Debut Mengajar Biologi

— mengenali diri, melantan lingkungan

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ  
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
«القرآن الكريم سورة فاطر : ٢٨-٢٧»
Debut Mengajar Biologi — mengenali diri, melantan lingkungan; Debut Mengajar Biologi; mengenali diri, melantan lingkungan; Alobatnic; Adib Rifqi Setiawan; Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyyah; Physics; Education; Biology; Scientific Literacy;
Ilustrasi : Tanaka Tatsuya
Last minute jelang tahun pelajaran 2018/9 resmi dimulai, saya mendapat kabar bahwa tugas dalam ber-khidmah (خدمة( di Madrasah TBS (Tasywiquth Thullab Salafiyyah, Arab: مدرسة تشويق الطلاب سلفيّة) kembali ke MA (Madrasah Aliyah). Pada tahun pelajaran sebelumnya yang notabene musim perdana, saya ditugaskan di MI (Madrasah Ibtidaiyyah) dan MPTs (Madrasah Persiapan Tsanawiyah) sekaligus menjadi Pembina di Pondok Pesantren Ath-Thullab.

Di MI, tugas saya ialah mengampu pelajaran Bahasa Inggris untuk kelas 1 & 2 serta Bahasa Jawa buat kelas 1-3 sekaligus menjadi Wali Kelas 2B. Sementara di MPTs, Matematika menjadi pelajaran yang saya ampu. Belakangan seiring perubahan perlahan dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013, saya memperoleh kabar untuk mengampu pelajaran Tematik di kelas 2. Sembari menikmati libur panjang akhir tahun, saya berusaha untuk mencari informasi tentang Tematik untuk kelas 2 sekaligus memperbaiki Matematika buat MPTs. Sampai akhirnya kabar mendadak tersebut saya terima, yang memang cukup membuyarkan sedikit persiapan.

Ketika akhirnya menyadari kalau tugas saya kembali ke MA, rasanya ... tidak tentu! Apakah saya merasa gugup? Percaya diri? Gembira? Waspada? Senang? Sedih? Lega? Takut? Tentu banyak faktor yang membuat semua emosi hadir mengisi ruang rasa setelah mendadak saya menerima keputusan untuk pindah, usai 353 hari melaksanakan tugas di tempat dan pelajaran yang berbeda. Satu hal tentu ialah saya yakin tidak akan mengampu pelajaran Fisika, meskipun mungkin tidak akan jauh darinya.

Keyakinan itu bukan tanpa alasan. Pasalnya di MA, semua guru rumpun IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) berlatar Fisika. Pak Mohammad Miqdad, guru saya sejak di MTs NU Miftahul Falah, berlatar Pendidikan Fisika dari Unnes (Universitas Negeri Semarang). Serupa dengannya, Ufiq Faishol Ahlif, kakak tingkat saya sejak di MA NU TBS sampai Departemen Pendidikan Fisika UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). Pun dengan Muhammad Fahmil Huda, yang baru masuk mulai musim ini, merupakan lulusan Fisika ITS (Institut Teknologi Sebelas November) sepertihalnya Nanang Nurul Hidayat yang lebih dulu bergabung.

Alhasil, sebagai member paling muda dan imut, bagian ‘aṣobah bi nafsihi (Arab: عَصَبَةُ بِنَفْسِهِ) lah yang paling mungkin saya terima. Karena itulah, di tengah sengkarut kabar tersiar yang sengaja dibiarkan, saya tak segera menanyakan pelajaran yang harus diampu. Pembiaran itu bukanlah tanpa tujuan. Setidaknya dari situ saya dapat menemukan sosok sahabat baru. Biasanya seorang sahabat merasa perlu untuk memperoleh informasi sebagai bahan konfirmasi.

Itulah yang saya dapatkan dari Khoirul Umam, orang yang posisinya saya gantikan di Pondok Pesantren Ath-Thullab. Umam, setelah beberapa waktu, mengajak bicara empat mata tentang kabar tersebut. Kepadanya saya mengungkapkan kekagetan yang didapat beserta beberapa konfirmasi dugaan yang muncul di tengah sengkarut kabar tersebut.

Cerita pada Umam tersebut, tentu saja, juga saya sampaikan kepada sahabat saya yang lain. Ketika menyampaikan kepada mereka, saya turut mengungkapkan harapan kalaupun tak dapat Fisika, mending Biologi ketimbang Kimia. Entah mengapa rasanya saya sulit sekali untuk bilang suka Kimia. Padahal justru orang berlatar Kimia lah yang pertama kali membuat saya suka IPA.

Ika Kusumawati, pelajar yang sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa saya pada 2005 silam, merupakan sosok paling penting dalam menarik minat terhadap IPA sekaligus kuliah di bidang pendidikan. Mbak Ika waktu itu KKN sebagai pelajar dari Pendidikan Kimia Unnes. Di posko KKN, saya sering main sembari dibimbing pelajaran maupun berbagi cerita seputar kuliah. Mbak Ika sendiri, dengan cara komunikasi yang berkenan mendengarkan sampai akhir paragraf, membuat saya betah berlama-lama belajar bersamanya. Saking betahnya sampai senang menyimak semua pembicaraannya, termasuk uraian lisan tentang IPA. Uniknya, justru Mbak Ika malah menginjeksi pondasi menyukai Fisika alih-alih Kimia. 

Meski Biologi saya pilih, bukan berarti sudah dikuasai. Pilihan itu sendiri jatuh karena rasanya asyik saja. Mungkin dapat dikatakan kalau terdapat kemauan untuk belajar Biologi. Ketika kuliah Strata Satu (S1) dulu pun, nyaris saya belajar Biologi lebih daripada mata kuliah yang diwajibkan oleh departemen. Pasalnya ketika semester ketujuh, mata kuliah Biofisika yang diampu oleh Bu Wiendartun sudah diambil. Sayang waktu itu mata kuliah pilihan tersebut tidak jadi dibuka karena hanya saya seorang yang mendaftarkan diri. Kzl.

Textbook Fisika kesukaan saya karena tuturannya sederhana, Physics: Principles with Applications karya Douglas C. Giancoli, turut mengambil topik Biologi sebagai contoh penerapan gagasan Fisika seakan ingin mendekatkan keduanya. Belakangan Richard Phillips Feynman menyadarkan saya kalau Biologi dan Fisika memang dekat. Kedekatan paling menarik ialah Biologi berperan membantu Fisika dalam menemukan Kelestarian Energi yang kali pertama diungkap oleh Julius Robert Mayer pada 1842.

Harapan ‘mending’ dapat terwujud, selepas Pak Heri Purwanto mengedarkan lembar Jadwal Pelajaran pada 22 Juli 2018. Belakangan Noor Aflah menyerahkan lembar Jadwal Pelajaran edisi revisi pada 2 Agustus 2018. Pembagian pelajaran di kedua versinya sama, perbedaan hanya terletak pada hari saja. ‘Biologi’ untuk kelas X menjadi pelajaran yang harus saya ampu. Sementara pelajaran serupa untuk kelas X, ialah ‘Biologi Peminatan’, diberikan kepada Huda. Dengan demikian, Biologi yang saya ampu sebaiknya disebut ‘Biologi Tak Diminati’.

Melalui konfirmasi Huda dan saya pada Ufiq, dua pelajaran tersebut pada tahun sebelumnya dijadikan satu oleh Khoiruzzyad Ahmad Al-Qudsi, pengampu waktu itu yang mulai tahun ini undur diri karena pindah ke Jogjakarta. Dari konfirmasi tersebut, Huda dan saya sepakat berbagi materi agar tak saling tumpang tindih. Apalagi kami sama-sama lelaki, tak enak ‘kan? Coba dia perempuan kayak Kwon Yuri! Dari pembagian tersebut, saya mendapat materi yang sesuai Kurikulum 2013, sementara pilihan Huda disesuaikan dengan KTPS—Kurikulum Terserah Si Pengajar.

***

Pekerjaan pertama yang dilakukan setelah menerima ketentuan tersebut ialah ... memeriksa buku siswa—lebih tepatnya buku yang diharuskan dibeli oleh siswa serta yang tersedia di madrasah. Buku yang diharuskan dibeli oleh siswa ialah Belajar Praktis Biologi SMA/MA Kelas X Semester 1 dari Viva Pakarindo. Sementara buku yang tersedia di madrasah antara lain Biologi untuk SMA/MA Kelas X karya Irnaningtyas.

Boleh dibilang kalau saya bukan tipikal pengajar yang baik karena banyak bertolak dari buku siswa. Hal ini supaya buku yang dimiliki oleh siswa tersebut sia-sia—baik karena tak digunakan sama sekali atau jarang terpakai. Baru setelah itu Kurikulum Biologi yang ditetapkan oleh Permendikbud no. 24 tahun 2016 diperiksa.

Peta materinya bagus, walau sedikit tidak sreg dengan urutan pembahasan. Sedikit tidak sreg tersebut terletak pada urutan pembahasan Animalia yang dipelajari terakhir setelah Virus, Bakteri, Protista, dan Plantae. Secara instuisi saya merasa lebih enak kalau Animalia didahulukan ketimbang bagian lain. Tapi tak masalah, yang penting materi untuk kelas X ini cukup membentuk peta umum Biologi.

Bagusnya ialah semua materi untuk kelas X dapat dirangkum dalam kalimat, “Biologi dapat menjadi sarana mengenali diri dan lingkungan untuk mewujudkan ukhuwah ‘alamiyyah (Arab أُخُوّة عَالَمِيّة; persaudaran sesama penghuni alam raya).” Kalimat tersebut sekaligus dapat memperluas tiga bentuk ukhuwah yang cukup sohor, ialah ukhuwah islamiyyah (Arab: أُخُوّة إِسْلَامِيّة; persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathoniyyah (Arab: اُخُوَّة وَطَنِيَّة, persaudaraan sesama bangsa), serta ukhuwah insāniyyah (Arab: أُخُوَّة إِنْسَانِيَّة; persaudaraan sesama manusia).

Pelajaran pertama berupa Ruang Lingkup Biologi membuat saya teringat dengan naḍom (Arab: نَظَم) karya Abū al-'Irfān Muḥammad ibn 'Alī al-Ṣabbān (Arab: أبو العرفان محمد بن علي الصبان). Naḍom tentang pengantar ilmu yang lebih sohor dengan sebutan Mabādī ‘Asyroh (Arab: مَبَادِى عَشْرَة) tersebut terdiri dari tiga bait berikut:
الحَدُّ وَالمَوْضُوْعُ ثُمَّ الثَّمرَةْ
إِنَّ مَبَادِى كُلِّ فَنٍّ عَشرَةْ
وَالاسْمُ الاِسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشَّارِعُ
وَنِسْبَةٌ وَفَضْلُهُ وَالوَاضِعُ
وَمَنْ دَرَى الجَمِيْعَ حَازَ الشَّرَفَا
مَسَائِلُ وَالبَعْضُ بِالبَعْضِ اكْتَفَى
yang dapat diartikan:
“Pengantar dalam setiap ilmu itu ada sepuluh, yaitu: (1) definisi esensial; (2) objek; (3) hasil; (4) hubungan; (5) keistimewaan; (6) perintis; (7) sebutan; (8) pengambilan; (9) hukum syar’; serta (10) permasalahan; yang kesepuluhnya saling melengkapi. Siapapun yang menguasai semuanya akan meraih kemuliaan.”

Penerapan naḍom tersebut untuk Biologi menjadi pelajaran pertama yang disampaikan di kelas sekaligus debut saya mengajar. Saya rasa tak bertentangan dengan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum. Kompetensi Dasar pada domain Pengetahuan disebutkan, “Menjelaskan ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai objek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), melalui penerapan metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja,” selaras dengan domain Keterampilan yang menyebutkan, “Menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah tentang permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan.”

Menurut Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen, secara umum metode ilmiah terdiri dari langkah berikut:
1. Mengenali masalah;
2. Menjelaskan masalah;
3. Menentukan informasi yang dibutuhkan;
4. Menentukan cara memperoleh informasi tersebut;
5. Mengatur informasi yang diperoleh; serta
5. Menafsirkan hasil.

Mabādī ‘Asyroh sendiri ketika dikaitkan dengan Metode Ilmiah untuk masalah ‘Ruang Lingkup Biologi’ dapat diletakkan pada bagian ‘menjelaskan masalah’. Kesepuluh hal yang disebutkan cukup membantu siswa untuk menyusun pertanyaan penelitian. Misalnya, kalau masalah ‘Ruang Lingkup Biologi’ tersebut dirumuskan dengan kalimat, “Bagaimana ruang lingkup biologi?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pertanyaan penelitian yang bisa disusun ialah seperti berikut:
1. Apa definisi esensial biologi?
2. Apa saja objek pembahasan biologi?
3. Apa hasil yang diperoleh setelah mempelajari biologi?
4. Bagaimana hubungan biologi dengan ilmu lain?
5. Apa keistimewaan biologi dibandingkan dengan ilmu lain?
6. Siapa peletak dasar dalam biologi?
7. Apa sebutan untuk cabang-cabang biologi?
8. Dari mana sumber pengambilan bahan pembahasan biologi?
9. Apa hukum syar’ mempelajari biologi?
10. Apa saja permasalahan yang dibahas dalam biologi?
Dari sini siswa dapat menentukan informasi yang dibutuhkan beserta cara memperolehnya.

Saya rasa kajian pustaka sudah cukup untuk membantu siswa dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Buku yang dipakai siswa sudah bisa menjawab sebagian besar pertanyaan. Kalau terdapat kekurangan, dapat dicari melalui bacaan lain seperti koleksi di perpustakaan atau melalui pencarian daring. Kalaupun belum cukup, dapat pula ditambah dengan menanyakan kepada ahlinya. Pasalnya untuk menjawab pertanyaan tentang hukum syar’, sebagian orang mungkin perlu memadukan antara penjelasan dari ahli dengan bacaan yang dijadikan referensi.

Melalui cara ini pula saya berusaha untuk mengurangi kemungkinan menyadur seutuhnya dari uraian dalam buku. Karena dengan cara ini siswa perlu untuk mengatur kembali informasi yang diperoleh agar urutannya sesuai dengan tuturan dalam Mabādī ‘Asyroh. Apalagi kalau diminta untuk menulis tangan di buku catatan mereka sendiri, cukup membantu dalam belajar.

Walau begitu, sebenarnya saya tak dapat menjawab kesepuluh pertanyaan tersebut dengan bagus. Mungkin dalam mengajar saya cenderung lebih mirip dengan gaya kepelatihan dari José Mário dos Santos Mourinho Félix ketimbang Didier Claude Deschamps, dua pelatih yang bertarung pada 26 Mei 2004 di Arena AufSchalke, Gelsenkirchen, Jerman. José Mourinho kurang cakap untuk urusan teknis, namun mengerti aspek psikis. Kosok bali dengan Didier Deschamps yang menguasai sisi teknis, sayang kurang peduli pada bagian psikis.

***

Berikut uraian tentang Ruang Lingkup Biologi yang disusun dengan mengadopsi naḍom  Mabādī ‘Asyroh.


عِلْمُ الْأَحْيَاءِ لِلْمَدْرَسَةِ الْعَالِيَةِ تَشْوِيْقِ الطُّلاَّبِ سَلَفِيَّةِ
Biologi untuk Madrasah Aliyah Tasywiquth Thullab Salafiyyah

الْبَابَ الْوَاحِدُ فِى مَبَادِى عِلْمِ الْأَحْيَاءِ
Bab Kesatu tentang Pengantar Biologi

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلهِ الَذِى يُفْتَتَحُ بِحَمْدِهِ كُلُّ رِسَالَةِ وَمَقَالَةِ، وَالصَّلاَةُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى صَاحِبِ النُّبُوَّةِ وَالرِّسَالَةِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْهَادِيْنَ مِنَ الضَّلاَلَةِ.
أَمَّا بَعْدُ:
الحَدُّ وَالمَوْضُوْعُ ثُمَّ الثَّمرَةْ
إِنَّ مَبَادِى كُلِّ فَنٍّ عَشرَةْ
وَالاسْمُ الاِسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشَّارِعُ
وَنِسْبَةٌ وَفَضْلُهُ وَالوَاضِعُ
وَمَنْ دَرَى الجَمِيْعَ حَازَ الشَّرَفَا
مَسَائِلُ وَالبَعْضُ بِالبَعْضِ اكْتَفَى
 “Pengantar dalam setiap ilmu itu ada sepuluh, yaitu: (1) definisi esensial; (2) objek; (3) hasil; (4) hubungan; (5) keistimewaan; (6) peletak; (7) sebutan; (8) pengambilan; (9) hukum syar’; (10) permasalahan; yang kesepuluhnya saling melengkapi. Siapapun yang menguasai semuanya akan meraih kemuliaan.”

(1) الحَدُّ (Definisi Esensial)
Biologi adalah ilmu yang membahas tentang makhluk hidup dan proses kehidupan.

(2) المَوْضُوْعُ (Objek Pembahasan)
Makhluk hidup di berbagai hierarki kehidupan yang meliputi:
a.
Molekul
:
Bagian dari makhluk hidup yang melakukan metabolisme.
Contoh : protein, lemak, dan karhohidrat.
b.
Organel sel
:
Sekumpulan molekul yang memiliki fungsi tertentu.
Contoh : nukleus (inti sel) untuk mengatur metabolisme sel, mitokondria untuk respirasi sel; dan ribosom untuk sistesis protein.
c.
Sel
:
Satuan terkecil dari makhluk hidup yang terdiri dari beberapa organel sel.
d.
Jaringan
:
Sekumpulan sel yang memiliki bentuk sama dan melakukan fungsi tertentu.
Contoh : tulang, darah, dan saraf.
e.
Organ
:
Kumpulan beberapa macam jaringan yang melakukan fungsi tertentu.
Contoh: akar, lambung, dan hati.
f.
Sistem organ
:
Sekumpulan organ yang melakukan fungsi tertentu.
Contoh : Sistem pencernaan, yang terdiri dari organ mulut, kerongkongan, lambung, dan usus.
g.
Organisme
:
Makhluk hidup tunggal (individu).
Contoh: Sebatang pohon kopi, seekor kambing, dan seorang manusia.
h.
Populasi
:
Kumpulan individu dari satu spesies yang berinteraksi dan hidup di wilayah tertentu.
Contoh : Sekumpulan pohon jeruk pamelo di kebun, sekumpulan semut di suatu lubang pada sebidang tanah; sekumpulan individu di kelas X IPA.
i.
Komunitas
:
Kumpulan populasi dari berbagai spesies yang saling berinteraksi dan hidup di wilayah tertentu.
Contoh : Komunitas sawah, terdiri dari populasi tanaman tebu, rumput, dan serangga.
j.
Ekosistem
:
Interaksi antara makhluk hidup dan benda mati dalam lingkungan tertentu.
Contoh : ekosistem hutan, ekosistem laut, dan ekosistem padang pasir.
k.
Biosfer
:
Lapisan Bumi yang memiliki kehidupan.

(3) الثَّمرَةْ (Hasil Mempelajari)
Hasil positif dapat menjadi sarana meningkatkan kesejahteraan makhluk hidup, seperti:
a.
Pembuatan vitamin sintetik untuk meningkatkan kesehatan tubuh;
b.
Penemuan bibit unggul untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian; serta
c.
Pemanfaatan bahan alam yang diolah sebagai obat.
Sedangkan hasil negatif dapat menjadi alat kejahatan, seperti:
a.
Pemanfaatan hewan & tumbuhan secara berlebihan sampai mengancam kelestarian;
b.
Penggunaan virus sebagai senjata mematikan; serta
c.
Penggunaan bibit unggul dapat mengurangi keanekaragaman hayati.

(4) النِسْبَةٌ (Hubungan dengan Ilmu Lain)
Biologi adalah salah satu cabang Ilmu Alam (Natural Sciences) yang melengkapi pembahasan tentang alam dari ilmu lain. Misalnya dalam membahas orang yang sedang bergerak. Fisika membahas seberapa jauh jarak dan perpindahan yang dialami oleh orang tersebut pada waktu tertentu, sementara Biologi melengkapi pembahasan dengan menguraikan bagaimana manusia bisa bergerak. Dengan saling melengkapi pembahasan seperti ini Biologi membantu Fisika menemukan Kelestarian Energi pada alam yang terungkap kali pertama pada tahun 1842 M.

(5) الفَضْلُ (Keistimewaan Dibandingkan dengan Ilmu Lain)
Keistimewaan Biologi dibandingkan dengan ilmu lain ialah secara langsung dapat menjadi sarana mengenali diri dan lingkungan untuk mewujudkan ukhuwah ‘alamiyyah (Arab أُخُوّة عَالَمِيّة; persaudaran sesama penghuni alam raya), sebagai perluasan tiga bentuk ukhuwah lain berupa ukhuwah islamiyyah (Arab: أُخُوّة إِسْلَامِيّة; persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathoniyyah (Arab: اُخُوَّة وَطَنِيَّة, persaudaraan sesama bangsa), serta ukhuwah basyariyyah (Arab: أُخُوَّة بَشَرِيَّة; persaudaraan sesama manusia).

(6) الوَاضِعُ (Peletak dasar)
Biologi memiliki banyak cabang yang mulanya tampak saling terkait sampai kemudian masing-masing dikembangkan secara tersendiri. Agak sulit untuk menyebut satu orang saja sebagai peletak dasar pembahasan Biologi. Namun, beberapa sosok berikut patut untuk dicatat:
a. Aristotélēs (Yunani: Ἀριστοτέλης) (384–322 SM)
Karya tulisnya berjudul Ton peri ta zoia historion (Yunani: Τῶν περὶ τὰ ζῷα ἱστοριῶν) menjadi buku pertama yang menjelaskan tentang penyelidikan terhadap hewan. Buku ini menjadi peletak dasar Zoologi.
b. Theόphrastos (Yunani: Θεόφραστος) (371-287 SM)
Karya tulisnya berjudul Peri phyton historia (Yunani: Περὶ φυτῶν ἱστορία) menjadi buku pertama yang menjelaskan tentang penyelidikan terhadap tumbuhan. Buku ini menjadi peletak dasar Botani.
c. Abū 'Alī al-Ḥusayn ibn 'Abd Allāh ibn al-Ḥasan ibn ‘Alī ibn Sīnā
(Arab: أبو علي الحسين بن عبد الله بن الحسن بن علي بن سينا) (980–Juni 1037 M)
Karya tulisnya berjudul al-Qānūn fī al-Ṭibb (Arab: القانون في الطب) berisi ikhtisar pengetahuan medis yang memuat uraian tentang Organ dan Jaringan beserta fungsinya bagi tubuh. Buku yang diterbitkan pada 1025 M. ini menjadi rujukan dalam pengembangan Anatomi dan Fisiologi.
d. Carl von Linné (Latin: Carolus Linnaeus) (23 Mei 1707–10 Januari 1778 M)
Karya tulisnya berjudul Systema Naturæ menjadi Buku pertama yang menggunakan sistem penamaan dua istilah (binomial nomenclature) dalam menguraikan perbedaan hewan, sayuran, dan mineral yang digolongkan berdasarkan lima tingkatan berupa kerajaan (kingdom), kelas (class), ordo (order), jenis (genus), dan spesies (species) agar lebih mudah untuk diingat dan dipetakan. Buku yang diterbitkan pada 1735 M. ini menjadi dasar Taksonomi.

(7) الاِسْتِمْدَادُ (Nama Ilmunya)
Secara umum disebut ‘Biologi’.
Secara khusus masing-masing cabang memiliki sebutan, antara lain, sebagai berikut:
Nama
Mempelajari
Anatomi
Struktur tubuh makhluk hidup.
Anestesi
Pembiusan.
Bakteriologi
Bakteri.
Bioteknologi
Teknik pemanfaatan organisme untuk menghasilkan produk yang bermanfaat buat manusia.
Botani
Tumbuhan.
Ekologi
Hubungan makhluk hidup dengan lingkungan.
Embriologi
Pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Entomologi
Serangga.
Etologi
Tingkah laku makhluk hidup.
Evolusi
Perubahan yang terjadi secara perlahan pada makhluk hidup sejak asal mula muncul di Bumi.
Fisiologi
Fungsi alat-alat tubuh makhluk hidup.
Genetika
Cara penurunan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.
Higiene
Usaha manusia untuk hidup sehat.
Histologi
Jaringan tubuh.
Imunologi
Sistem kekebalan tubuh.
Mikologi
Jamur (Fungi).
Mikrobiologi
Organisme mikroskopis (berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang).
Morfologi
Bentuk dan struktur makhluk hidup.
Ornitologi
Hewan golongan burung (Aves).
Paleontologi
Kehidupan hewan dan tumbuhan masa lampau yang telah menjadi fosil.
Patologi
Parasit penyebab penyakit (patogen).
Filogeni
Hubungan antara kelompok organisme berdasarkan proses evolusinya.
Taksonomi
Penamaan dann pengelompokan makhluk hidup berdasarkan kesamaan dan ketidaksamaan ciri-cirinya.
Teratologi
Kelainan embrio dalam kandungan.
Virologi
Virus.
Zoologi
Hewan.

(8) ِإسْتِمْدَادُال (Sumber Pengambilan Bahan Pembahasan)
Bahan pembahasan dalam Biologi diambil melalui pengamatan (observation) dan percobaan (experiment) terhadap makhluk hidup yang dilakukan dengan menggunakan Metode Ilmiah.

(9) الحُكْمُ الشَّارِعُ (Hukum mempelajari)
Menurut Abū Ḥāmid Muḥammad al-Ghozālī (Arab: أبو حامد محمد بن محمد الغزالي) hukum syar’ mempelajari Biologi adalah fardhu kifāyat (Arab : فرض كفاية; keharusan yang bersifat kolektif).

(10) المَسَائِلُ (Permasalahan)
Beberapa contoh permasalahan dalam setiap tingkatan objek pembahasan Biologi antara lain:
1.
Molekul
:
Kelainan pada pembentukan molekul hemoglobin darah sehingga menyebabkan penyakit anemia sel sabit.
2.
Organel Sel
:
Kerusakan pada mitokondria adalah faktor utama penyebab penyakit seperti diabetes.
3.
Sel
:
Terjadinya lisis sel darah merah saat ternfeksi bakteri.
4.
Jaringan
:
Penyakit osteoporosis yang menyebabkan hilangnya massa tulang keras sehingga tulang menjadi rapuh.
5.
Organ
:
Kelainan pada organ mata yang menyebabkan mata rabun.
6.
Sistem organ
:
Gangguan pernafasan akibat dari penyempitan saluran nafas.
7.
Organisme
:
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) atau gangguan sistem ketahanan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.
8.
Populasi
:
Penyebaran AIDS;
9.
Komunitas
:
Penangkapan burung secara liar merusak kelestarian makhluk hidup dalam rantai dan jaringan makanan.
10.
Ekosistem
:
Pengalihan fungsi hutan untuk perkebunan tanaman tertentu seperti kelapa sawit.
11.
Biosfer
:
Penipisan lapisan ozon.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ
 فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
«القرآن الكريم سورة آل عمران : ١٥٩»

Referensi

Abū al-'Irfān Muḥammad ibn 'Alī al-Ṣabbān (1938). Ḥāshīyat 'alā Syarḥ al-'Allāmah al-Mullawī 'alā al-Sullam al-Munawwraq (3th ed.), hlm. 35. Kairo: Maṭba’at Muṣtafa al-Bābī al-Ḥalabī wa Awlādihi.[lihat]

Abū Ḥāmid Muḥammad al-Ghozālī. (2005). Iḥya` ‘ulūmu ad-dīni, hlm. 24. Beirut: Dār ibn Ḥazm. [lihat]

Abū Ḥāmid Muḥammad al-Ghozālī. (2010). Al-Munqidh min al-Dholāl wa al-Mauṣul ilā Dzi al-‘Izzati wa al-Jalāl, hlm. 1 & 6. Riyadh: Islamicbook. [lihat]

Adib Rifqi Setiawan. (2018). Máthēmatnic. Alobatnic, 19 Mei. [lihat]

Douglas C. Giancoli. (2005). Physics Principles with Applications (6th ed.), hlm. 152. Upper Saddle River: Prentice Hall.

Hilda Nurul Melida. (2016). Implementasi Strategi Writing to Learn untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Hukum Newton. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Fisika, 2(2), hlm. 31-38. [lihat]

Irnaningtyas. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas X, hlm. 5-30. Jakarta Timur: Erlangga.

Jack R. Fraenkel & Norman E. Wallen. (2009). How to Design and Evaluate Research in Education (7th ed.), hlm. 6. New York City: McGraw-hill. [lihat]

Jane B. Reece, dkk. (2011). Campbell Biology. (9th ed.), hlm. 1-11. San Francisco: Pearson Education. [lihat]

Julius Robert Mayer. (1842). Bemerkungen über die Kräfte der unbelebten Natur. Annalen der Chemie und Pharmacie, 42 (2), hlm. 233–240. [lihat]

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Lampiran 07. Jakarta Pusat: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. [lihat]

M. Quraish Shihab. (2010). Al-Qur’an dan Maknanya, hlm. 71 & 437. Tangerang Selatan: Lentera Hati.

Richard Phillips Feynman. (2011). Six Easy Pieces, hlm. 50. New York City: Basic Books. [lihat]

Roger French. (2005). Ancient Natural History: Histories of Nature, hlm. 92-9. New York City: Routledge. [lihat]

Tim Penyusun. (2018). Belajar Praktis Biologi SMA/MA Kelas X. Klaten: Viva Pakarindo.

Union of European Football Associations. (2018). UEFA Champions League Statistics Handbook 2017/18, hlm. 2. Nyon: Union of European Football Associations. [lihat]