza: dari pita suara sampai payudara. Open Science Framework, 22 April.
[3] Serigala, Duo. (2017). Kost kostan. Dalam Kost Kostan - Single. Jakarta Utara: Pelangi Records, 23 Mei.
[4] Serigala, Duo. (2015). Abang goda. Dalam Abang Goda - Single. Jakarta Utara: Pelangi Records, 9 Maret.
[5] Serigala, Duo. (2016). Sianida. Dalam Sianida - Single. Jakarta Utara: Pelangi Records, 15 September.
[6] Serigala, Duo. (2017). Sayang. Dalam Sayang - Single. Jakarta Utara: Pelangi Records, 16 November.
[7] Vallen, Via. (2017). Sayang. Dalam Sayang - Single. Jakarta: Ascada Musik, 23 Februari.
[8] Kiroro. (1998). Miraie. Dalam Mirai e (未来へ, To the Future) - Single. Tokyo, Victor Entertainment, 24 Juni.
[9] Cyrus, Miley. (2015). Karen don't be sad. Dalam Miley Cyrus & Her Dead Petz. New York City: RCA Records, 30 Agustus.
[10] The Beatles. (1968). Julia. Dalam The Beatles. London: Electric and Musical Industries, 22 November.
[11] BOM&HI. (2013). All i want for christmas is you. Dalam All I Want for Christmas Is You - Single. Seoul: YG Entertainment, 19 Desember.
[12] Carey, Mariah. (1994). All i want for christmas is you. Dalam All I Want for Christmas Is You - Single. New York City: Columbia Records, 1 November.
[13] T.R.I.A.D. (2010). Mustapha ibrahim. Dalam T.R.I.A.D. Jakarta Utara: Pelangi Records, 18 Juli.
[14] Queen. (1978). Mustapha. Dalam Jazz. London: Electric and Musical Industries, 10 November.
[15] Serigala, Duo. (2018). Pelan-pelan (ah ah.. ih ih). Dalam Pelan-Pelan (Ah Ah.. Ih Ih) - Single. Jakarta Utara: Pelangi Records, 29 Novermber.
[16] Carr, Nicholas G. (2008). Is google making us stupid?. The Atlantic, 1 Juli.
[17] Setiawan, Adib Rifqi. (2018). Breast capital. Alobatnic, 5 Maret.
[18] Setiawan, Adib Rifqi. (2018). Hard to say happy birthday park bom. Alobatnic, 24 Maret.