Catatan:
Artikel
ini diindeks dengan Pengenal Objek Digital (Digital Object Identifier atau
disingkat DOI): 10.31219/osf.io/y9wu8
Foto: Sophia Inggriani Latjuba (koleksi
pribadi Λlobatniɔ)
Beberapa menit lalu ketika membeli rokok Senior di warung sebelah rumah, sambil menunggu uang kembalian, saya menyaksikan tayangan iklan yang menohok. Iklan yang menampilkan Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu tersebut menyampaikan bahwa produk pasta gigi bersiwak. “Alhamdulillah sekarang sudah ada pilihan yang pas,” ucap Teuku Wisnu membuka, “Sasha, pasta gigi halal bersiwak,” lanjut Shireen Sungkar. Di akhir iklan Teuku Wisnu menguatkan ucapan Shireen, “Pasta gigi bersiwak,” yang disambung dengan, “waktunya hijrah,” oleh Shireen.[1]
Iklan
tersebut sangat menohok karena telah menyebarkan berita palsu kepada
masyarakat. Meskipun tidak secara gamblang disampaikan, tampak terdapat kesan
bahwa pasta gigi selain produk tersebut tidak mengandung siwak. Padahal dalam
kajian fiqih, urusan siwak sudah dibahas begitu rinci yang secara keseluruhan
terletak kepada sikat gigi, bukan pasta gigi. Andai produk yang diiklankan oleh
Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu tersebut bukan soal menyebut ‘pasta gigi
bersiwak’, tapi ‘sikat gigi bersiwak’, saya tak begitu keberatan membuka ruang
toleransi. Pasalnya secara pribadi saya tipikal orang yang intoleran, apalagi
kepada perilaku membodohi ummat (bukan kepada ‘kebodohan’ tapi
‘membodohi’).
Kalau
saya sempat mengulas iklan tersebut dari perspektif fiqih, caranya mudah. Pertama,
mengurai pembahasan tentang siwak melalui kajian pustaka fiqih, seperti dari
buku tingkat matan yakni Taqrib dan Qurrotu ‘Ain, beserta syarah
dan chasyiyah-nya. Luaran dari langkah pertama ini sudah dapat menjadi
bahan untuk menyusun spektrum pendapat ulama’ tentang siwak.
Kedua, mengaitkan uraian tersebut dengan
iklan yang ditayangkan. Rumusan masalah untuk mengaitkan seperti, “Apakah hanya
produk pasta gigi tersebut yang dapat dikatakan bersiwak?” Atau malah yang buat
saya lebih penting, “Apakah ungkapan pasta gigi bersiwak tepat dari sisi
fiqih?” Atau bisa juga, “Bagaimana tindakan yang harus dilakukan oleh Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) terhadap iklan yang membodohi masyarakat
tersebut?”
Walau
sudah memiliki gambaran kasar tentang cara mengulas iklan tersebut dari
perspektif fiqih, saya tak melakukannya karena beberapa alasan. Pertama,
malas. Saya adalah orang yang paling malas. Tingkat kemalasan saya sangat
tinggi. Kalau tidak malas, tentu saya sudah dapat membuat katalog perbandingan
intensitas cahaya sebuah lampu dengan volume ruang, sehingga tak salah membeli
lampu membuat mata saya blereng (Jawa: silau). Gebleg banget emang.
>___<
Kedua, teman-teman saya yang lebih cakap
tentang urusan fiqih sangat banyak. Kalau saya membahas iklan tersebut cuma
berdasarkan kajian pustaka yang notabene mengumpulkan pendapat terkait siwak,
teman-teman saya dapat dipastikan sanggup mengevaluasi setiap pendapat
tersebut. Taruhlah nama-nama seperti Khoirul Umam, Ferhadz Ammar Muhammad, Ulil
Abshar-Abdalla, atau Nong Darol Mahmada. Malah Nong Darol Mahmada dapat lebih
memperkaya pembahasan dengan memberi saran kepada YLKI untuk menyikapi tayangan
iklan tersebut.
Ketiga, jika saya sibuk nyeleding tekel
perilaku sekelompok ummat Islam yang gemar melakukan pembodohan kepada
masyarakat dengan bekal pemahaman seadanya dari kitab kuning, kajian keislaman
hanya berputar-putar sampek pegel di situ-situ saja tanpa menghadirkan
inovasi gagasan laiknya dikeluhkan oleh Novriantoni Kahar.[2]
Padahal masih banyak kajian keislaman yang harus dilakukan dari sisi teoretis
atau praktis. Dari sisi teoretis seperti, “Mengapa ulama’ tashowuf kurang
apresiatif terhadap mustholah hadits?” Sementara dari sisi praktis misalnya,
“Bagaimana langkah pembelajaran yang dapat dilakukan untuk membekali literasi
fiqih kepada murid (siswa/santri/pelajar/apalah namanya)?” (Istilah
‘literasi fiqhiyyah’ ini buatan sekilas saja, maksudnya kemampuan orang untuk
menerapkan pemahaman fiqih (meliputi konten, prosedur, dan epistemik) dalam
mengambil keputusan).
Keempat, untuk masa sekarang saya sedang
merapikan gagasan untuk menggunakan mabādī ‘asyroh dalam pembelajaran
setiap cabang keilmuan (mata pelajaran), menunjukkan penerapan gagasan erotic
capital dari Catherine Hakim, serta menyusun pembelajaran ilmu pengetahuan
alam (IPA) berorientasi scientific literacy yang kali pertama digagas ngegas
oleh Paul deHart Hurd. Gagasan untuk menggunakan mabadi’ ‘asyroh mewujud
dalam penerbitan artikel Debut Mengajar Biologi dan Mabādī ‘Asyroh
Fisika serta terlibat di kolokium Universitas Negeri Surabaya dengan paper
berjudul Penggunaan Naḍom Mabādī ‘Asyroh dalam Pembelajaran Biologi untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar.[3][4][5] Kalau erotic
capital dan scientific literacy, tak perlu dimasukkan list,
nanti pamernya nambah.
Kelima, saya punya pertanyaan pribadi
terkait fisika berupa massa benda yang dapat mengalami efek kuantum dan
menghasilkan force gravitasi serta biologi yakni cara kerja ribosom
dalam mengubah RNA-m menjadi protein. Kedua pertanyaan tersebut hanya dapat
dijawab melalui experiment yang kemungkinan besar tidak akan dapat saya
lakukan. Karena itu, lebih baik saya mengumpulkan data experiment yang
sudah ada laiknya dulu dilakukan oleh Johannes Kepler terhadap data milik Tycho
Brahe.[6]
Saya
yakin kegelisahan terhadap keadaan ummat Islam saat ini seperti yang
dituturkan muncul dalam benak setiap orang. Ari Hardi Karim, pada 3 Januari
2019 selepas saya gelisah dengan kondisi Chelsea menelepon saya. Ari mengajak
saya menjadi kontributor di situs fiqihku.id, yang memuat konten terkait (atau
dikaitkan) dengan fiqih. Ajakan tersebut saya tanggapi dengan mengirim artikel Peran
Biologi dalam Mendukung Pelaksanaan Jihād, yang sayangnya tak pernah dimuat
di situs tersebut. Ternyata ketika saya periksa pada 25 April 2019, situs
tersebut tampak tak jadi tayang karena baru memuat 1 buah artikel.[7]
Ukuran buruk untuk situs daring yang ingin masuk ke arena artikel populer.
Artikel yang saya kirim itu sendiri diterbitkan melalui blog Alobatnic
dan Qureta.com.[8][9]
Wilson
Sitorus, pada 24 April 2019 dinihari, menanggapi cuitan tentang artikel di Magdalena.co.[10]
Tak kurang 9 buah cuitan ditembakkan oleh Tuan Wahai. Beruntung MU kalah, saya
jadi merasa aman di peringkat keempat. Besok 28 April 2019 MU tanding melawan
Chelsea soalnya. Saya rasa Tuan Wahai tepat menanggapi secara ofensif artikel Jejak
'Queer' dalam Alquran dan Hadis yang ditulis oleh Aan Anshori dan diterbitkan
magdalena.co pada 20 Februari 2019.[11] (Namun, cuitan yang
ditanggapi oleh fans MU yang gembira klubnya kalah ini di-post pada 24
April 2019)[12]. Pasalnya artikel tersebut dibuat secara prematur,
isinya tidak dapat saya cerna, alur penuturan tidak runtur, dan sistematika
penulisan kurang ajar. Hamosok ada ulama Pakistan bernama Sayyid Abul
al-Maududi, A’la-nya dikemanakan? Dikasih Liverpool biar tinggi? Pelanggaran
tata tulis Isim ‘Alam lahhhh.
Ketika
membahas tentang Islam, saya kerap mendapat anggapan dan dugaan kurang
apresiatif terhadap Islam maupun muslimin-muslimat. Kalau dugaan saya dapat
diterima, faktor utama yang menyebabkan anggapan dan dugaan tersebut ialah
kegagagalan saya dalam berkomunikasi. Pasalnya sebaran orang yang kerap
menganggap dan menduga, nyaris berasal dari himpunan kelompok yang sama. Karena
itu, saya kerap malas ketika mengajak orang lain membahas masalah terkait ummat
Islam secara rapi dan rinci. Belum sempat membahas sudah dituduh macam-macam,
entah dituduh meruntuhkan keyakinan atau bahkan menguatkan pemikiran para
penuduh. Bukankah lebih baik saya menikmati BLΛƆKPIИK saja?
BLΛƆKPIИK
sekarang menjadi identitas utama saya, terutama sejak Oza Kioza menyepakati
permintaan meng-cover lagu Ddu-Ddu Ddu-Ddu walau pelafalannya amburadul
(diulangi pula di lagu Solo dari Kim Jennie, mbakkkkkkkkk
>___<).[13][14] BLΛƆKPIИK sendiri baru 2 kali saya tulis,
ketika merunut alur remuknya 2NE1 sampai mulai berjayanya grup yang diisi oleh
Roseanne Park dkk tersebut serta aspek kecantikan yang ditampilkan dalam video
musik As If It’s Your Last.[15][16][17]
Sisi
terkait BLΛƆKPIИK yang gemar saya gunakan, terkait kajian keislaman cabang
fiqih, ialah hukum mendengarkan suara perempuan berdasarkan kitab kuning atau
hukum melihat perempuan tayangan video BLΛƆKPIИK. Kelompok usia santri (di
pondok yang saya kelola) dari kelahiran 2002-2005 terbilang paling semangat
menanggapi. Tak jadi soal bagaimana tanggapan mereka, yang jelas mereka dapat
diajak untuk belajar bersama cara menggunakan pemahaman fiqih dalam menghadapi
masalah keseharian.
Dengan
keadaan pribadi tersebut, saya sering berharap kepada teman-teman yang
bergabung dalam grup Santri Scholar Society (SSS). SSS adalah nama buatan saya
untuk menanggapi impian Surotul Ilmiyah agar Badan Semi Otonom (BSO) Santri
dapat dikembangkan ke arah penerbitan artikel akademik. Impian tersebut
disampaikan ketika BSO Santri tampak mapan menerbitkan artikel populer melalui Majalah
SANTRI dan terasa siap memasuki arena daring dengan merilis situs
mediasantri.id.[18][19]
Saya
memang tak dapat berkomunikasi dengan bagus, sampai akhirnya impian tersebut
menjadi Mimpi yang Terbunuh.[20] Walau Majalah SANTRI
ternyata tidak punah dan mediasantri.id masih berjalan, sering muncu rasa
bersalah bahwa saya pernah menghancurkan BSO Santri pada 2015-6. Rasa bersalah
tersebut yang membuat saya menulis 3 artikel untuk edisi 10 April 2018 lalu; Eny
Rochmawati Octaviani, Busana, dan Rosa Amalia Iqonyi
sekaligus membuat catatan pribadi tentang penerbitan tersebut.[21][22][23][24]
Sebelum dan setelahnya, saya juga membuat sejenis tampilan data alur perjalanan
BSO Santri dari awal dibentuk sampai era kepemimpinan Surotul Ilmiyah.[25][26]
Padahal
secara teknis, impian Ilmy tersebut memungkinkan untuk mewujud. Ada beberapa
teman, dari BSO Santri sendiri, yang memiliki performa bagus dalam
penulisan artikel akademik dan populer.
Fadhli
Lukman, pemimpin umum BSO Santri sebelum Ilmy, terbilang pantauan saya yang performa-nya
paling bagus. Fadhli sudah menerbitkan 18 artikel akademik serta mengikuti
kolokium sebanyak 14 kali.[27] Fadhli juga aktif menjadi kontributor
di SurauParabek.or.id dan sempat beberapa kali menulis di GeoTimes.co.id.[28][29]
Berdasarkan perhitungan Google Scholar, h-index dari 11 artikel Fadhli
ialah 1, dengan catatan Epistemologi Intuitif dalam Resepsi Estetis HB
Jassin terhadap Al-Qur’an dikutip sebanyak 4 kali.[30]
Ilmy
sendiri sejak 2018 menunjukkan tanda-tanda mulai dapat mengikuti derap
ketekunan Fadhli. Sebanyak 2 artikel akademik diterbitkan Ilmy, yang berasal
dari keterlibatan di kolokium.[31][32] Walau 1 artikel hanya
alihbahasa dari skripsinya, tak jadi soal.[33] Saya juga memecah
Skripsi menjadi beberapa artikel akademik serta menjadi bahan ikutserta di
kolokium kok.[34][35][36][37] Woles saja. Walau sudah mulai
menerbitkan artikel ‘ilmiyyah sejak umur 15 tahun 142 hari, buat saya
sendiri Ilmy lebih kuat sisi entrepreneurship.[38] Sisi entrepreneurship
seperti ditunjukkan dengan kemampuannya membawa BSO Santri menjadi sejenis
lembaga yang turut bermain di pasar serta pengajuannya yang disetujui untuk
memperoleh bantuan pemerintah wirausaha pemula, jasa percetakan dan penerbitan
buku di Kabupaten Pasuruan.[25][26][39]
Belum
lagi untuk artikel populer, ada Ghina Rahmatika yang pindah dari medium, ke
wordpress, lalu ke situs pribadi.[40][41][42] Gitu kok setia,
hihhhh. Ghina Rahmatika mungkin pantauan saya yang performa-nya
paling cemerlang. Kebetulan saya suka gaya tuturnya yang tiru-able.
Arini Falahiyah juga semangat lho, selama dirinya tidak banyak diatur
secara teknis. Arini dibiarkan saja main sesukanya, nanti kalau pegel
juga diem sendiri kok, kayak saya, tapi enggak jodoh kayaknya.
Itu
baru itungan kasar internal, belum menghitung eksternal di luar BSO Santri,
yang masih masuk himpunan anak PBSB. Belum lagi hitungan eksternal di luar PBSB
yakni santri di pesantren. Apalagi nama-nama yang saya sebutkan bukan tipikal
penulis pasca bayar, atau orang yang menulis untuk dibayar. Sumber daya manusia
yang menjanjikan, sakjannya.
Kepada
beberapa teman di BSO Santri (yang sering bilang junior padahal saya lebih
imut), harapan sejenis demikian kerap disampaikan. Harapan agar mau menanggapi
secara tertulis terhadap masalah terkait islam dan ummat muslim.
Sebenarnya saya tak fanatik hanya terhadap karya tulis saja. Namun, saya punya
kelemahan visual yang membuat saya tak dapat bermain di arena gambar. Makanya
saya selalu meminta bantuan kepada Vivid Rohmaniyah ketika menghadapi kendala
visual. Vivid dan saya juga sedang berupaya untuk membuat format terbitan PDF yang
agak update, biar beda antara PDF dan print-printan.
Secara
umum, saya berharap agar teman-teman di BSO Santri (yang sering bilang junior
padahal saya lebih imut) supaya, “Tekun mengulik detil dan paham pengetahuan
secara objektif agar bisa menampilkan hasil yang layak dan berkualitas.”
Seperti disampaikan oleh Clara Ng pada 5 Januari 2018 silam. Siapakah Clara Ng?
Kalau ingin tahu, silakan periksa artikel saya Clara Ng, Bercerita
Cerita Clara atau versi Inggris Clara Ng: A Brief Journey of A Remarkable
Female for Our Time dan Prancis Clara Ng: Un Bref Voyage d'Une Femme
Remarquable pour Notre Temps.[43][44][45][46]
Sampai
di sini sudah arogan belum? Kalau belum, nanti ditambah lagi.
Λlobatniɔ,
penggemar berat Surotul Ilmiyah.
K.Jm.Lg.200840.250419.23:48
Referensi
[1] Setiawan, Adib Rifqi.
(2019,
25 April). Iklan Sasha Pasta Gigi Siwak - Waktunya Berhijrah. YouTube.com/AdibRS.
[2] Kahar, Novriantoni. (2011,
19 Oktober). Al-Jabiri dan Ilmu-Ilmu Rasional. IslamLib.com.
[3] Setiawan, Adib Rifqi.
(2018,
4 Agustus). Debut Mengajar Biologi. Alobatnic.blogspot.com.
[4] Setiawan, Adib Rifqi.
(2018,
31 Desember). Debut Mengajar Biologi. Alobatnic.blogspot.com. DOI: https://doi.org/10.31227/osf.io/jey4k
[5] Setiawan, Adib Rifqi.
(2018, 23 Maret). Penggunaan Naḍom Mabādī ‘Asyroh dalam Pembelajaran Biologi
untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar. Disampaikan dalam kolokium Seminar
Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi III (IP2B III)
2019” di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
[6] Caspar, Max. (2012,
10 Oktober). Kepler, hlm. 86-9. Courier Corporation.
[7] Tampilan
Fikihku.id pada 26 April 2019 pukul 00:24 GMT+7
[8] Setiawan, Adib Rifqi.
(2018,
04 Oktober). Peran Biologi dalam Mendukung Pelaksanaan Jihād. Qureta.com.
[9] Setiawan, Adib Rifqi.
(2018,
25 September). Peran Biologi dalam Mendukung Pelaksanaan Jihād. Alobatnic.blogspot.com.
[10] Sitorus, Wilson. (2019,
25 April). Twitter’s Status. twitter.com/wilsonsitorus.
[11] Anshori, Aan. (2018,
20 Februari). Jejak 'Queer' dalam
Alquran dan Hadis. Magdalene.co.
[12] Magdalene. (2019,
24 April). Twitter’s Status. twitter.com/the_magdalene.
[13] Fitria, Roza
Lailatul. (2018,
19 November). BLACKPINK - ‘뚜두뚜두 (DDU-DU DDU-DU - OZA KIOZA
(REGGAEDUT VERSION). YouTube.com/OchaFitria.
[14] Fitria, Roza
Lailatul. (2019,
7 Januari). OZA KIOZA - SOLO/JENNIE ( Dangdut Version ).
YouTube.com/OchaFitria.
[15] Setiawan, Adib
Rifqi. (2019,
5 Januari). We Broke Up, We Rising Up. Alobatnic.blogspot.com.
[16] Zein, Laila Fariha,
dan Setiawan, Adib Rifqi. (2019, 9 April).
Kecantikan Perempuan dalam As If It’s Your Last karya BLACKPINK. INA-Rxiv.
DOI: https://doi.org/10.31227/osf.io/pfrz6
[17] Zein, Laila Fariha,
dan Setiawan, Adib Rifqi. (2019, 9 April).
Women's Beauty in As If It's Your Last by BLACKPINK. Frenxiv. DOI: https://doi.org/10.31226/osf.io/57n8t
[18] Profil
Majalah SANTRI di Issuu.com
[19] Tampilan
MediaSantri.id pada 26 April 2019 pukul 00:24 GMT+7
[20] Andra And The
Backbone. (2008,
1 Januari). Mimpi Yang Terbunuh. Dalam album studio Season 2. GP
Records.
[21] Setiawan, Adib
Rifqi. (2019,
10 April). Eny Rochmawati Octaviani. Majalah SANTRI, hlm. 15-8. DOI: https://doi.org/10.31227/osf.io/t296z
[22] Setiawan, Adib
Rifqi. (2019,
10 April). Busana. Majalah SANTRI, hlm. 26-7. DOI: https://doi.org/10.31227/osf.io/mzca9
[23] Setiawan, Adib
Rifqi. (2019,
10 April). Rosa Amalia Iqony. Majalah SANTRI, hlm. 46. DOI: https://doi.org/10.31227/osf.io/rymxt
[24] Setiawan, Adib
Rifqi. (2019,
1 April). Ternyata Majalah SANTRI Masih Terbit!. Alobatnic.blogspot.com.
[25] Setiawan, Adib
Rifqi. (2017,
10 Desember). Godly Nationalism: Tribute to Santri Scholar Press. AdibRS.blogspot.com.
[26] Setiawan, Adib
Rifqi. (2019, 11 April).
Godly Nationalism: Tribute to Santri Scholar Press. Open Science Framework.
DOI: https://doi.org/10.31219/osf.io/dfxga
[27] Curriculum
Vitae
Fadhli Lukman di uni-freiburg.academia.edu/FadhliLukman
[28] Daftar Penulis
SurauParabek.or.id: Fadhli Lukman
[29] Beranda
Penulis: Fadhli Lukman di GeoTimes.co.id
[30] Fadhli Lukman - Pengutipan
Google Scholar
[31] Ilmiyah, Surotul,
dkk. (2018).
Social Marketing Strategy of Voluntary Counselling and Testing (VCT) HIV-AIDS
in Indonesia. KnE Life Sciences, 4(4), hlm. 268-280.
[32] Ilmiyah, Surotul,
dkk. (2019).
Village Funding Allocation for Improving the Use of Long-Acting and Permanent
Methods of Contraception (LAPM) in West Nusa Tenggara Province. KnE Life
Sciences, 4(10), hlm. 402-410.
[33] Ilmiyah, Surotul. (2015,
28 Januari). Gambaran Perencanaan Pemasaran Sosial Program Voluntary
Counselling And Testing (VCT) HIV-AIDS di Puskesmas Ciputat Tahun 2014.
Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
[34] Setiawan, Adib
Rifqi. (2016, 17 Desember).
Mengonstruksi Rancangan Soal Domain Kompetensi Literasi Saintifik Siswa SMP
Kelas VIII pada Topik Gerak Lurus. Disampaikan dalam Seminar Nasional Fisika
(SiNaFi) II 2016 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). DOI: https://doi.org/10.31227/osf.io/g8ex2
[35] Setiawan, Adib Rifqi
(2017,
24 Februari) Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Melatihkan Literasi
Saintifik dalam Domain Kompetensi pada Topik Gerak Lurus di Sekolah Menengah
Pertama. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.
[36] Setiawan, Adib
Rifqi. (2017,
25 September). Mengonstruksi Rancangan Soal Domain Kompetensi Literasi
Saintifik Siswa SMP Kelas VIII pada Topik Gerak Lurus. Wahana Pendidikan
Fisika, hlm. 44-8.
[37] Setiawan, Adib Rifqi
(2018,
24 November) Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Melatih Literasi Saintifik
pada Topik Gerak. Disampaikan dalam Seminar Nasional Fisika (SiNaFi) IV 2018
di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). DOI: https://doi.org/10.31227/osf.io/7htuj
[38] Ilmiyah, Surotul. (2008,
19 November). Optimalisasi Penanggulangan Permasalahan Sampah di Kabupaten
Pasuruan Melalui Sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle). SMA Al Yasini.
[39] Data Pendaftar
Bantuan Pemerintah Wirausaha Pemula, Jasa Percetakan dan Penerbitan Buku, KAB
PASURUAN nomor
urut 16892
[40] Ghina Rahmatika |
Neena – Medium
[41] Ghina (neenaghina)
di WordPress.com
[42] Situs
Ghina’s Journal
[43] Setiawan, Adib
Rifqi. (2018,
15 Januari). Clara Ng: an author for our time. Alobatnic.blogspot.com.
[44] Setiawan, Adib
Rifqi. (2019, 24 April).
Bercerita Cerita Clara. Open Science Framework. DOI: https://doi.org/10.31219/osf.io/4jhkt
[45] Setiawan, Adib Rifqi.
(2019,
24 April). Clara Ng: A Brief Journey of A Remarkable Female for Our Time. LIS
Scholarship Archive. DOI: https://doi.org/10.31229/osf.io/ktrhm
[46] Setiawan, Adib
Rifqi. (2019, 24 April).
Clara Ng: Un Bref Voyage d'Une Femme Remarquable pour Notre Temps. Open
Science Framework. DOI: https://doi.org/10.31219/osf.io/tn93q