Q & A. Grace Natalie Louisa. [interview]

Q & A. Grace Natalie Louisa. [interview]


[Sumber][Arsip]

Pendahuluan

Grace Natalie Louisa lahir di Jakarta pada 4 Juli 1982. Pendidikan formal diselesaikan dari sekolah menengah di SMAK 3 BPK Penabur, Jakarta kemudian mengambil jurusan akuntansi di Institute Bisnis dan Informatika Indonesia. Pengalaman pertamanya di dunia jurnalistik adalah ketika jaringan SCTV mengadakan ‘SCTV Goes to Campus’, kompetisi untuk mencari mahasiswa yang ingin menjadi jurnalis. Grace memenangkan kompetisi tingkat provinsi (Jakarta) dan kemudian mencapai lima besar secara nasional. Setelah menyelesaikan studinya, Grace direkrut oleh SCTV dan menjadi presenter pada acara ‘Liputan 6’. Pada tahun-tahun awal sebagai jurnalis televisi, ia meliput kejahatan, politik, bisnis, dan berita terkini lainnya. Dia mengatakan sulit beradaptasi dengan dunia televisi yang sangat dinamis dengan jam kerja yang tidak dapat diprediksi. Tapi itu tidak menyurutkan semangatnya, dan dia perlahan-lahan jatuh cinta dengan dunia jurnalisme. Setelah setahun, dia pindah ke ANTV dan kemudian ke TVOne. Setelah sempat bergabung dengan SMRC, pada tahun 2014 Grace banting setir dan masuk ke dunia politik dan sekarang telah menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia.

Memasuki Arena Politik Praktis

Kata “politik” sebenarnya sudah melekat dalam diri Anda jika melihat kiprah Anda di dunia jurnalistik dan di lembaga konsultan politik. Kini Anda memutuskan untuk menjadi politisi tulen dengan membentuk sebuah partai. Sebenarnya apa sih yang menarik dari dunia politik di mata Anda?
Kalau pertanyaan ini ditanyakan pada saya beberapa tahun lalu, saya mungkin akan menjawab bahwa saya tidak tertarik untuk menjadi politisi apalagi membentuk sebuah partai. Apa yang kemudian membuat saya berubah pikiran adalah saya merasa miris dan sedih melihat orang-orang yang baik belum mendapat apresiasi yang layak dari partai politik.
Ketika mereka hendak mengikuti pemilihan kepala daerah apalagi pemilihan presiden, mereka tidak akan bisa maju apabila hanya bermodalkan kepemimpinan dan pribadi yang baik saja. Kebanyakan partai melihat hal lain, seperti kecukupan modal yang ia miliki. Ada “mahar” yang harus ia bayar.
Bahkan dalam sebuah kasus yang pernah saya temui, ada seorang klien yang menyediakan uang sebanyak belasan milyar. Apa yang terjadi? Uangnya diambil oleh partai tersebut tapi kemudian dukungannya tidak jadi diberikan.
Hal-hal seperti itulah yang membuat saya tergerak untuk menciptakan perubahan terhadap budaya yang tidak sehat tersebut. Kalau kita hanya sebatas mengkritisi dari luar tanpa berbuat apapun, kondisinya tidak akan berubah.
Dari situlah kemudian saya terpikir untuk membentuk sebuah wadah atau kendaraan bagi orang-orang yang punya kepribadian dan rekam jejak yang baik untuk maju sebagai pemimpin.
Anda terbilang nekad karena di usia muda sudah berani mendirikan sebuah partai. Tidakkah terlintas di benak Anda untuk bergabung dengan partai yang sudah ada saja dulu?
Saya sudah pernah ditawari oleh beberapa partai yang sudah ada dan saya tidak tertarik. Karena saya mau berbuat apa di sana? Mereka sudah berdiri sekian lama dan punya kultur tersendiri, termasuk budaya negatif yang sempat saya sebutkan tadi. Jadi mustahil rasanya apabila saya seorang diri bisa merubah kebiasaan buruk yang ada di lingkungan tersebut sementara orang-orangnya tidak memiliki visi yang sama dengan saya.
Akan lebih mungkin apabila kita membangun sesuatu dari nol, dengan mengumpulkan orang-orang baru yang belum terkontaminasi dengan kultur tersebut. Kita tanamkan nilai-nilai positif dan menciptakan budaya kita sendiri. Itu akan lebih realistis ketimbang mengubah apa yang sudah ada.
Bagaimana tanggapan orang-orang terdekat Anda terhadap keputusan yang Anda buat ini?
Sedari awal saya tak lupa melibatkan orang-orang terdekat saya dalam mengambil keputusan. Mereka pada awalnya tidak langsung setuju. Namun setelah mereka melihat bagaimana tekad dan proses yang saya jalani bersama kawan-kawan di PSI, mereka mau mengerti dan bahkan sekarang sudah dalam tahap mendukung.
Suami saya misalnya. Ia tak hanya mendukung secara moral, namun ia juga sudah mau untuk ikut berkontribusi. Website PSI adalah hasil kontribusi suami saya. Bukan paksaan dari istri, melainkan panggilan dari hati.
Bisa disebutkan apa kekuatan utama yang membedakan PSI dengan partai lain?
DNA-nya PSI adalah kebajikan dan keragaman. Kita di sini mempunyai tujuan yang baik. Mungkin ada sebagian orang yang meragukan niat kami. Mereka khawatir bahwa PSI tak berbeda dengan partai lain yang jargonnya anti korupsi namun ujung-ujungnya terlibat skandal korupsi juga.
Dari situ kami membuat terobosan. Tak seperti partai lain, kami hendak memisahkan antara kader yang merupakan pengurus partai dengan kader yang menjadi anggota dewan atau menteri. Jadi tidak ada istilah rangkap jabatan.
Bila ada kader kami yang menjadi anggota dewan, ia bisa berfokus dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat. Yang menjadi pengurus harian partai juga bisa fokus untuk mengawasi kinerja para kader PSI yang berkiprah di lembaga pemerintah. Hal tersebut kami yakini bisa meminimalisir konflik kepentingan yang belakangan menjadi salah satu pemicu utama tindakan korupsi.
Kalau dari segi misi apa yang membedakan?
Kami ingin mendorong, menyemangati, dan menginspirasi anak-anak muda serta kaum perempuan untuk berani terjun dan berpartisipasi membangun bangsa. Banyak karya anak muda kita yang bagus dan bahkan kualitasnya diakui sampai ke luar negeri. Namun ketika diajak bicara soal politik mereka pada ilfeel semua. Bisa dipahami memang, karena imej politik sendiri sudah terlanjur dicap jelek.
Di sinilah kami hadir untuk mengubah persepsi tersebut, bahwa politik itu sebenarnya tidaklah jahat. Kami ingin menjadi kendaraan bagi orang-orang muda yang punya niat baik untuk maju menjadi wakil rakyat atau kepala daerah.
Kemudian kami memperjuangkan kuota keterwakilan perempuan di parlemen agar bisa lebih dari 30%. Di sini kami memang memberikan perhatian yang lebih pada kaum perempuan. Sampai ke daerah, kami keukeuh untuk mencari dan melibatkan perempuan untuk masuk di struktur organisasi kami.
Kenapa kami concern untuk menarik partisipasi perempuan di politik? Kita lihat saja kiprah perempuan di DPR. Sudah jumlahnya sedikit, kebanyakan dari mereka malah ditugaskan di komisi-komisi yang urusannya terlalu umum, seperti urusan anak, perempuan, dan tenaga kerja.
Jarang sekali perempuan yang ditugaskan di komisi hukum, kebijakan luar negeri, serta pertahanan dan keamanan. Itulah yang akhirnya mendorong kami untuk memberikan perhatian yang lebih kepada kiprah kaum perempuan di parlemen.
Kenapa memilih nama Partai Solidaritas Indonesia?
Karena itulah yang paling mencerminkan kami. Solidaritas. Di DPP PSI sendiri saat ini ada 6 orang  perempuan dan 3 lelaki. Yang perempuan lebih banyak daripada yang lelaki. Ada yang beragama Islam, Kristen, dan Hindu. Di PSI, keragaman ini tak hanya sekadar diakui, namun juga dirayakan.
Dan bentuk solidaritas paling konkret yang saya lihat adalah para prianya ini berbesar hati untuk mendaulat rekannya yang perempuan untuk menempati posisi yang penting. Mereka yang lelaki tidak ada yang keberatan dan berkenan untuk memberikan dukungan penuh kepada saya untuk menjadi ketua umum.
Saya yang notabene seorang perempuan, non muslim, keturunan Tionghoa pula, bisa dipercaya untuk mengemban jabatan sebagai ketua umum. Ini bagi kami adalah bentuk solidaritas tertinggi.
Apakah Anda tidak khawatir apabila atribut minoritas yang melekat dalam diri Anda tersebut akan menjadi pengganjal bagi karir politik Anda?
Tidak masalah. Saya sadar pasti ada yang menerima dan ada yang menolak. It’s okay. Namun saya yakin pola pikir masyarakat kita sekarang sudah pelan-pelan berproses. Saya pikir kalau ada yang melihat saya hanya dari atribut yang melekat ya silakan saja. Itu hak mereka. Yang penting saya akan membuktikan kapasitas saya melalui pekerjaan yang saya lakukan.
Bagaimana dengan soal jam terbang? Ada sebagian kalangan yang menilai Anda dan rekan-rekan Anda di PSI masih terlalu muda dan belum memiliki jam terbang yang mumpuni untuk menjalankan sebuah partai. Tanggapan Anda sendiri bagaimana?
Saya justru melihat itu sebagai suatu kekuatan, bukan kelemahan. Kenapa? Karena itulah yang membedakan kami dengan partai-partai lain yang sudah lama berdiri. Idealisme kami masih murni dan belum terkontaminasi.
Kemudian, apabila kepercayaan publik terhadap sebuah partai hanya diukur dari tingginya jam terbang atau usia partai tersebut, harusnya yang menang pemilu ya partai yang itu-itu saja, seperti Golkar, PDI-P, dan PPP. Namun pada nyatanya beberapa waktu lalu ada Partai Demokrat yang notabene merupakan partai baru, bisa memperoleh suara terbanyak.
Fungsi utama partai adalah sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi rakyat. Tentang bagaimana cara manajemen partai itu sendiri tidak ada ilmu pastinya. Itu semua dilewati dengan proses setahap demi setahap.
Kebanyakan perempuan dan pemuda sekarang cenderung apatis terhadap politik. Sementara Anda sempat menyebutkan bahwa partai Anda menyasar suara mereka. Usaha apa yang akan Anda lakukan untuk menarik minat dan partisipasi mereka?
Kami memulainya dari diri kami sendiri. Untuk menarik minat dan partisipasi kaum pemuda dan perempuan, PSI sendiri punya dua peraturan utama. Pertama ialah usia pengurusnya maksimal 45 tahun. Kedua, tidak pernah jadi pengurus harian yang aktif di partai lain. Kalau kami mencitrakan diri sebagai partainya anak muda tapi pengurusnya sudah tua semua apa gunanya?
Kemudian yang menjadi kendala bagi perempuan untuk aktif di politik itu adalah soal membagi waktu antara urusan rumah tangga dengan urusan partai. Terlihat simpel memang, tapi itu merupakan hambatan yang cukup sulit bagi perempuan. Banyak rapat-rapat politik yang berlangsung hingga tengah malam. Hal itu jelas tidak membuat mereka nyaman. Selain dari segi keamanan, bagaimana nasib keluarganya? Suami dan anaknya siapa yang mengurus?
Karena itulah, di PSI kami selalu mengusahakan agar kegiatan rapat dan bertemu orang berlangsung maksimal hingga sore hari. Ini dilakukan agar kader-kader partai yang perempuan bisa segera pulang untuk mengurus keluarga. Jadi kami di sini ingin menciptakan lingkungan organisasi yang ramah terhadap perempuan.
Kalau dari diri Anda sendiri, bagaimana cara Anda membagi waktu antara keluarga dengan pekerjaan?
Caranya mau tidak mau ya saya harus benar-benar taktis dalam mengatur waktu. Sebisa mungkin saya tidak menunda pekerjaan. Ini supaya keesokan harinya saya bisa ada waktu yang lebih luang dengan keluarga.
Kemudian efisiensi waktu dan energi juga perlu. Terkadang pekerjaan bisa dilakukan dari rumah. Kegiatan rapat misalnya. Kan rapat tidak selalu harus bertemu secara fisik. Dengan teknologi yang ada sekarang pun kita juga bisa komunikasi dengan rekan sejawat.
So far cara itu saya rasa cukup berhasil karena belum ada yang komplain. Suami tidak mengeluh. Anak saya juga belum memanggil saya “tante”. Dia masih senang saat melihat saya. Jadi masih on the track.
Nama Anda mulai dikenal publik ketika berkiprah sebagai jurnalis. Apakah pengalaman tersebut Anda rasa akan membantu mempersiapkan Anda mengarungi kerasnya dunia politik?
Pengalaman sebagai wartawan saya rasa membantu mempersiapkan saya secara mental. Saya jadi terbiasa untuk melihat hal dari berbagai sisi dulu sebelum mengambil keputusan. Kemudian dari sisi networking juga menjadi modal.
Berbeda dengan beberapa partai lainnya, saya dan kawan-kawan di PSI masih belum punya media. Namun sebagai wartawan, kami terbiasa untuk membangun jaringan. Kami terbiasa untuk mencari dan menjalin pertemanan. Semakin banyak teman berarti akan semakin banyak pula yang mengenal saya dan PSI. Itulah mungkin bekal yang saya dapatkan ketika berkarir sebagai jurnalis dan yang bisa saya aplikasikan sekarang.
Bicara soal Hari Kemerdekaan, apa makna kemerdekaan bagi Anda?
Merdeka bagi saya dan diikuti oleh teman-teman di PSI adalah merayakan dan menghargai keberagaman. Saya melihat kita masih belum merdeka secara keberagaman. Orang yang berbeda seringkali dianggap salah. Padahal, perbedaan itu sendiri sudah ada dan tercipta ketika kita sama-sama melepaskan diri dari penjajahan dan berdiri sebagai sebuah negara.
Kalau bisa ditarik kesimpulan dari pernyataan Anda tersebut, berarti Indonesia masih belum benar-benar merdeka?
Merdeka dari penjajahan sudah. Namun merdeka dalam mengekspresikan diri kita sesuai dengan kepercayaan yang kita yakini saya lihat masih belum sepenuhnya terwujud.
Masih sering kita temui bahwa ada individu dan golongan tertentu yang melakukan pemaksaan dan intimidasi kepada orang-orang yang punya ideologi yang berbeda dengan mereka. Padahal sedari awal sejak negara Indonesia terbentuk kita sudah memiliki unsur-unsur yang berbeda. Kenapa kemudian harus disamakan setelah 70 tahun negara ini berdiri?
Dari sederet persoalan yang membelenggu negara kita sekarang, masalah apa yang menurut Anda paling mendesak untuk dibenahi?
Saya rasa hukum dan pemberantasan korupsi mendesak untuk diselesaikan. Harus ada kepastian hukum yang bisa diberikan oleh lembaga penegak hukum, seperti KPK yang saat ini mungkin menjadi lembaga yang paling dipercaya masyarakat. Ini penting, karena korupsi itu sendiri lebih jahat daripada narkoba.
Kemudian masalah pendidikan juga krusial. Pengalaman saya sebagai konsultan politik melihat sendiri, bahwa orang-orang yang tingkat pendidikannya rendah itu rentan dipengaruhi dan dimobilisasi oleh pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan suara dalam pemilihan kepala daerah. Akhirnya calon kepala daerah yang bagus namun dananya terbatas gagal jadi pemenang. Hal-hal seperti inilah yang kemudian membuat negara kita sulit untuk berkembang.
Bicara soal tokoh atau pahlawan nasional, siapa yang paling menginspirasi Anda?
R.A. Kartini. Saya melihat dia merupakan seorang pendobrak di masanya. Pada zaman itu kaum perempuan di Indonesia diidentikkan dengan urusan dapur saja. Namun Kartini berani untuk menulis ide dan pemikirannya yang progresif, hingga akhirnya ia bisa menginspirasi perempuan-perempuan lain di masanya untuk mengembangkan diri dan menggapai cita-citanya.
Saat ini apa harapan atau impian terbesar yang Anda miliki untuk Indonesia?
Saya ingin melihat lebih banyak anak muda dan kaum perempuan bisa tergerak dan mau untuk ikut memberdayakan masyarakat. Saya ingin agar mereka berkenan untuk memberikan kontribusi bagi negara melalui keahlian mereka masing-masing dan menciptakan perubahan.
Satu contoh, misalnya mereka punya keahlian di bidang IT, mereka bisa mengembangkan teknologi smart city. Hal semacam itu tentu akan bermanfaat bagi orang banyak. Namun itu semua sedikit banyak bergantung kepada pemimpinnya. Apakah si pemimpin mau untuk memfasilitasi dan memberikan kesempatan bagi anak-anak muda untuk berkarya? Inilah salah satu hal yang akan saya perjuangkan bersama teman-teman di PSI.
Anda terkesan lebih fokus untuk bekerja di belakang layar dengan menyediakan sarana bagi orang-orang yang ingin menjadi pemimpin. Apakah Anda sendiri tidak punya keinginan untuk jadi aktor utama di panggung politik? Tidakkah Anda memiliki cita-cita pribadi, seperti jadi Presiden mungkin?
Saya tidak ada ambisi ke sana. Kalau saya punya keinginan untuk mengusung diri saya pribadi, maka hal itu tidak akan membuat PSI berbeda jauh dengan beberapa partai lain yang dibentuk hanya untuk mengusung figur tertentu. Jadinya malah kontraproduktif dengan misi partai saya.
Tujuan saya murni untuk menyediakan wadah bagi orang-orang muda untuk berkumpul dan membuat perubahan bersama-sama. Saya ingin memberikan kesempatan bagi orang-orang yang berkualitas dan punya niat baik untuk maju menjadi pemimpin.
Melihat rekam jejak karir Anda, bisa dilihat bahwa Anda merupakan sosok perempuan smart yang berani mengambil risiko. Bagi para perempuan yang sedang mengejar cita-cita mereka dan menjadikan Anda sebagai inspirasi, pesan apa yang bisa Anda sampaikan?
Kalau saya pribadi, apapun yang saya kerjakan, saya selalu berusaha untuk do the best. Terdengar klise memang. Namun saya yakin apabila kita berbuat yang terbaik, pintu-pintu akan terbuka.
Misalnya, mungkin Anda merasa kinerja Anda tidak begitu dihargai di tempat Anda bekerja sekarang. Tapi kalau Anda bekerja sepenuh hati, bisa jadi akan ada orang atau pihak lain yang tidak Anda duga yang kemudian justru lebih menghargai dan membukakan pintu bagi Anda.
Jika kita mengerjakan sesuatu dengan 100%, maka pasti cepat atau lambat, kesempatan dan tawaran yang lebih baik akan datang kepada kita.


Terobosan dalam Rekrutmen Bakal Calon Anggota Legislatif

PSI dinilai melakukan terobosan baru dalam rekrutmen bakal calon anggota legislatif, yakni dengan seleksi uji kompetensi. Bisa dijelaskan secara rinci?
Sederhana saja logikanya. Jumlah penduduk Indonesia kan sekitar 255 juta orang. Jumlah perwakilan rakyat itu hanya sekitar 550 orang yang duduk di DPR. Harusnya, mereka itu adalah orang yang terbaik dari yang terbaik yang kita miliki, karena tugas mereka itu teramat penting. Karena mereka itu yang membuat atau mengatur aturan main semua aturan di republik ini.
Lalu?
Tapi kenapa selama ini kita tidak pernah tahu seseorang itu sampai ada di kertas suara itu bagaimana dia bisa sampai di situ? Apa latar belakangnya? Apa kompetensi yang dimilikinya? Bagaimana track recordnya?
Maksudnya?
Analogi sederhananya begini, kalau kita punya warung makan, tentu kita perlu karyawan untuk membantu kita melayani tamu untuk membantu kita. Tentu kita memerlukan atau mencari orang yang terbaik, yang bisa menghitung, yang rajin masuk kerja. Jangan kita cari orang yang malas untuk masuk kerja, karena ini akan menghambat. Untuk cari orang yang bakal jagain warung kita saja mungkin kita akan meng-interview orang mencari orang yang terbaik, apalagi mencari orang untuk duduk menjadi wakil rakyat di DPR RI.
Mereka itu adalah orang yang akan menjaga republik kita ini. Jadi dari situlah kita ingin memulai tradisi baru. Bagaimana kita bisa melakukan proses seleksi mencari orang-orang terbaik, yang profesional, yang dapat mewakili rakyat di DPR dengan melewati proses seleksi yang profesional dan transparan. Dan kita yakin ketika proses ini kita jalankan, orang-orang terbaik itu akan tertarik untuk masuk.
Mengapa perlu ada seleksi yang transparan?
Sekarang ini kan kita tahu ada isu-isu yang beredar dalam proses pencalonan anggota legislatif yang dilakukan oleh partai-partai lama. Katanya ada uang pengambilan formulir, ada uang pengembalian formulir, nomor urut berapa itu semua ada price listnya.
Dan yang saya ketahui sendiri, ada ketua umum partai yang memasang caleg-calegnya itu asal-asalan saja, suka-suka dia, seperti istrinya, ajudannya dimasukin. Siapa yang dia kenal dimasukin, orang-orang dekat dia dimasukin. Ada beberapa artis untuk vote getter itu masuk. Jadi tidak jelas proses seleksinya, karena selama ini tidak pernah ada proses perekrutan yang dilakukan secara terbuka.
Lalu, siapa yang akan menentukan seseorang bisa jadi caleg atau tidak?
Biasanya penentuan calon anggota legislatif itu kan otoritasnya ada di tangan ketua partai. Kali ini kita ubah. Otoritas itu ada di tangan panitia seleksi independen yang melakukan seluruh pengujian dan seleksi kompetensi.
Seleksi dilakukan terbuka?
Seluruh prosesnya kita lakukan terbuka. Kita upload di media sosial, agar semua orang bisa melihat proses yang berlangsung. Bahkan teman-teman media yang datang ke sini kami persilakan untuk datang masuk menyaksikan secara langsung duduk bersama tim seleksi.
Kenapa?
Agar semuanya dapat membuka dinding-dinding yang tadinya tertutup agar semuanya terbuka.
Apa tujuan seleksi ini?
Kita berharap bisa mendapatkan orang-orang terbaik melalui proses seperti itu.
Sudah berapa orang yang mendaftar?
Pada gelombang pertama ada 1155 orang yang mendaftar dan profesinya beragam. Hanya ada dua orang yang tercatat dari partai politik lain.
Apa saja profesi mereka?
Ada yang menjadi salah satu direksi sebuah bank swasta. Dia sebut gajinya Rp150 juta sebulan. Ada TKI 10 tahun dia kerja di Dubai, dia daftar dan ikut proses seleksi dan dia lolos kemarin. Ada juga dokter gigi, umur 30 an tahun, rumahnya di daerah Imam Bonjol. Ada juga seorang penulis dari Jawa Barat, yang juga orang NU mau ikut daftar. Ada mahasiswa yang belum lulus kuliah, dosen, guru, teknisi. Intinya mereka itu profesional dan rata-rata bukan aktivis partai. Tapi mereka mau mendaftar ingin masuk menjadi anggota legislatif.
Dari jumlah itu berapa yang lulus?
Kemarin itu kita dapat sekitar 57 orang yang lulus dan masuk dalam tahap seleksi selanjutnya, yaitu tahap sosialisasi. Jadi belum pasti dapat tiket tuh, mereka itu harus melakukan sosialisasi.
Kenapa harus sosialisasi?
Mereka mungkin memiliki kompetensi. Tapi namanya ingin jadi wakil rakyat kan tidak hanya memiliki kompetensi, tapi dia juga harus mampu meyakinkan orang lain untuk bagaimana orang lain bisa memilihnya.
Apa syaratnya?
Mereka harus mengumpulkan dukungan 100 foto copy KTP, dan 100 testimoni dari orang yang memberikan KTP, kenapa mereka memberikan dukungannya. Ini dilakukan supaya dia tidak mengambil dari pengepul KTP.
Seberapa penting proses seleksi ini bagi PSI?
Kita meyakini, ini pekerjaan yang penting banget. Kalau semakin banyak orang yang berkompeten masuk dan ini dilakukan secara terbuka, maka otomatis orang yang akan mengisi itu adalah orang yang berkualitas. Kalau pintunya ditutup, barrier of entrynya berat, yang masuk terbatas, maka oligarki partai yang main. Hanya kaum elit yang punya akses, kualitasnya akan begini-begini aja. Tapi kalau kita lakukan terbuka, otomatis kualitas orangnya akan lebih naik. Itu yang kami yakini.
Bagaimana jika cara ini dipakai partai lain?
Monggo, silakan kalau partai-partai lain ingin copy paste cara ini. Kita tidak keberatan karena kami yakin ini akan meningkatkan standar demokrasi.
Jadi seluruhnya sudah berapa yang mendaftar?
Dari gelombang pertama itu 1155 orang, seluruh Indonesia. Itu gabungan ya untuk DPR RI, DPRD tingkat I, dan DPRD tingkat II. Yang untuk DPR RI nya sendiri itu sekitar 200 an orang, yang lulus hanya 57. Sisanya itu DPRD tingkat I dan DPRD tingkat II, dan mereka akan ada seleksinya tersendiri di tingkat provinsi.
Seleksinya sama?
Iya, seleksinya sama. Jurinya juga independen. Jadi pengurus PSI di tingkat provinsi juga melakukan perekrutan juri-juri independen di tingkat provinsi untuk menyeleksi calon anggota legislatif di tingkat DPRD tingkat I dan tingkat II.
Dari semuanya itu, berapa yang sudah lolos seleksi?
Jadi ini dilakukan tidak serempak. Jakarta sudah dilakukan seleksi, Sumatera sudah seleksi untuk DPRD, yang lainnya masih menyiapkan proses seleksi.
Apakah ada yang tidak lolos?
Ada dong. Kalau yang di level DPRD saya harus cek berapa jumlahnya. Tapi kalau untuk level DPR RI itu yang tidak lulus itu hampir setengahnya. Jadi kita buat tiga kategori, pertama itu lulus. Kedua, lulus bersyarat, ketiga tidak lulus karena belum memenuhi syarat kelulusan.
Apakah ada skornya?
Iya. yang lulus itu nilainya 3.75 minimal dengan nilai total 5. Itu nilai rata-rata dari tiga juri. Yang mendapat nilai dibawah 3.75, tapi mendekati 3.75 dan mendapatkan catatan dari juri itu mereka lulus bersyarat, artinya belum lulus, tapi ada kelas-kelas yang harus diikuti. Kelas-kelas itu berdasarkan masukan dari para juri. Ada kelas komunikasi, kelas ilmu politik, dan lain sebagainya.
Setelah itu nanti kita akan melakukan ujian lagi, untuk melihat apakah ada perbaikan. Kalau ada perbaikan maka ada kemungkinan mereka masuk dalam kategori lulus. Tapi itu nanti, setelah semua prosesnya mereka lewati semuanya. Jadi kita utamakan yang mendapat nilai lulus dulu, baru nanti kita berikan kesempatan yang lulus bersyarat.
Apa syarat untuk bisa daftar sebagai bakal calon legislatif dari partai PSI?
Syaratnya secara umum sama dengan apa yang diminta oleh DPR. Minimal lulusan SLTA. Sebenarnya kita sih maunya minimal S1, cuma kan DPR mintanya SMA. Kemudian wajib menyerahkan tulisan minimal satu halaman tentang memberantas korupsi dan intoleransi. Tidak pernah punya history problem hukum atau kasus korupsi dan intoleransi.
Selain itu?
Mencantumkan pengalaman organisasi dan pengalaman kerja. Karena di situ kan kelihatan, pengalaman atau skill itu kan tidak hanya didapat dari bangku sekolah. Jadi itu yang kita minta. Dan kalau semua persyaratan itu dia bisa memenuhi, bisa kita masukan ke babak selanjutnya, yaitu uji kompetensi dan dia bisa bertemu dengan para juri.
Bagaimana cara PSI melakukan perekrutan juri independen?
Kita cari tentunya tokoh-tokoh dari lintas bidang ya. Misalnya ada tokoh yang memang dia pengalaman atau memilliki track record dalam merawat isu keberagaman, mengadvokasi toleransi lintas agama, ahli di bidang hukum, ahli di bidang politik, tokoh anak, tokoh perempuan. Jadi itu semua kita petakan, sehingga kita cari para ahlinya semua. Setelah itu kita listing, kita coba approach.
Apakah mereka langsung bersedia diminta sebagai juri?
Ada juga yang menolak.
Kenapa?
Karena itu lah, begitu buruknya citra partai. Orang-orang independen ini alergi sekali untuk dikaitkan dengan kegiatan partai, meskipun kita hanya minta mereka melakukan uji seleksi secara independen.
Lalu bagaimana cara PSI melobi mereka?
Kita jelaskan, meskipun mereka melakukan uji seleksi independen tidak berarti mereka menjadi orang atau kader PSI. Syukurlah ada beberapa yang bersedia. Orang yang pertama bersedia itu ada Pak Bibit Samad Rianto, mantan komisioner KPK, dan Pak Mahfud MD.
Selain mereka?
Ibu Marie Elka Pangestu awalnya tidak bersedia. Tapi alhamdulillah sekarang beliau bersedia untuk membantu.

Lalu, siapa yang membuat aturan main seleksinya?
Kita menyerahkan kepada para juri untuk membuat aturan mainnya. Jadi kita buat rapat para juri untuk menentukan aturan mainnya secara bersama-sama.
Untuk gelombang kedua, siapa saja jurinya?
Di gelombang kedua nanti kita mendapatkan tambahan juri independen, Mas Todung Mulya Lubis, Khatib Basri, Ibu Clara Juwono.
Anda yakin akan banyak yang ikut pada gelombang kedua?
Saya sangat optimis pada gelombang kedua nanti akan lebih banyak publik yang akan ikut terlibat. Karena orang mungkin masih tidak percaya dengan partai politik, mereka mungkin wait and see.
Setelah lolos uji kompetensi dan sosialisasi. Apa tahapan berikutnya? 
Meski mereka sudah lolos uji kompetensi dan lolos tahap sosialisasi. Kita tetap terbuka menerima masukan dari publik. Kalau teman-teman memiliki track recordburuk dalam melakukan sosialisasi kepada publik pasti kan ada reaksi. Pasti masyarakat akan menilai, karena ini terbuka di medsos. Orang bisa menyampaikan keluhannya, masukannya, penilaiannya terhadap mereka.
Jadi pakai media sosial juga?
Iya, kita uji melalui medsos juga. Karena itu juga salah satu strategi kita untuk sosialisasi dan mengecek reaksi publik. Karena kalau orang mempunyai track recordburuk itu sekarang ini orang tidak bisa lagi menyembunyikannya. Dan kalau tahapan itu lewat dia otomatis akan mendapatkan tiket dari partai PSI, dan dia bisa lanjut melakukan kerja-kerja sosialisasi memperkenalkan dirinya di dapilnya masing-masing.
Artinya ada tiga fase yang harus dilalui para calon anggota legislatif PSI?
Iya, ada tiga fase. Pertama itu seleksi administrasi, kedua seleksi atau uji kompetensi melalui juri independen, dan ketiga seleksi sosialisasi.
Apakah ada kontrak politik antara caleg dan partai?
Oh iya ada. Jadi setelah proses tahapan sosialisasi itu lewat, kita akan melakukan kontrak politik seperti pakta integritas.
Apa isi dalam kontrak politik itu?
Sebagai perwakilan PSI, dia harus tunduk pada garis kebijakan partai. Tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar PSI, yakni Anti-korupsi dan Anti-intoleransi.

Apakah ada mahar politik di PSI?
Gak ada. Boleh ditanya sama semuanya. Malah kita bilang begini sama semua orang yang mau daftar, jangan sampai karena kamu tidak mempunyai uang kamu malah tidak jadi mendaftar.
Bagaimana cara PSI mengawasi calegnya menjalankan kontrak politik?
Saat ini kita sedang membuat aplikasi untuk mengawasi kinerja anggota dewan PSI mulai dari DPR RI, DPRD tingkat I dan tingkat II, dan juga mengawasi kinerja pengurus partai. Aplikasi ini nanti cara kerjanya mirip Qlue Pemprov DKI. Tapi nanti kita mau sesuaikan dengan kebutuhan PSI.
Jadi nanti anggota dewan dari PSI wajib mengupload seluruh aktivitasnya?
Iya. Kalau orang mau bekerja benar menjadi anggota dewan, harusnya mereka senang dengan adanya aplikasi ini. Karena dengan adanya aplikasi seperti ini, biaya sosialisasi menjadi lebih murah, efektif, dan efisien.
Selain itu, aplikasi itu juga bisa berfungsi sebagai pengawasan. Jadi anggota dewan itu sedang membahas undang-undang apa, melakukan rapat apa, itu kan bisa transparan. Jadi kalau nanti masyarakat menilai bahwa anggota dewannya tidak sesuai dengan apa yang disampaikan, berarti masyarakatnya bisa menilai langsung. Jangan-jangan masuk angin nih. Jadi harus seterbuka mungkin.
Terkait Pemilu Presiden, bagaimana target perolehan suara di Pileg 2019?
Kalau target kita 20 persen suara di DPR RI.
Anda yakin bisa mendapatkan 20 persen suara?
Kalau saya dan teman-teman optimis banget. Ini bukan mission imposible.
Apa yang membuat Anda yakin?
Karena dari semua survei terkait kepercayaan publik terhadap partai politik dan DPR itu mereka selalu menempatkan kepercayaan terhadap partai politik itu selalu di nomor urutan yang terakhir. Nah, kemudian kami menawarkan cara rekrutmen yang benar-benar beda. Orang-orang yang masuk itu bukan orang sembarangan, bukan jobless, yang punya kompetensi, mungkin punya misi bisnis, dan mereka itu melalui proses uji seleksi yang ketat. Mereka itu bukan orang-orang yang tidak jelas, dan proses itu semuanya masyarakat bisa mengakses.
Artinya?
Jadi di tengah kondisi seperti itu, di tengah ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja DPR dan partai politik, kita menawarkan ada orang-orang yang yang mau atau bersedia menjadi wakil rakyat dengan track record yang jelas, masa iya sih nggak dipilih. Jadi kita hadir dengan menawarkan antitesis dari yang tidak dipercayai oleh masyarakat. Kita menawarkan ini bukan cuma sekedar beda, tapi kita harapkan ini bisa menjadi obat dari kekecewaan masyarakat selama ini.
Bagaimana PSI menjangkau masyarakat di pedesaan?
Jujur kita sekarang ini tidak punya modal untuk sosialisasi yang jor-joran untuk sampai ke orang-orang di pedesaan. Karena yang paling efektif untuk sosialisasi sampai ke sana itu kan televisi, dan biaya sosialisasi di televisi itu gila-gilaan biayanya. Kemudian harus membanjiri dengan atribut untuk serangan daratnya.
Mempunyai keinginan untuk sampai ke sana tentu saja iya, makanya kita mungkin bertahap ya. Sampai saat ini yang kita lakukan ini turun dengan atribut yang kita punya sekarang, minimal brosur yang menjelaskan visi mereka, program mereka, dan data diri.
Lalu bagaimana solusi untuk mencapai target perolehan suara?
Kita punya akses untuk meyakinkan orang-orang yang ada di perkotaan atau katakan yang melek internet. Itu ada 50 persen, itu gede juga loh. Dan dari teori perilaku memilih, yang mempengaruhi orang itu selalu dari orang terdidik ke tidak terdidik. Dari kota ke desa, bukan sebaliknya, bukan dari orang yang tidak terdidik mempengaruhi orang yang terdidik.
Backbone kita media sosial. Media sosial ini penetrasinya memang bisa terbatas, tapi mereka bisa menjangkau orang-orang terdidik, orang-orang di kota. Di mana nanti orang-orang terdidik ini, atau orang-orang di kota ini, kalau dia punya keluarga di desa, mereka bisa menjadi agen kita untuk mensosialisasikan kita kepada keluarganya di desa. Harapan kita seperti itu.
Bagaimana PSI menghadapi politik uang?
Kita tegaskan, kita tidak mau main politik uang
Apa harapan Anda?
Kita harapkan publik mau jadi publik yang kritis. Kita tidak bisa jauh dari politik, tidak bisa kita menghindar. Mau kita lari ke ujung gunung pun, politik akan menemui kita. Karena seluruh kehidupan kita ini adalah produk politik, suka atau tidak suka. Dan ini yang saya sadari juga, ketika akhirnya saya memutuskan untuk di PSI.
Kita dorong orang-orang yang baik untuk masuk ke dalam politik. Ketika ada orang-orang yang baik, jujur, punya kompetensi, berintegritas masuk ke dalam politik, kita akan pasti melihat perubahan yang nyata dan politik menjadi baik. Tapi kalau kita lari, kita jauhi, kita kabur, kita benci, yang masuk ke situ terus menerus akhirnya menjadi orang-orang yang punya agenda untuk kepentingan mereka pribadi, maka tidak akan ada putus-putusnya kebencian kita pada politik.


Penutup

Keberadaan dan kiprah kaum pemuda dan perempuan tak dapat dimungkiri telah menjadi kunci yang membuka pintu-pintu perubahan sejarah di langit Indonesia. Tan Malaka, dalam usia 30 tahun telah berhasil menyusun konsep Republik Indonesia. Sri Mulyani Indrawati, berhasil menghindarkan Indonesia dari krisis ekonomi ketika perekonomian global sedang terhantam. Kini, setelah lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka, Ibu Pertiwi tak berhenti untuk melahirkan pemuda-pemudi baru yang punya cita-cita untuk memajukan Tanah Air. Salah satu dari tunas muda tersebut dapat kita temukan pada sosok Grace Natalie Louisa.
Perempuan kelahiran 4 Juli 1982 ini punya cita-cita mulia untuk mewujudkan Indonesia yang damai, bersatu, dan menghargai perbedaan. “Saya ingin menjadikan Indonesia menjadi rumah yang nyaman bagi siapa saja, tidak peduli apa suku, ras dan agamanya. Tidak peduli apakah dia perempuan atau lelaki. Tidak peduli status sosial dan ekonominya. Rumah yang sama-sama kita jaga. Rumah yang selalu sama-sama kita perbaiki hari ke hari.” Ungkap penggemar klub sepak bola Chelsea tersebut.
Untuk mewujudkan impiannya, Grace membentuk sebuah partai politik bernama Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Bagai Srikandi, perempuan yang namanya mulai dikenal semasa menjadi jurnalis ini berusaha untuk mendobrak tapal batas dunia politik yang masih didominasi, dikuasai, maupun dihegeomoni oleh lelaki. Grace hendak mengajak dan menyediakan sarana bagi para pemuda dan kaum perempuan untuk bersama-sama membangun masa depan yang cerah bagi Tanah Air.

Melalui interview ini, Grace juga menyampaikan sudut pandangnya tentang makna kemerdekaan yang hakiki, masalah apa yang menjadi prioritas untuk dituntaskan oleh negara, dan impian terbesar yang ia miliki untuk Indonesia. Bagi Grace, merdeka adalah merayakan dan menghargai keberagaman. Dari sederet persoalan yang membelenggu Indonesia sekarang, Grace menyebut bahwa masalah hukum dan pemberantasan korupsi mendesak untuk diselesaikan. Lebih lanjut dirinya mengungkap bahwa masalah pendidikan juga krusial. Masalah ketiganya, menurut Grace, membuat Indonesia sulit untuk berkembang menjadi negara mapan (developed country).Grace bermimpi ingin melihat lebih banyak anak muda dan kaum perempuan bisa tergerak dan mau untuk ikut memberdayakan masyarakat. Dirinya ingin agar mereka berkenan untuk memberikan kontribusi bagi negara melalui keahlian mereka masing-masing dan menciptakan perubahan.

Grace berhasil mengarahkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpinnya untuk membuat terobosan baru terkait rekrutmen bakal calon anggota legislatif (bacaleg). Terobosan tersebut mewujud dalam bentuk melakukan rekrutmen secara terbuka, menguji kompetensi orang-orang yang mendaftar untuk Pemilu, melakukan uji sosialisasi dengan terjun langsung ke masyarakat dan mengumpulkan foto copy KTP dan testimoni dari warga, serta menguji rekam jejak melalui media sosial. Terobosan itu dilakukan guna mendapatkan sosok-sosok yang kompeten dan layak untuk mewakili PSI di parlemen. Untuk itu, seleksi dilakukan oleh tokoh-tokoh di luar PSI yang tak diragukan kompetensi dan integritasnya.