Peran Biologi dalam Mendukung Pelaksanaan Jihād


“Jangan sibuk menghujat sehingga lupa untuk mencari solusi.”
Eny R Octaviani, 27 Mei 2018, 20:53 GMT+7. [lihat]
Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; AdibRS; Adib RS; ARS; Alobatnic; 26 March 1994; RMadhila; Scholaristi; Pelantan; Santri Scholar; Santri; Scholar; Santri Scholar Society; XEROXXI; XERO; XXI; Blackjack Soldier; LP2NE1; Kirana ♈ Azalea; Kirana Azalea; 투애니원; 2NE1; 블랙잭; Blackjack; 박봄; Park Bom; 박; 봄; Park; Bom; haroobomkum; 24 March 1984; 이채린; Lee Chae-lin; 이; Lee; 채린; Chaelin; CL; chaelinCL; 26 February 1991; 박산다라; Park San-da-ra; Sandara Park; 산다라; Sandara; Dara; krungy; 12 November 1984; Linkin Park; LP; Soldier; Michael Kenji Shinoda; マイケル・ケンジ・シノダ; マイク・シノダ; Mike Shinoda; Michael; マイケル; Kenji; ケンジ; Mike; マイク; Shinoda; シノダ; 11 February 1977; Bradford Phillip Delson; Brad Delson; Bradford; Phillip; Brad; Delson; 01 December 1977; Robert Gregory Bourdon; Rob Bourdon; Robert; Gregory; Rob; Bourdon; 20 January 1979; Joseph Hahn; 요셉 한; Joe Hahn; 조 한; Joseph; 요셉; Jo; 조; Hahn; 한; 15 March 1977; Valentino Rossi; Valentino; Rossi; VR46; VR; 46; 16 February 1979; Sky Racing Team by VR46; Yamaha; Grand Prix motorcycle racing; MotoGP; Yamaha Motor Racing; Yamaha Factory Racing; Yamaha MotoGP; Paris Whitney Hilton; Paris Hilton; Paris Whitney; Paris; Whitney; Hilton; 17 February 1981; John George Terry; John Terry; John; George; Terry; JT26; JT; 26; 07 December 1980; Chelsea Football Club; Chelsea FC; Chelsea; Football; Club; Petr Čech; Petr; Čech; 20 May 1982; Steven George Gerrard; Steven Gerrard; Steven; Gerrard; StevieG; 30 May 1980; Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro; Cristiano Ronaldo; CR; CR7; Cristiano; Ronaldo; dos; Santos; Aveiro; 05 February 1985; Real Madrid Club de Fútbol; Real Madrid C.F.; Real Madrid; Real; Madrid; Daniela Hantuchová; Daniela; Hantuchová; Dani; 23 April 1983; Мари́я Ю́рьевна Шара́пова; Maria Yuryevna Sharapova; Мари́я Шара́пова; Maria Sharapova; Мари́я; Ю́рьевна; Шара́пова; Maria; Yuryevna; Sharapova; 19 April 1987; KiSS — Keep it Shiny and Sustainable; KiSS; Keep it Shiny and Sustainable; Keep; it; Shiny; and; Sustainable; Manusia adalah Makhluk Berperasaan; Manusia; Makhluk Berperasaan; Islām Aries-Blackjack, is Islām?; Islām; Aries-Blackjack; is Islām; Islām Aries-Blackjack; Islām Aries; Islām Blackjack; Revolutic; Meniti Ilmuwati (Scholaristi); Meniti Ilmuwati; Meniti; Ilmuwati; Peran Biologi dalam Mendukung Pelaksanaan Jihād; Peran Biologi; Pelaksanaan Jihād; Biologi; Jihād; feycenic;
Aksi Po dalam Kung Fu Panda 3 [0]

Biologi adalah ilmu yang membahas tentang makhluk hidup.[1] Dalam biologi, makhluk hidup menjadi objek pembahasan yang dipelajari secara rapi dan rinci. Agar memudahkan dalam mempelajarinya, objek pembahasan dibagi ke dalam beberapa tingkat organisasi kehidupan. Tingkat tersebut secara berurutan dari paling kecil sampai paling besar ialah Molekul, Organel sel, Sel, Jaringan, Organ, Sistem organ, Organisme, Populasi, Komunitas, Ekosistem, dan Biosfer. Tentunya setiap tingkat memiliki cakupan dan batasan serta masalah sendiri.[2]

Objek pembahasan tersebut diperoleh melalui penyelidikan terhadap makhluk hidup yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.[3] Metode ilmiah adalah seperangkat langkah teratur dan terukur untuk membahas objek tertentu. Pada dasarnya metode ilmiah dipakai agar runtutan langkah pembahasan dapat dilakukan kembali oleh orang lain, sehingga hasilnya dapat diuji maupun dikembangkan secara berkelanjutan. Secara umum, langkah tersebut mencakup identifikasi masalah, perumusan masalah, penentuan informasi yang dibutuhkan beserta cara memperolehnya, pengorganisasian informasi yang didapatkan, serta penyimpulan hasil pembahasan.[4]

Manfaat positif mempelajari Biologi dapat menjadi sarana meningkatkan kesejahteraan makhluk hidup, seperti pembuatan vitamin sintetik untuk meningkatkan kesehatan tubuh, penemuan bibit unggul untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian, serta pemanfaatan bahan alam yang diolah sebagai obat. Sedangkan dampak negatif dapat menjadi alat kejahatan, seperti pemanfaatan hewan & tumbuhan secara berlebihan sampai mengancam kelestarian, penggunaan virus sebagai senjata mematikan; serta penggunaan bibit unggul berdampak terhadap pengurangan keanekaragaman hayati. Mana yang lebih besar antara manfaat positif dan dampak negatif, tergantung seberapa besar rasa kemanusiaan kita semua.

Karena memiliki manfaat positif (dan juga dampak negatif) terhadap kehidupan masyarakat pada khususnya dan alam semesta pada umumnya, menurut Abū Ḥāmid Muḥammad al-Ghozālī (Arab: أبو حامد محمد بن محمد الغزالي) ḥukum syar’i mempelajari Biologi adalah fardhu kifāyah (Arab : فرض كفاية; keharusan yang bersifat kolektif).[5][6] Penuturan al-Ghozālī ini didasarai alasan bahwa Biologi tidak termasuk ke dalam disiplin ilmu syar’i, seperti mengatur tata cara peribadatan dan interaksi dengan sesama manusia.

Dilihat dari peta disiplin ilmu secara umum, Biologi adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA, Natural Sciences) yang melengkapi pembahasan tentang alam dari ilmu lain. Misalnya dalam membahas orang yang sedang bergerak. Fisika membahas seberapa jauh jarak dan perpindahan yang dialami oleh orang tersebut pada waktu tertentu, sementara Biologi melengkapi pembahasan dengan menguraikan cara manusia bisa bergerak. Dengan saling melengkapi pembahasan seperti ini Biologi membantu Fisika menemukan Kelestarian Energi pada alam yang terungkap kali pertama pada tahun 1842 M.[1][7]

Sementara ketika dilihat dari dari peta disiplin ilmu secara khusus, Biologi memiliki beberapa bidang, yang masing-masing saling melengkapi pembahasan terkait makhluk hidup. Bidang tersebut antara lain:
1. Anatomi : bidang yang mempelajari struktur tubuh makhluk hidup;
2. Botani : bidang yang mempelajari tumbuhan;
3. Ekologi : bidang yang mempelajari hubungan antara makluh hidup dan lingkungan;
4. Mikrobiologi : bidang yang mempelajari organisme berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang; serta
5. Zoologi : bidang yang mempelajari hewan.

Keistimewaan Biologi dibandingkan dengan ilmu lain ialah secara langsung dapat menjadi sarana mengenali diri dan lingkungan untuk mewujudkan ukhuwah ‘alamiyyah (Arab أُخُوّة عَالَمِيّة; persaudaran sesama penghuni alam raya). Secara konkret dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya menghindari munculnya organisme penyebab penyakit tidak pada habitatnya, merawat kelestarian alam guna menjaga aliran energi dan siklus materi dalam ekosistem, serta memanfaatkan produk alam seperlunya.

Keistimewaan lain dari Biologi ialah dapat menjadi sarana untuk membantu pelaksanaan jihād. Diakui atau dimungkiri, kata jihād berperan penting dalam melambungkan nama Islam di panggung global.[8] Walau memang lebih banyak kesan buruk ketimbang baik, tak perlu terlampau dipermasalahkan. Justru kesan buruk itulah yang kemudian menggugah cerdik-cendekia untuk mendiskusikan sebuah kata yang muncul dalam al-Qur’ān sebanyak 42 kali ini.[9]

Kata jihād (جهاد) berasal dari kata jahada (جهَدَ), yajhadu (يَجهَد), dan jahdan (جَهْدًا). Turunan dari kata ini antara lain ijtihād (اِجتهاد) dan mujāhadah (مُجاهَدة). Semuanya mengandung arti kesungguhan.[10] Bedanya kalau penekanan jihād pada kesungguhan yang bersifat secara material, ijtihād bersifat intelektual, sementara mujāhadah bersifat spiritual. Masing-masing dari ketiganya menempati posisi sendiri yang saling melengkapi guna membawa manusia pada tingkatan paripurna.

Ditilik dari sisi Fiqh, ḥukum syar’i jihād ialah fardhu kifayah dalam setiap tahun.[11] Bentuk jihād beragam, antara lain: menegakkan agama melalui uraian logis ajaran agama yang sekilas tampak sulit untuk dicerna nalar seperti sifat Allāh dan hari akhir serta disiplin ilmu syar’i seperti Tafsir, Hadist, dan Fiqh. Bentuk lain yang turut disebutkan ialah mencukupi kebutuhan orang yang harus ditanggung oleh government (pamong/pengelola organisasi kenegaraan).

Hal yang menarik dan perlu dicermati bahkan mungkin patut dilestarikan ialah pada bentuk kedua tersebut. Bentuk tersebut menekankan makna jihād sebagai kesungguhan mengayomi dan melindungi orang-orang yang berhak mendapatkan perlindungan, baik Muslim atau bukan. Pada jaman now, bentuk jihād kedua tersebut terasa membumi ketika seseorang melakukan beberapa langkah seperti berikut:[12]

1. al-Iṭ’ām (jaminan pangan), ialah mengupayakan masyarakat agar mendapatkan hak kelangsungan hidup. Langkah ini dapat diwujudkan dengan cara seperti penyediaan bahan makanan pokok dengan harga terjangkau dan pemberian bantuan untuk orang yang tidak mampu.

2. al-Iksā’ (jaminan sandang), ialah memperjuangan agar masyarakat mampu memperoleh kebutuhan sandang secara cukup. Langkah konkretnya seperti penyediaan kebutuhan bahan baku tekstil dan penyediaan pakaian yang sesuai dengan kemampuan masyarakat.

3. al-Iskān (jaminan papan), ialah mengusahakan agar masyarakat mampu mendapatkan kebutuhan tempat tinggal. Bentuk dari langkah ini seperti pengadaan rumah sederhana dengan harga terjangkau dan perlindungan kepada masyarakat dari jenis kredit yang memberatkan.

4. Tsaman al-dawā’ (jaminan pengobatan), ialah mengupayakan agar masyarakat yang sedang jatuh sakit tidak terbebani ongkos berobat. Penerapan hal ini bisa dilakukan dengan mengusahakan agar harga obat murah melalui pembelian paten obat atau pemberian subsidi serta membangun fasilitas layanan kesehatan setiap radius 10 km dengan sarana dan prasarana minimal yang mencukupi.

5. Ujrah al-Tamrīdh (jaminan kesehatan), ialah memperjuangkan agar kesehatan masyarakat dapat terawat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan tindakan pencegahan penyakit supaya masyarakat menyadari bahwa pemenuhan nutrisi tubuh dan perawatan kebersihan lingkungan perlu dilakukan.

Pada kelima langkah tersebut, Biologi dapat menyumbangkan perannnya. Misalnya pada langkah penyediaan bahan makanan pokok dengan harga terjangkau, melalui teknologi pangan dapat dihasilkan makanan seperti tempe. Atau pada langkah penyediaan kebutuhan bahan baku tekstil, dapat diusahakan melalui rekayasa genetika agar tanaman kapas bisa tahan hama dan memberikan hasil panen yang lebih baik.

Dengan demikian, manfaat mempelajari Biologi dapat dirasakan secara konkret, baik dari tinjauan syar’i maupun society. Juga sebagai upaya agar pelaksanaan jihād tidak ditinggalkan maupun ditanggalkan sekaligus tidak menimbulkan keresahan, bahkan dapat menjadi upaya membangun keharmonisan lingkungan.


Bibliografi

[1] Richard Phillips Feynman. (2011). Six Easy Pieces, hlm. 49-50. Basic Books. [lihat]

[2] Jane B. Reece, dkk. (2011). Campbell Biology. (9th ed.), hlm. 4-5. Pearson Education. [lihat]

[3] Jane B. Reece, dkk. (2011). Campbell Biology. (9th ed.), hlm. 18-23. Pearson Education. [lihat]

[4] Jack R. Fraenkel & Norman E. Wallen. (2009). How to Design and Evaluate Research in Education (7th ed.), hlm. 5-7. McGraw-hill. [lihat]

[5] Abū Ḥāmid Muḥammad al-Ghozālī. (2005). Iḥya` ‘Ulūmu ad-Dīni, hlm. 24. Dār ibn Ḥazmi. [lihat]

[6] Abū Ḥāmid Muḥammad al-Ghozālī. (2010). Al-Munqidh min al-Dholāl wa al-Mauṣul ilā Dzi al-‘Izzati wa al-Jalāl, hlm. 6. Riyadh: Islamicbook. [lihat]

[7] Julius Robert Mayer. (1842). Bemerkungen über die Kräfte der unbelebten Natur. Annalen der Chemie und Pharmacie, 42 (2), hlm. 233–240. [lihat]

[8] Nong Darol Mahmada. (2003). Menjawab Terorisme dengan Islam Warna-Warni. IslamLib.com, 9 Februari. [lihat]

[9] Muḥammad Fu`ād ‘Abdu al-Bāqī. (2008). al-Mu'jāmu al-Mufahrosu li`Alfādzi al-Qur'āni al-Karīmi, hlm. 182-3. Dār al-Kutub al-Mishriyyati. [lihat]

[10] Almaany.com. Pengertian dan Arti جهَدَ di beberapa Kamus Arab (diakses pada 25 September 2018 pukul 21:08 GMT+7). [lihat]

[11] Zaynu al-Dīni Aḥmad ibn 'Abdu al-'Azīz al-Malībārī. (2010). Fatḥu al-Mu'ini, hlm. 593-4. Dār ibn Ḥazmi. [lihat]

[12] Abū Bakr ‘Utsman ibn Muḥammad al-Dimyāṭī (1997). I'ānatu al-Ṭhōlibīna, vol. 4, blm. 206-7. Dār al-Fikr. [lihat]

Fotografi
[0] Cuplikan scene aksi Po dalam Kung Fu Panda 3 ketika mengucapkan, “I've been asking the same question - am I the son of a panda, the son of a goose, a student, a teacher? Turns out... I'm all of them.” di tengah pertarungan dengan Kai (scene pada detik ke-4455-74). [lihat]