Ini Dia... Dampak Negatif Ketika Kita Membandingkan Anak!



Halo sobat Bintang Mulia. Ya berjumpa kembali dengan saya Ika di YouTube channel-nya Bintang Mulia Homeschooling. Ya sobat Bintang Mulia, kali ini, ee, yang akan saya bahas adalah mengenai akibat buruk jika kita membandingkan anak kita dengan anak lain.

 

Ya sobat Bintang Mulia, apakah anda sering membandingkan anak anda sendiri dengan anak lain? Entah dari, ee, kepatuhannya, entah itu dari nilai sekolahnya, ataupun dari kemampuan yang lain? Sebaiknya dihentikan sekarang juga karena efeknya akan buruk bagi anak.

 

Mungkin anda bermaksud baik ya dengan membandingkan anak supaya dia lebih kompetitif, sehingga lebih terpacu untuk berprestasi. Namun, anggapan itu salah. Anak akan merasakan berbagai emosi negatif bila orang tua terus-menerus membandingkan anak tersebut dengan orang lain.

 

Apa sajakah dampak negatifnya? Ya inilah dampak negatifnya.

 

Yang pertama anak akan meragukan kemampuan dirinya. Ketika kita mendengar orang lain mengatakan bahwa kita itu tidak bisa melakukan sesuatu sebaik yang dilakukan orang lain, tentu ini dapat membuat kita down. Begitu juga yang dirasakan anak-anak. Anak-anak dapat ee meragukan kemampuan dirinya sendiri dan merasa tidak mampu menjadi sebaik orang lain.

 

Kemudian yang kedua menumbuhkan sifat cemburu atau iri. Ya jika anak sering mendengar orang tua membandingkan dirinya dengan anak lain, maka hal ini dapat menimbulkan sifat-sifat cemburu kemudian iri ada benci kepada teman ataupun saudaranya yang dijadkan perbandingan tersebut.

 

Lalu yang ketiga ya mengganggu hubungan antara orang tua dan anak. Saat orang tua membandingkan anak dia akan merasa ee tidak diterima oleh orang tuanya. Hal ini bisa menyebabkan hubungan antara orang tua dan juga anak menjadi harmonis.

 

Lalu yang keempat bisa menghilangkan potensi anak yang sebenarnya. Kebiasaan membanding-bandingkan anak ini dapat menyebabkan anak kehilangan potensi diri yang sebenarnya. Hal ini biasanya diawali dengan ambisi yang berlebihan dari orang tua kepada sang anak. Ketika orang tua berambisi menginginkan anaknya hebat bermain piano contohnya, namun minat yang sebenarnya adalah bermain drum. Nah maka kebiasaan tersebut dapat membuat bakat bermain drumnya itu tidak berkembang dan justru akan hilang.

 

Kemudian yang kelima anak tidak bahagia. Ya jika anak terus dipaksa untuk bisa menjadi sebaik orang lan, dia bisa tumbuh menjadi anak yang hanya fokus untuk menyenangkan hati orang tua dan juga melakukan semuanya itu bukan untuk dirinya, tapi supaya mendapatkan pujian dari tuanya.

 

Ya sobat Bintang Mulia, ingat ya bahwa setiap anak itu unik tidak bisa dibandingkan dengan anak yang lain. Dukung anak anda untuk melakukan apapun yang dia sukai. Berikan pujian kepadanya ketika dia memiliki prestasi dan dukung hal yang dia sukai demi menunjang bakatnya. Jangan memaksakan anak menjadi apa yang anda inginkan.

 

Ya sobat Bintang Mulia, semoga apa yang saya sampaikan tadi bermanfaat. Terima kasih sudah menyimak dan sampai jumpa di video selanjutnya.