Hati menjadi
tempat semua kejujuran yang dimiliki seseorang bisa tersimpan dengan rapi.
Namun, hati juga bisa menjelma menjadi ruang yang paling aman untuk menyimpan
semua rasa yang tak bisa terungkap.
Akan tetapi,
jika segala hal sudah melibatkan hati, akan banyak hati yang tersentuh untuk
sama-sama menikmati segala hal yang terasa. Hati bagian penting yang tak dapat
dipisahkan, apalagi untuk proses penciptaan sebuah karya seni.
Banyak karya
tak berhasil dinimati saat pelaku seni tak melibatkan hati. Maka dari itu,
banyak dari mereka yang telah berhasil pada bidang tersebut kerap mengatakan
bahwa jangan sampai hati tidak disertakan ketika semua proses berkarya yang
dialami.
Itu menjadi
dasar yang selalu dipegang oleh Oza Kioza, seorang penyanyi dan penulis lagu
berkebangsaan Jawa. Oza yang memulai debut sebagai penyanyi pada 2007 silam melalui
program acara StarDut di Indosiar. “Umur 13 StarDut itu,”
kenangnya saat bercerita awal karier, “kalau sebelumnya ya nyanyi-nyanyi biasa
aja gitu,” ucap peserta yang waktu itu tampil dengan nama Rosa dan Mama Nur.
Rosa Fitria (dua dari kiri) ketika di StarDut
2007 silam
|
Perlahan
malar, jam terbang Oza dalam bergoyang semakin membentang. Oza lalu merilis
single berjudul Aki-Aki Gila yang dirilis pada 24 Juni 2015, sekaligus
memulai debut nama panggung sebagai ‘Oza Kioza’, yang idenya mulai muncul sejak
11 Mei 2015.
“Jadi
sebenarnya dulu namanya Ozaki, karena first single aku judulnya Aki-Aki
Gila,” ungkap Oza bercerita, “jadi itu gabungan dari Oza dan ‘Aki-Aki Gila’
jadi Ozaki, gitu. Tapi karena Ozaki itu salah satu brand terkenal di Jepang,
jadi ganti Oza Kioza gitu.”
Sebagai
penyanyi asal Indonesia, Oza ikutserta dalam acara ASEAN Plus Music and
Culinary Festival di Vientiane, Laos pada 12-13 November 2016. Selain Oza,
Andra and the BackBone dan Rebelsuns juga ambil bagian. Dalam kesempatan tersebut,
Oza sempat melantunkan Yen Sabai Sao Na yang merupakan lagu dari Laos
serta berduet menyajikan Sempurna bersama Andra and the BackBone.
Sejak 27
September 2017 silam, Oza juga turut memaksimalkanmedia daring sebagai sarana
menghibur para Oza Kilova (sebutan Oza untuk para pemujanya). Hal ini dilakukan
oleh Oza dengan menggarap saluran YouTube pribadinya ‘OchaFitria’ yang dibuat
pada 13 Juli 2010 silam. “Di YouTube itu cover-nya dari request gitu,”
akunya mengenai pemilihan lagu yang disajikan.
Beberapa
lagu Indonesia seperti Bojo Galak (Nella Kharisma), Ra Jodo (NDX
AKA), dan Banyu Langit (Didi Kempot) serta lagu luar Indonesia seperti Havana
(Camila Cabello), New Rules (Dua Lipa), dan You Don't Know
(Katelyn Tarver) yang dilantunkan olehnya berhasil menampilkan kebolehan Oza
dalam bervokal ria. Dengan menggunakan kamar tidurnya sebagai latar yang
direkam menggunakan iPhone, Oza berhasil memukau pendengar, juga pemirsa. Satu
bukti bahwa kemampuan vokal Oza memang istimewa.
Pada
dasarnya, semua perasaan yang tak pernah absen terlibat dalam setiap lagu yang
dilantunkan Oza pasti pernah atau sedang dirasakan. Dari pengalaman hidup yang
ia luapkan melalui lagu yang dilantunkan, bisa dibilang menjadi suatu yang
diharapkan bisa mewakilkan rasa-rasa yang tak dapat diungkapkan seseorang.
Cover-cover lagu yang sudah dibuat oleh Oza bisa dibilang adalah
catatan harian yang mewakili apa yang ia rasakan, juga hal-hal yang terjadi di
lingkungan sekitar. Ia percaya semua hal yang bermula dari hati, akan mudah
diterima banyak hati untuk sama-sama merasakan yang sedang dirasakan.
Selain
mengungkapkan rasa melalui karya yang dia ciptakan selama ini, berkesenian di bidang
tarik suara secara konsisten dilakukan sampai hari ini adalah bentuk rasa
syukur terhadap segala hal yang diberikan Allah kepadanya. Itulah yang membuat Oza
terus bertahan untuk tetap berkreasi menghasilkan karya terbaik.
Dari
banyaknya bidang seni yang ada, musik mampu membuat suasana hati selalu terasa
hidup sekaligus sarana yang paling aman untuk mengungkapkan perasaan melalui keindahan
suara yang dilantunkan.
Manusia
adalah makhluk berperasaan, sehingga rasa bagi manusia menjadi landasan yang
kuat. Ketika ada seseorang yang memiliki satu set badan lengkap tanpa dapat merasakan rasanya sendiri—apalagi
rasa manusia lainnya—dia seakan robot. Walaupun memiliki kepandaian—bukan kecendekiaan—melebihi
para perancangnya, belum bisa memiliki rasa.
Segala
perkara maupun peristiwa yang memberikan manfaat pada rasa manusia pasti
berguna bagi keberlangsungan ummat manusia. Rasa kasih sayang misalnya, yang sanggup membawa
manusia pada rasa sama.
Rasa sama
membuat segala yang dilakukan memberikan kegembiraan. Sama-sama merasakan adanya kesamaan, kesetaraan,
maupun keserupaan rasa antara dia sendiri dengan seluruh penghuni alam raya.
Kosok bali
dari rasa beda yang merasa berbeda—baik rasa lebih tinggi maupun lebih
rendah—dari liyan (orang lain). Rasa
beda rentan memantik gairah pertikaian maupun ketidakpedulian yang membuahkan
perilaku meresahkan.
Roza Lailatul Fitria |
Tak jarang
dalam beberapa pilihan manusia merasa memiliki satu kesamaan antara dirinya
dengan manusia lainnya. Dalam keseharian yang penuh dengan pilihan, satu
kesamaan merupakan titik temu jitu untuk menciptakan keharmonisan. Tak dimungkiri, dalam beberapa hal lainnya memang ada
ragam macam ketidaksamaan. Jika ada satu titik yang mengharmoniskan untuk apa
mempermasalahkan titik-titik lain yang menceraikan?
Sebagai
makhluk berperasaan, berunjuk rasa (expression) merupakan
perilaku yang wajar dilakukan. Entah unjuk rasa melalui rupa, nada, gerakan,
tulisan, dsb. dst. termasuk bergeming. Segala unjuk rasa yang bisa
menggembirakan rasa ataupun menjadi sarana melepas rasa lara menimbulkan
kekaguman pada pengunjuk rasa. Kekaguman menyebabkan manusia yang
dikagumi mewujud sebagai panutan (role model).
Semua orang
tentu memiliki panutan. Mulai orangtua, keluarga, tetangga, sahabat, guru,
teman, hingga sosok lainnya termasuk sosok yang dikenal sebagai public
figure. Panutan, baik seorangan
atau sekerumunan, memberi semangat terhadap langkah yang dijalani dalam
keseharian. Panutan memiliki peran psikis, yang dapat memengaruhi pandangan
(cara, sudut, jarak, sisi, dan resolusi) terhadap sesuatu bahkan bisa
memengaruhi seseorang sepenuhnya.
Seorang
panutan biasanya menjelma sebagai sosok agung bagi pengagumnya. Sosok yang
memiliki daya dorong luar biasa hingga sanggup membawa batin pengagumnya larut
terhadap beberapa perkara. Saking hanyut batin itu sampai perilaku tak bisa dirunut dengan nalar biasa.
Setiap
manusia layak menjadi panutan, entah manusia tersebut dipandang sebagai sosok
besar karena banyak orang juga mengaguminya atau dipandang sebagai sosok kecil
karena sedikit orang yang mengenalnya. Sepanjang orang menunjukkan kesungguhan,
pasti ada orang yang menjadikannya sebagai panutan, meski diam-diam.
Oza Otul
|
YouTube Oza
Kioza [lihat]
Feature Oza
Kioza [lihat]