Gambar 1: Yuli Rahmawati dalam perilisan ‘JUPE My Uncut Story’
|
... berdasarkan konsep ilmiah terkait uraian yang disajikan dalam buku tersebut.
Judul :
JUPE: My Uncut Story
Kategori : Memoar
Penulis : Yuli Rahmawati (Julia Perez)
Penerbit : EnterMedia, Jakarta Selatan
Waktu :
27 Oktober 2014
ISBN (13) : 978-979-780-727-6
ISBN (10) : 979-780-727-4
Yuli
Rahmawati as known as Jupe merupakan sosok penghibur yang sangat saya
kagumi sejak awal kariernya. Boleh dibilang saya menggilai sosok kelahiran 15
Juli 1980, hingga memandangnya tanpa cela. Meski tak selalu sempat menyaksikan
Jupe tampil on atau off air, seluruh unjuk rasanya bisa saya
nikmati. Terlebih setelah dirinya berpindah dimensi. Unjuk rasa tersebut
macam-macam bentuknya karena Jupe memang tipikal penghibur yang segalanya mau
ditekuni. Mulai dari film, drama, bahkan lagu.
Pada
2014 lalu, dalam usia 34 tahun, Jupe merilis buku berjudul JUPE: My Uncut
Story. Buku tersebut saya kategorikan ke dalam jenis memoir, alih-alih
autobiografi. Untuk kategori memoir, buku tersebut memang singkat. Namun,
uraian yang disajikan cukup mewakili hal-hal penting yang perlu diketahui dari
Jupe sebagai public figure. Umumnya public figure menjadi sosok
yang dipilih oleh banyak orang sebagai role model. Karena itu, saya
memandang bahwa beberapa public figure, terutama yang memiliki sisi
kontroversi seperti Jupe, perlu menyampaikan hal-hal penting yang perlu
diketahui oleh masyarakat.
Buku JUPE:
My Uncut Story diluncurkan di Warung Pasta, Kemang, Jakarta Selatan pada 27
Oktober 2014. Sebagai penggila beratnya, nyaris tak ada hal baru dalam buku
ini. Banyak hal mengenai Jupe sudah saya tahu. Apalagi Jupe terbilang penghibur
dengan daya pikat kuat terhadap media. Indikatornya bisa dilihat melalui sebuah
cuitan Jupe melalui akun Twitter @juliaperrez dan Instagram
@juliaperrezz saja bisa menjadi bahan berita. Terbayang bukan kalau seorang
dengan daya pikat seperti ini sampai menyempatkan menulis kisahnya sendiri?
Sebagai
orang yang tak bisa lepas dari perhatian kerumunan, ada masanya ketika Jupe
merasakan tekanan. Tekanan dari dunia hiburan sebagai sebuah pekerjaan yang dia
pilih untuk memenuhi kebutuhan. Dunia hiburan kerap memaksa pelakunya untuk tak
menampakkan diri seutuhnya. Malah tak jarang para pelaku terpaksa menampilkan
gambaran yang justru bertolak belakang dari kepribadian.
Mungkin
keadaan tersebut yang ingin disampaikan Jupe melalui JUPE: My Uncut Story.
Dengan menyampaikan sendiri secara tertulis, nilai pernyataan lebih kuat dan sanggam
terpahat. Hal ini dapat terlihat dari seluruh penuturan Jupe dalam buku ini.
Seluruh penuturan mengarah pada penegasan bahwa Jupe memiliki dua sisi, sebagai
manusia biasa serta sebagai penghibur.
Berikut
ini ulasan terhadap uraian yang oleh Jupe dalam setiap bab JUPE: My Uncut
Story. Uraian dibatasi terhadap beberapa bagian yang saya anggap paling
menarik, berdasarkan konsep ilmiah terkait, untuk mendukung atau meruntuhkan
preposisi Jupe.
a) Dampak
Penggunaan High heels terhadap Kaki
Sebagai
penghibur yang memiliki banyak penggemar berat bernama Jupenizer, Jupe
menyadari bahwa kehadirannya berpengaruh terhadap kehidupan orang lain. Bentuk
pengaruh tersebut ialah banyak penggemar ingin meniru Jupe. Karena itu, Jupe
turut memberikan tips untuk memudahkan langkah penggemar dalam meniru Jupe.
Misalnya soal tampil cantik dan seksi. Hal ini ditulis Jupe dalam bab pertama
berjudul SIAPA GUE?
Gue
punya tip, nih, buat kalian yang mau tampil cantik dan seksi ala gue.
Pertama
adalah high heels is the secret. Salah satu rahasia tampil seksi ala gue
adalah dengan memakai high heels. Dengan lo pakai high heels,
otot-otot kaki akan terangkat dan terlihat kencang. Secara otomatis juga cara
jalan lo akan berubah. Beda kalau lo pakai flat shoes.
Meskipun
flat shoes bikin kaki lo nyaman dan santai, tapi pada akhirnya lo akan
cenderung lupa gaya berjalan feminin itu seperti apa. Makanya, pas tampil di
depan publik, entah itu pesta atau undangan penting lainnya, jangan abaikan high
heels. Lo bisa tampil penuh percaya diri dengan itu.
Tip
yang kedua adalah berjinjit. Kedengerannya mungkin emang aneh. Tapi, tip ini
sukses bikin berbagai foto gue hasilnya bagus, kelihatan seksi, dan memancarkan
aura wanitanya. Dengan berjinjit, perut lo akan secara otomatis tertekan.
Otot-otot terlihat lebih kencang dan perut terlihat ramping. Nah, beda kan,
kalau misalnya dalam keadaan berdiri biasa. Perut akan lebih relaks, tapi juga
kendur. Nggak bagus banget, tuh, di kamera.
High
heels atau sepatu
hak tinggi dipandang sebagai aksesoris yang dapat membuat penampilan perempuan
menjadi lebih elegan. Singkatnya: high heels dalam menambah keindahan
penampilan perempuan. High heels juga dapat menutup kekurangan tinggi
badan sehingga pemakainya tampak menjadi lebih tinggi. Sisi menutup kekurangan
tinggi badan ini mungkin penting buat Jupe. Hal ini karena tinggi badan Jupe
hanya 160 cm—ukuran yang terbilang pendek untuk ukuran pesohor yang memiliki
karier sebagai model.
Walau
dapat memberi keindahan penampilan, high hells menimbulkan masalah
kepada pemakaianya, terutama kalau dipakai cukup lama. Hal ini karena high
heels menyebabkan posisi telapak kaki dalam keadaan berdiri. Posisi ini
sangat berbeda dengan posisi telapak kaki ketika mengenakan flat shoes
atau sepatu dengan permukaan horizontal. Karena posisi telapak kaki ketika
menggunakan high heels dalam posisi hampir vertikal, ruas tulang telapak
kaki akan cepat merasa capek bahkan sakit.
Jupe
tampak mengerti keuntungan dan kerugian menggunakan high heels. “Dengan
lo pakai high heels, otot-otot kaki akan terangkat dan terlihat kencang.
Secara otomatis juga cara jalan lo akan berubah. Beda kalau lo pakai flat
shoes.” tulis Jupe.
Pertanyaan
menarik untuk mengkaji saran Jupe tersebut ialah: “Bagaimana perbandingan beban
yang ditahan ruas tulang kaki ketika menggunakan flat shoes dan high
heels?” Arah jawaban pertanyaan tersebut ialah seberapa jauh perbedaannya.
Dengan demikian, perlu pembahasan menggunakan persamaan fisika yang dipadu
dengan fisiologi.
Gambar
2 adalah foto sinar-X kondisi kaki ketika menggunakan flat shoes, yang
menunjukkan bahwa telapak kaki dalam posisi horizontal (mendatar). Tampak
ruas-ruas tulang kaki yang ditandai dengan huruf a, b, c, dan d. Ruas-ruas ini
akan saling melakukan gaya (force,
forsa) dorong sebagai akibat adanya berat tubuh (interaksi massa tubuh dengan
massa bumi). Garis penghubung ruas-ruas ini membentuk sudut terhadap arah
horizontal yang disimbolkan dengan θ (theta).
Gambar 2: Foto sinar-X kondisi kaki ketika menggunakan flat
shoes
|
Dengan
demikian, beberapa gaya yang bekerja kepada salah satu kaki tersebut adalah:
1) Setengah berat badan (w/2) ke arah bawah (menuju pusat
gravitas bumi) dengan pusat segaris dengan betis;
2) Gaya normal oleh lantai
kepada bagian yang menonjol di sisi depan kaki (N1) ke arah atas (melawan arah gravitas bumi);
3) Gaya normal oleh lantai
kepada bagian tumit (N2)
ke arah arah atas (melawan arah gravitas bumi); serta
4) Gaya internal (F) searah garis hubung persambungan
tulang kaki yang membentuk sudut terhadap arah horizontal (bidang datar).
Keempat
gaya tersebut saling berhubungan yang dapat ditulis menggunakan persamaan
keseimbangan gaya (keseimbangan translasi) dan persamaan keseimbangan momen
(keseimbangan rotasi) berikut:
N1+
N2 = W/2 (Persamaan 1)
Untuk
memudahkan pembahasan, tumit dipilih sebagai titik pusat rotasi. Karena itu,
gaya yang berperan menghasilkan efek rotasi hanya gaya setengah berat badan (W/2) dan gaya normal oleh lantai kepada
bagian tumit (N1).
Keduanya menghasilkan efek rotasi dalam arah berlawanan. Karena kaki tidak
berotasi, besar keduanya sama, sehingga efeknya saling menghilangkan. Jarak
pusat gaya N1 ke titik
pusat rotasi (posisi N2)
dapat disimbolkan dengan j, sementara jarak pusat gaya W/2 ke titik pusat rotasi (posisi N2) bisa dilambangkan menggunakan p. Dengan demikian, persamaan
kesetimbangan rotasi adalah:
j×W/2=p×N1 (Persamaan 2)
Paduan
persamaan 1 dan 2 dengan Gambar 2 dapat ditulis ke dalam persamaan 3 berikut:
N1=W/2 ((1-j)/p)cosθ (Persamaan 3)
yang
merupakan nilai gaya yang ditahan oleh tulang ruas telapak kaki ketika memakai flat
shoes (F(flat shoes)).
Persamaan ini dapat ditulis kembali menjadi:
F(flat
shoes)=W/2 ((1-j(/p)cosθ (Persamaan 4)
Selanjutnya,
Gambar 3 adalah foto sinar-X kondisi kaki ketika menggunakan high heels,
yang menunjukkan bahwa telapak kaki dalam posisi mendekati vertikal (meninggi).
Tampak ruas-ruas tulang kaki yang ditandai dengan huruf a, b, c, dan d. Ruas
ini akan saling melakukan gaya (force, forsa) dorong sebagai akibat
adanya berat tubuh.
Gambar 3: Foto sinar-X kondisi kaki ketika menggunakan high
heels
|
Dengan
demikian, beberapa gaya yang bekerja kepada salah satu kaki tersebut adalah:
1) Setengah berat badan (W/2) ke arah arah bawah (menuju
pusat gravitas bumi) dengan pusat segaris dengan betis;
2) Gaya normal oleh lantai
kepada bagian yang menonjol di sisi depan kaki (N1) ke arah atas (melawan arah gravitas bumi);
3) Gaya normal oleh high
heels kepada bagian tumit (N2)
ke arah miring ke depan dengan sudut terhadap arah vertikal yang disimbolkan
menggunakan ϕ (phi variant);
4) Gaya gesekan (f) ke arah belakang di bagian depan high
heels yang bersentuhan dengan lantai; serta
5) Gaya internal (F2) searah garis hubung
persambungan tulang kaki.
Kelima
gaya tersebut saling berhubungan yang dapat ditulis menggunakan persamaan
keseimbangan gaya (keseimbangan translasi) dan persamaan keseimbangan momen
(keseimbangan rotasi) berikut:
N_1+
N_2 cosϕ = W/2 (Persamaan
5)
Untuk
memudahkan pembahasan, posisi N1
dipilih sebagai titik pusat rotasi. Karena itu, Gaya normal oleh lantai kepada
bagian yang menonjol di sisi depan kaki (N1)
tidak berperan terhadap rotasi karena berada di pusat rotasi. Sehingga, gaya
yang berperan menghasilkan efek rotasi hanya gaya setengah berat badan (W/2) dan gaya normal oleh high heels
kepada bagian tumit (N2).
Keduanya menghasilkan efek rotasi dalam arah berlawanan. Karena kaki tidak
berotasi, besar keduanya sama, sehingga efeknya saling menghilangkan. Jarak
pusat gaya N2 ke titik
pusat rotasi (posisi N1)
dapat disimbolkan dengan L,sementara jarak
pusat gaya W/2 ke titik pusat rotasi
(posisi N1) bisa dilambangkan menggunakan
r. Dengan demikian, persamaan kesetimbangan rotasi adalah:
rW/2=LN2 (Persamaan 6)
Paduan
persamaan 5 dan 6 dengan Gambar 3 dapat ditulis ke dalam persamaan 3 berikut:
N2=W/2 ((1-L)/r)cosϕ (Persamaan 7)
yang
merupakan nilai gaya yang ditahan oleh tulang ruas telapak kaki ketika memakai high
heels (F(high heels)).
Persamaan ini dapat ditulis kembali menjadi:
F(high
heels)=W/2 ((1-L)/r)cosϕ (Persamaan
8)
Berbekal
persamaan 4 dan 8, kita dapat memperkirakan nilai untuk mendapatkan gambaran
seberapa jauh perbedaan gaya yang ditahan oleh tulang ruas telapak kaki ketika
memakai flat shoes (F(flat
shoes)) dan high heels (F(high
heels)). Berdasarkan perkiraan ukuran telapak kaki, kita dapat
menggunakan nilai berikut:
θ = 60° ϕ
= 60°
j = 2,5 cm p = 12 cm
L = 2 cm r
= 13 cm
Dengan
demikian dari persamaan 4 kita peroleh nilai perkiraan sebesar:
F(flat
shoes) = W/2 ((1-j)/p)cosθ
F(flat
shoes) = W/2 (((1-(2,5 cm))/(12
cm))cos60°
F(flat
shoes) = -0,2 W
Artinya,
besar gaya yang ditahan oleh tulang ruas telapak kaki ketika memakai flat
shoes (F(flat shoes))
ialah 0,2 kali berat badan, ke arah bawah (menuju pusat gravitas bumi),
dengan pusat segaris dengan betis.
Sedangkan
dari persamaan 8 kita peroleh nilai perkiraan sebesar:
F(high
heels) = W/2 ((1-L)/r)cosϕ
F(high
heels) = W/2 (((1-(2 cm))/(13
cm))cos60°
F(high
heels) = -0,46 W
Artinya,
besar gaya yang ditahan oleh tulang ruas telapak kaki ketika memakai high
heels (F high heels)).
ialah 0,46 kali berat badan, ke arah bawah (menuju pusat gravitas bumi)
dengan pusat segaris dengan betis.
Lalu,
seberapa jauh perbedaan gaya yang ditahan oleh tulang ruas telapak kaki ketika
memakai flat shoes dan high heels? Dengan menggunakan matematika
sederhana, dapat kita bandingkan kedua hasil tersebut menjadi:
F(high heels) : F(flat shoes) = -0,46 :
-0,2 = 2,3
Jadi,
ketika menggunakan high heels, tulang telapak kaki menahan gaya sekitar 2,3
kali lebih besar dibanding ketika menggunakan flat shoes. Itulah
sebabnya Jupe dapat langsung melanjutkan saran dengan menulis, “Meskipun flat
shoes bikin kaki lo nyaman dan santai, ...” Lanjutan untuk tidak memungkiri
rasa lebih nyaman karena ketika memakai flat shoes, tulang telapak kaki
hanya menangah 0,2 berat badan, tidak
harus menahan 0,46 berat badan seperti ketika memakai high heels. Namun, kalau memang ingin
menggunakan high heels, baiknya sering duduk untuk mengurangi beban
tulang telapak kaki.
b) Daya
Pikat Payudara
Sebagai
penghibur, Jupe lekat sekali dengan bagian dadanya. Barangkali dada adalah
bagian yang paling cepat dan mudah dibayangkan andai nama Jupe disebutkan. Hal
ini disinggung Jupe dalam bab kedua berjudul UPSS, BRA 36D!.
Oops, bra 36D!
Hmmm...people are talking about my boobs. Well, I actually don’t even care
about that. Because I just enjoy it (having these big boobs) and I enjoy being myself.
So, enjoy my boobs. “You can see,but you can’t touch them”. Real or not, let
them be my secret, and I don’t care what you think.... Apa gue harus taro banderol itu di
dada gue, di boobs gue, gitu? Kan, nggak mungkin juga.
Yang
penting itu adalah ‘keindahan’. So... lo semua jangan bawel ngurusin
asli apa nggak, please deh, kan gue nggak minta lo bayar untuk
ngeliatnya.
Bagian
tersebut tampak menegaskan kata terakhir yang disebutkan oleh Jupe dalam bab
pertama berjudul SIAPA GUE?, “Cantik itu relatif, tapi cantik menurut
gue adalah sosok yang mengedepankan education, kebersihan, know how
to behave, cantik itu you have the God, 5 B (brain, beauty,
behave, bitchy, and Boobs).”
Gambar 4: Yuli Rahmawati dalam perilisan ‘JUPE My Uncut
Story’
|
Tak
dimungkiri memang payudara adalah bagian tubuh perempuan memiliki daya pikat
sangat kuat terhadap lelaki. Saking kuatnya, Jupe pun sampai merasa perlu
membahasnya dalam satu bab khusus. Dalam bab tersebut, Jupe turut mengungkap
kebingungan terkait kehebohan masyarakat terhadap masalah payudara Jupe. “Emang
gue perhatiin juga sih, masalah beginian kok, sampai heboh banget, ya. Mungkin
emang benar, payudara sering dikaitkan dengan selera seksualitas laki-laki.”
Pertanyaannya,
kenapa para lelaki selalu menyukai bagian payudara perempuan? Tak peduli ukurannya
besar atau kecil, seperti milik Park Bom bola basket atau milik Park
San-da-ra bola bekel, lelaki pasti suka. Tak dimungkiri, ada juga lelaki
yang lebih menyukai bagian tubuh perempuan lainnya, misalnya, bibir, paha, atau
pantat. Tapi entah kenapa, payudara tetap menjadi bagian tubuh perempuan yang
bisa menyuluh imajinasi lelaki. Saking menjadi ikon kecintaan dan obsesi para
lelaki, tak sedikit media, merek, brand, bahkan juga propaganda
menggunakan payudara perempuan. Misalnya seperti iklan Kopi Susu YA! dan
Segar Sari Susu Soda, yang dibintangi oleh Jupe.
Terkait
faktor yang membuat lelaki menyukai payudara perempuan, terdapat sebagian orang
yang mengungkapkan bahwa alasannya karena sejak lahir lelaki memiliki hubungan
intim dengan payudara ibu. Ada rasa kasih sayang yang diberi pada buah hati
tatkala ibu menyusui.
Sayangnya,
ungkapan tersebut agak gimana gitu. Soalnya ada pula lelaki yang tak banyak
mengonsumsi air susu ibu (ASI) saat bayi, tapi tetap tertarik menikmati
payudara perempuan. Terdapat pula pandangan yang menyebut bahwa dari tahun ke
tahun manusia memang mengembangkan payudara perempuan untuk keperluan seks.
Hanya saja pandangan ini di-counter dengan fakta bahwa untuk keperluan
seks, zakar dan vagina paling dibutuhkan.
Sebagai
upaya mencari tahu faktor yang membuat lelaki menyukai payudara perempuan, L.
Monique Ward, Ann Merriwether, dan Allison Caruthers menulis artikel Breasts
are for Men. Dalam artikel terbitan Sex Roles tersebut, mereka
menyingkap istilah yang disebut Masculinity Ideology (Ideologi
Kejantanan). Masculinity Ideology berperan terhadap pandangan lelaki
mengenai badan perempuan, yang juga berkaitan dengan kuantitas media yang
dikonsumsi oleh lelaki. Sayangnya, meski paparan tersebut memberi pengetahuan,
belum bisa memberi kepuasan. Apalagi memberi kepuasaan yang sama seperti saat
menikmati payudara perempuan. Jelas lah!
Brian
Alexander, yang mendalami dasar neurologis dari perilaku sosial, turut membahas
tentang payudara perempuan dalam bukunya The Chemistry Between Us. Buku
tersebut menyingkap masalah payudara dengan menyebut bahwa evolusi manusia
telah mengubah sirkuit saraf kuno. Pada awalnya, fungsi utama payudara adalah
untuk menguatkan ikatan kasih sayang antara bayi dan ibu dengan cara menyusui.
Namun sekarang, sirkuit otak ini telah berubah penggunaannya. Selain untuk
menguatkan ikatan ibu dan bayi, juga digunakan untuk meningkatkan ikatan antar
pasangan. Hasilnya, kebanyakan lelaki menyukai payudara perempuan.
Penuturan
Brian lebih make sense buat saya dibandingkan pandangan lainnya. Ini
karena kalau ditelisik lebih lanjut, otak para ibu akan dibanjiri dengan neurochemical
oxytocin yang dikenal sebagai love drug. Neurochemical oxytocin
ini membantu ibu untuk fokus kepada anak dan memberi rasa kasih sayang melalui
ASI. Hormon tersebut juga membanjiri otak perempuan ketika terangsang oleh
pasangan saat berhubungan seks. Sirkuit pada otak yang tadinya digunakan untuk
bayi, pada saatnya juga digunakan untuk orang dewasa. Dari sini, dapat
diungkapkan bahwa payudara perempuan merupakan sarana untuk mewujudkan kasih
sayang, yang membuat orang lain merasa senang.
Kalau
ada sebagian perempuan yang payudaranya begitu digilai lelaki, misalnya kasus
yang dialami oleh Jupe, mungkin karena perempuan tersebut berusaha menyenangkan
lelaki melalui payudaranya. Usahanya antara lain dengan rajin merawat
keindahannya agar bisa memberi kesenangan saat lelaki menyaksikannya, apalagi
bisa merasakan sentuhannya. Jupe tak ketinggalan urun rembug terkait hal ini.
Dalam bab kedua itu, dirinya dengan turut menulis tanggapan terhadap kabar
payudara asli atau implantasi, pendapat terhadap praktik ‘memperindah’
payudara, serta pengalaman merawat payudara,
Jupe
juga turut menyampaikan 10 tip untuk merawat ‘keindahan’ payudara, yaitu:
1.
Kurangi konsumsi gula.
2.
Konsumsi banyak sayur.
3.
Kurangi makanan berbumbu kuat kayak kari atau
semacamnya.
4.
Rajin makan buah-buahan.
5.
Hindari kafein.
6.
Konsumsi biji-bijian, seperti kacang tanah, kacang
merah, kacang kedelai, juga sayur polong-polongan seperti kapri dan buncis.
Mengonsumsinya setiap hari sangat baik untuk perkembangan payudara.
7.
Rileks menjalani aktivitas, usahain lo jangan stres.
Nah, ini yang susah.
8.
Berpikir positif.
9.
Olahraga. Percuma lo makan ini dan itu, tapi lo sendiri
nggak gerak.
10. Sering-sering
pijat payudara lo.
Udah
segitu aja pesen gue.
Penutup
Sekarang,
Yuli Rahmawati alias Jupe sudah berpindah dimensi alam. Di usia yang belum
genap 40 tahun, dirinya sudah menganyam namanya menjadi sanggam. Dengan tetap
memperhatikan segala yang telah diperbuatnya, rasanya tak berlebihan kalau
harapan dipanjatkan pada Penguasa Semesta. Harapan agar Jupe mendapat cinta
dari Sang Pencipta. Jupe berpindah dimensi alam saat usianya 37 tahun kurang 35
hari. Selama waktu itu, dirinya tak lelah mengayuh perjalanan yang dilakoni.
Perjalanan
yang dialami oleh Jupe adalah perpaduan ikhtiar dan takdir. Sebagian orang
boleh saja mencibir. Meski demikian, Jupe tak langsir ungkapan nyinyir yang
dialamatkan padanya dari para tukang pandir. Biarpun sebagian orang sirik tiada
akhir, Jupe terus tetap mengalir. Sah-sah saja kalau kelahiran 15 Juli 1980
tersebut merasa gembira ikhtiar yang dilakukan selaras dengan takdir yang
digariskan.
Kegembiraan
tersebut, mungkin, mendorong Jupe untuk tak ragu menulis sebuah buku. Memang
buku JUPE: My Uncut Story itu hanya berisi beberapa hal yang dianggap
perlu oleh Jupe untuk ditulis. Sekilas, uraian yang disajikan Jupe tidak
mengandung konsep ilmiah, bahkan tidak terdapat persamaan matematis satupun!
Namun, kita dapat menerapkan penguasaan konsep ilmiah terhadap karya tulis yang
tampak tidak ada nilai ilmiahnya.
Lebih
lanjur, sepanang berkarier, banyak khalayak yang memandang Jupe tipikal orang
“modal badan”. Tak dimungkiri bahwa kesintalan badan turut berperan dalam
melambungkan nama Jupe. Karena kesintalan badan pula Jupe banyak mudah
mendapatkan cibiran kelewat cemar. Cibiran yang nyaris membutakan hingga enggan
berempati, alih-alih mengapresiasi.
Mungkin
penampilan badan yang dimiliki serta keberhasilan berkarier yang dialami oleh
Jupe memantik amarah sebagian orang. Amarah yang muncul karena cemburu, dengki,
atau jengkel. Sementara tak bisa dielakkan lagi bahwa, “Mata yang penuh amarah
hanya memandang segala yang nista sepertihalnya mata yang cinta akan tumpul
terhadap semua cela.”
Sebagian
orang memang mengganggap bahwa perempuan bersikap salah ketika memanfaatkan
‘modal badan’ seperti ‘menjual’ kecantikan. Naomi Wolf dalam buku The Beauty
Myth menuturkan bahwa kecantikan adalah mitos yang diciptakan industri
untuk mengeksploitasi perempuan secara ekonomi melalui produk-produk kosmetik.
Pandangan Naomi beserta pendukungnya boleh jadi tidak bisa disalahkan, tapi
kurang lengkap untuk menjadi genggaman. Pasalnya Naomi tak mementingkan paras
cantik sebagai salah satu modal untuk perempuan.
Catherine
Hakim mengungkap konsep erotic capital (modal erotis), sebagai kombinasi
dari daya tarik fisik, estetik, visual, sosial, dan seksual yang dimiliki
seseorang untuk menarik orang lain. Modal erotis sama pentingnya dengan modal
ekonomi, sosial, dan budaya yang dicetuskan oleh Pierre Bourdieu. Sepertihalnya
jenis modal lain, modal erotis juga dapat diupayakan, kosok bali dengan
pandangan yang cenderung menyangka bahwa kecantikan hanyalah keadaan alamiah.
Tak perlu
membutakan mata menyaksikan bahwa orang yang cantik memang kerap mendapat
beragam kemudahan. Contoh paling bagus dalam hal ini ialah Maria Yuryevna
Sharapova. Pendapatan sebagai model jauh lebih banyak ketimbang menjadi
petenis. Maria bahkan masih tetap menambah kekayaan saat diskors akibat kasus
obat terlarang. Kimberly Noel Kardashian juga termasuk sosok yang memanfaatkan
modal erotisnya untuk memperoleh keuntungan finansial.
Walau
modal erotis sama pentingnya dengan modal ekonomi, sosial, dan budaya, mengapa
kita tampak enggan mengapresiasi kecantikan perempuan sepertihalnya kecerdasan?
Ketika ada perempuan dandan, dibilang menghabiskan waktu tak berguna. Namun,
ketika membaca buku, disangka waktu diisi dengan kegiatan bermanfaat. Perempuan
yang berusaha menunjukkan kecantikan malahan tak jarang otomatis dianggap
bodoh. Pekerjaan yang menjual badan perempuan, seperti modelling, diberi
stigma sebagai pekerjaan hina.
Lebih
menyesakkan lagi, ketika ada perempuan cantik ingin menikahi lelaki kaya
dilabeli ‘matre’ yang mengkhianati kesucian cinta dalam perkawinan. Padahal,
alasan di balik julukan ‘matre’ ini adalah bahwa lelaki harus mendapatkan
kenikmatan yang mereka inginkan dari perempuan secara gratis, terutama seks.
Kecantikan dan upaya mempercantik diri dianggap sebagai tindakan tak baik. Para
peserta kontes kecantikan, misalnya, mendapatkan banyak cibiran. Kecerdasan dan
kecantikan dilihat sebagai dua hal bertentangan yang tak mungkin dipadukan oleh
perempuan. Perempuan yang memiliki keduanya, tidak diizinkan untuk menggunakan
semuanya, hanya boleh memaksimalkan kecerdasan saja. Mengapa?
Sebagai
manusia biasa, Jupe termasuk perempuan yang cerdas dalam memanfaatkan modal
eriotis. Sah-sah saja kalau Jupe rajin merawat ‘aset’ yang senantiasa
dimanfaatkannya. Apalagi ‘aset’ tersebut termasuk bagian tubuh yang memiliki
daya pikat kuat dalam merangsang gairah seks lelaki.
Seks
terbilang nafsu yang paling sosial. Tanpa memperhitungkan moral, secara
naluriah kita bisa turut bergembira menyaksikan orang lain yang sedang memenuhi
nafsu seksnya. Kita punya hasrat kesenangan walau sekadar untuk menontonnya.
Itulah kenapa ada pornografi, yang melahirkan industri seperti blue film
(BF) dan majalah dewasa dengan omzet besar.
Seks
berbeda dengan nafsu lain, misalnya nafsu makan. Adakah orang, terutama lelaki,
yang sanggup suntuk berjam-jam menyaksikan tayangan dengan sajian berupa
adegan-adegan orang sedang makan bakwan biarpun orang itu adalah Via Vallen?
Adakah media pendulang iklan yang menjebak pengunjung dengan gambar Nella
Kharisma sedang mangap ngemplok cilok?
Saking
sosialnya nafsu yang satu itu, ia jadi begitu canggih buat menyedot perhatian.
Ia jadi empuk sebagai bahan berita dengan judul-judul menggemaskan. Ia juga
legit buat stok pengalihan isu, yang bisa dengan gampang ditembakkan sewaktu-waktu.
Sebab, kabar terkait seks tidak cuma memberikan informasi, walakin
memberdayakan imajinasi.
Jupe
menyadari sisi ini, mengerti hal ini. Tak risau dengan segala caci-maki maupun
puja-puji, dirinya berusaha memanfaatkannya memenuhi kebutuhan diri, sampai
akhirnya berpindah dimensi.
REFERENSI
Alexander, Brian. (2012). The
chemistry between us: love, sex, and the science of attraction. New York City:
Penguin. URL: https://books.google.co.id/books?id=fHL6gnCqfooC&lpg=PP1&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q&f=false
Giancoli, Douglas C. (2014). PHYSICS:
Principles with Applications (7th Ed.). San Francisco: Pearson Education.
ISBN-13: 978-0-321-62592-2.
Hakim, Catherine. (2010). Erotic
Capital. European Sociological Review, 26(5): 499-518. URL: http://www.catherinehakim.org/wp-content/uploads/2011/07/ESR-Erotic-Capital-Oct-2010.pdf
L. Monique Ward, Ann Merriwether, dan
Allison Caruthers. (2006). Breasts are for Men: Media, Masculinity Ideologies,
and Men’s Beliefs About Women’s Bodies. Sex Roles, 55(9-10): 703-714.
URL: https://link.springer.com/article/10.1007/s11199-006-9125-9
Mulvey, Laura. (1975). Visual
Pleasure and Narrative Cinema. Screen, 16(3): 6–18. URL: http://theslideprojector.com/pdffiles/art6/visualpleasureandnarrativecinema.pdf
Rahmawati, Yuli. (2014, 27 Oktober). JUPE:
My Uncut Story. Jakarta Selatan: EnterMedia. ISBN (13) : 978-979-780-727-6
Wolf, Naomi. (2002). The Beauty
Myth: How Images of Beauty Are Used Againts Women. New York City: Morrow.
URL: http://www.alaalsayid.com/ebooks/The-Beauty-Myth-Naomi-Wolf.pdf