Amanah Terbesar dalam hidup kita
adalah anak. Nah kita harus mempersiapkan masa depan anak dengan sebaik-baiknya.
Bagaimana cara kita mempersiapkannya? Yaitu dengan memberikan pendidikan atau
ya pengajaran kepada anak kita. Nah pendidikan anak ini bisa dilakukan dari sebelum
anak kita dilahirkan atau pada masa anak kita di dalam kandungan. Naih tapi
yang akan kita bicarakan disini adalah pendidikan pada saat si anak ini sudah
berusia sekolah. Kita sebagai orang tua tentu saja akan bingung karena pada
masa sekarang ini banyak sekolah yang bermunculan di masyarakat. Nah Bagaimana
cara kita untuk memilih sekolah yang tepat buat anak?
Oke disini Saya akan memaparkan dua faktor
yang harus dicermati dalam memilih sekolah yang tepat buat anak ini.
Yang pertama adalah faktor internal.
Faktor internal ini faktor dari dalam diri anak.
Nah yang pertama dari faktor internal
ini adalah kesiapan anak. Nah kesiapan anak ini lebih baik jika anak itu sudah
berusia tujuh tahun, kita baru memasukkan anak kita ke sekolah dasar. Kenapa
tujuh tahun? Karena di usia tujuh tahun itu otak kiri dari anak kita mulai
berkembang. Jadi otak kiri ini fungsinya adalah untuk membaca, menulis, atau
berhitung. Nah kalau misalkan di bawah 7 tahun anak kita otak kanannya yang
berkembang, eee yang berkembang, jadi otak kirinya itu belum berkembang secara
sempurna.
Oke Kemudian yang kedua adalah
karakter kepribadian anak. Oke, karakter kepribadian anak ini menyangkut
tentang hobi. Nah misalkan anak kita mempunyai hobi berolahraga, hobi
bulutangkis, atau futsal, atau taekwondo, nah kita memilih sekolah itu yang
bisa memfasilitasi hobi dari anak kita itu. Kita pilih sekolah yang memang di sekolah
itu disediakan alat-alat untuk menyalurkan hobi tersebut, gitu.
Kemudian yang selanjutnya adalah kita
lihat dari potensi kecerdasan anak. Nah potensi kecerdasan anak ini berhubungan
dengan multiple intelligences. Multiple intelligences atau
kecerdasan anak kita itu seperti apa? Apakah anak kita itu cerdas di
linguistiknya atau di bahasanya? Ataukah anak kita itu cerdasnya di bidang
matematisnya atau di bidang hitungannya? Nah kita harus pertimbangkan itu.
Kemudian bagaimana cara belajar anak
kita. Nah cara belajar ini biasanya ada yang auditori atau dengan cara mendengarkan,
dan ada yang visual atau dengan cara menyaksikan atau melihat, atau anak yang
cara belajarnya adalah kinestetic. Nah kalau misalkan kita sudah
mengetahui bagaimana anak kita, nah anak kita ternyata seperti ini seperti ini.
Nah jika memang memungkinkan ajaklah anak kita untuk berdiskusi dalam memilih
sekolah itu.
Oke, kemudian faktor eksternal.
Nah faktor, eee faktor eksternal ini
yang pertama adalah kenali dulu jenis sekolah yang akan kita tuju, yah jenis
sekolah idaman. Sekolah idaman seperti apa yang cocok atau yang dipilih oleh
keluarga itu? Apakah sekolah yang berbasis agama? Ataukah sekolah negeri? ataukah
sekolah alam? Ataukah homeschooling? Ya memang pada masa sekarang ini banyak
sekali ya pilihannya.
Oke, kemudian yang selanjutnya adalah
letak sekolah. Nah letak sekolah ini kenapa saya sebutkan? Karena dari pengalaman,
dari pengalaman saya, biasanya kalau anak yang sekolahnya jauh dari rumahnya, nah
itu dia pagi-pagi sudah bersiap-siap. Ya misalkan perjalanan itu ditempuh
selama dua jam, jadi jam lima itu anak sudah bersiap-siap. Nah disitu jam lima
sudah harus bangun, kemudian berangkat sekolah. Nah misalkan di sekolah itu, eee
apa memilih sekolah yang full day berarti pulangnya sampai sore. Nah itu jika
dilakukan terus-menerus selama satu minggu, kemudian hari Sabtu atau Minggu nya
ditambah dengan les, nah yang ada anak kita bisa stres. Oke, jadi pertimbangkanlah
letak sekolah dengan rumah kita.
Oke, kemudian yang ketiga adalah
tujuan atau visi dan misi. Oke kita samakan dulu tujuan apa yang kita inginkan?
Anak kita ini kedepannya mau bagaimana? Nah kita selaraskan dengan visi dan
misi atau tujuan dari sekolah yang akan kita tuju. Oke, kalau misalkan visi dan
misi ini sudah nyambung, sudah klop, nah itu kita bisa lanjutkan dengan memilih
sekolah tersebut.
Oke, kemudian yang keempat adalah
fasilitas. Ya, fasilitas di sini selain sarana dan prasarana tentunya, nah kita
lihat juga tentang kurikulumnya. Bagaimana kurikulum sekolah yang akan kita
tuju itu. Apakah kurikulumnya itu bisa memfasilitasi eh pengembangan life skill
anak kita ataukah tidak? Nah lebih baiknya kita memilih sekolah itu yang bisa
memfasilitasi lifeskill anak kita. Nah tadi sudah saya sebutkan bahwa misalkan
anak kita hobinya badminton atau apa, nah berarti kita pilih sekolah yang
memang memang memfasilitasi hal tersebut.
Oke, kemudian tentang pembiasaan
pembiasaan di sekolah. Nah kalau misalkan sekolah tersebut fullday, berarti
dari jam 7 sampai jam 4 sore, dari hari Senin sampai hari Jumat, anak itu harus
terus berada di sekolah. Nah kita fikirkan dulu apakah anak kita mampu
mengikuti kelas yang fullday itu? Ataukah kita bisa pilih sekolah negeri yang
dari jam 7 sampai jam 12, tapi dari hari senin sampai sabtu? Ataukah kita
memilih homeschooling yang seminggunya itu hanya tiga kali dan bisa seharinya
itu cukup tiga atau empat jam saja?
Nah kita bisa pertimbangkan itu semua.
Setelah kita menganalisis semuanya ternyata cocok dengan kita, nah baru kita bisa
memutuskan anak kita ini mau kita masukkan di sekolah negeri atau di sekolah
alam atau di homeschooling. Dari sini kita bisa menentukan anak kita nantinya
akan disekolahkan di mana.