“Success
in calculus depends to a large extent on knowledge of the mathematics that
precedes calculus: algebra, analytic geometry, functions, and trigonometry.”
Itu
adalah ungkapan yang saya peroleh dari buku Calculus Early Transcendentals (6e)
karya James Stewart. Buku itu dipakai oleh Natalia L. Komarova, dalam perkuliahan
kalkulus, yang videonya saya unggah melalui akun YouTube Alobatnic.
Saya
sendiri mengunduh buku itu agar bisa mengikuti uraian pembelajaran yang
disampaikan Natalia, tidak cuma menikmati keindahan badan semata. Namun
belakangan, justru lebih disibukkan dengan hal lain: research, faith,
and sexuality—jangan dialihbahasakan, nanti lucu.
Walau
begitu, ungkapan James Stewart tersebut, memberi pengaruh tersendiri kepada
saya, dengan segera. Saya jadi mempertimbangkan arkān (mā wajaba
wa lā yastamirru) kompetensi literasi saintifik:
pengetahuan konten, prosedural, dan epistemik. Ketiga jenis pengetahuan ini
juga saya perlukan dalam membina santri agar berhasil dalam sorogan dan musyāwaroh
Taqrīb. Ini kalau jadi riset, nanti korelasional, bocoran.
Ungkapan
James Stewart juga membuat enam faktor terkait keberhasilan belajar yang
disampaikan oleh Burhān al-Dīn al-Zarnūjī dalam risalahnya Ta'līm
al-Muta'allim Ṭorīq al-Ta'allum lebih serius dipertimbangkan. Agar lebih kekinian,
keenam faktor tersebut dicari padanan kontemporer. Berkat bantuan Syarofis Si’ayah,
Whasfi Velasufah, dan Matahari, akhirnya bisa menyusun instrumen untuk menghasilkan
data kuantitatif. Supaya keenam faktor tersebut dapat disusun kembali menyerupai
Persamaan Drake.
Saya
tidak mengalami banyak masalah ketika mempertimbangkan arkān kompetensi literasi
saintifik. Kerangka kerja PISA 2018 sudah lengkap mengurainya. Lain soal dengan
sorogan dan musyāwaroh Taqrīb. Saya perlu mengaransir
ulang konten Shorof, Naḥwu, I’lāl–Ibdāl, Mufrodāt, serta (ini yang paling nyebelin
kayak Putri) Matematika sederhana yang paling diperlukan dalam sorogan
dan musyāwaroh Taqrīb. Pula menyusun prosedur penggunaan konten serta
makna penggunaan setiap konten dan prosedur tersebut ketika sorogan dan musyāwaroh
Taqrīb. Bahkan mungkin perlu memberi tahu alasan teknis penggunaan Taqrīb,
gara-gara Jeffa Lianto Van Bee, bawel.