— anyam sanggam, anyam azam
'Cause love's such an
old-fashioned word
And love dares you to care for
The people on the edge of the
night
And love dares you to change our
way of
Caring about ourselves
This is our last dance
This is our last dance
This is ourselves
— David Bowie, ketika melantunkan Under Pressure
bersama Queen
(Queen, 2008)
Catatan Pembuka
“Agar tidak rancu, ‘Maryam’ dalam artikel ini merujuk
pada ‘Maryam putrinya ‘Imron dan ibunya ‘Isa’ sementara untuk ‘Maryam Musfiroh’
disebutkan ‘Maryam Musfiroh’.”
— Alobatnic
— Alobatnic
Maryam Musfiroh dilahirkan di Garut pada tanggal 21
November 1993, anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Ade
Hidayat dan Ibu Ade Sumiarsih (Musfiroh, 2016). Saya yakin orangtua Maryam
Musfiroh tak sembarangan memberi nama untuk buah hati mereka. Orangtua jelas
memberikan nama yang bagus, baik
dari sisi pelafalan maupun pemaknaan (Kahar,
2015).
Nama adalah harapan dari pemberi nama kepada yang
diberi nama.
Selain diucapkan dalam serentetan rangkaian ritual ‘ibadah mahdhah (Arab:
عبادة محضة), harapan
juga bisa diungkapkan melalui penyandangan sebuah nama (Prasetyo, 2012b). Harapan
yang dihembuskan oleh orangtua sedari dini dalam suasana bahagia melalui sebuah
nama tentu akan terus menyerta dan memberi daya dorong luar biasa tanpa bisa
sirna.
Maryam Musfiroh sendiri menegaskan bahwa namanya
diambil dari nama sosok ‘Maryam’ (Arab: مريم), putrinya ‘Imron (Arab: عمران) dan ibunya ‘Isa (Arab: عيسى) (Wawancara pada 20 November 2017). Lebih lanjut dirinya
menerangkan kalau arti namanya ialah ‘pelayan Allah’, sehingga melalui nama
tersebut orangtua berharap putri keempat ini bisa meneladani sosok legendaris
itu (Wawancara pada 20 November 2017).
Maryam putrinya ‘Imron dan ibunya ‘Isa memang hebat.
Kehebatan Maryam membuatnya pantas kalau diyakini sebagai nabi (Arab: النبى) bahkan rosul (Arab: الرسول) (Mas’udi,
1993, hlm. 156). Sayang, pandangan yang banyak diyakini ialah tidak ada nabi
atau rasul yang berjenis kelamin perempuan (Prasetyo, 2012a).
Walau demikian, Maryam tercatat sebagai satu-satunya
nama perempuan yang disebutkan secara gamblang dalam al-Qur’an (Arab: القرآن) (Shihab. 2012c, hlm. 187). Maryam tercatat disebut sebanyak
tigapuluh empat kali, baik sebagai dirinya sendiri, putrinya ‘Imron, maupun
ibunya ‘Isa (Al-Baqi, 1945, hlm. 839-40). Nama Maryam tak sekadar disebut dalam
ayat (Arab: آية), bahkan sebagai nama surat
(Arab: سورة) (Shihab.
2012b, hlm. 401).
Memang catatan disebut dalam al-Qur’an tidak menjamin
sosok tersebut ditunjukkan kebaikannya, ada pula yang sebaliknya. Misalnya Abu
Lahab (Arab: أبو لهب), yang juga dijadikan nama surat dalam al-Qur’an, tetapi ditunjukkan
keburukannya (Ash-Shawi, 2011, hlm 494). Hanya saja Maryam beda, bahkan
ditegaskan sebagai seorang yang perlu diteladani (Shihab. 2012c, hlm. 187).
Wajar kalau nama Maryam teranyam sanggam di belahan
bumi Barat dan Timur, Utara dan Selatan. Apalagi status sebagai ibunya ‘Isa,
lelaki kontroversial terutara sejak hilang dari Bumi yang diperingati setiap Paskah
(Shihab, 2012a, hlm. 797-804).
Karena itu, penulisan Maryam pun beragam, antara lain Maria (Latin), Marie (Prancis), dan Mary (Inggris). Beberapa tokoh yang bernama Maryam dengan penulisan beragam antara lain: Maryam Mirzakhani, Maria Spiropulu, Marie Curie, dan Mary L. Boas (Caltech, 2018; The Seattle Times, 2010; Mirzakhani, 2005; Nobel Media, 1903c).
Karena itu, penulisan Maryam pun beragam, antara lain Maria (Latin), Marie (Prancis), dan Mary (Inggris). Beberapa tokoh yang bernama Maryam dengan penulisan beragam antara lain: Maryam Mirzakhani, Maria Spiropulu, Marie Curie, dan Mary L. Boas (Caltech, 2018; The Seattle Times, 2010; Mirzakhani, 2005; Nobel Media, 1903c).
Maryam Mirzakhani (Persia: مریم میرزاخانی) adalah perempuan kelahiran Iran pada 3 Mei 1877 yang
menjadi guru besar Matematika di Stanford University (Valette, 2014;
Mirzakhani, 2005). Dirinya mengguncang jagad keilmuan dengan raihan Fields
Medal, yang membuatnya tercatat sebagai perempuan sekaligus orang Iran pertama
yang mendapatkannya (Valette, 2014).
Apresiasi diberikan oleh presiden Korea Selatan, Park
Geun-hye, dalam pembukaan acara International Congress of Mathematicians (ICM)
di Seoul pada 13 Agustus 2014 (Valette, 2014). Sayang, perempuan berambut
pendek ini wafat cepat pada umur 40 tahun 65 hari, tepatnya pada 14 Juli 2017
(Myers & Carey, 2017).
Maria Spiropulu (Yunani: Μαρία Σπυροπούλου), merupakan
perempuan lulusan strata satu Aristotle University, Thessaloniki, Yunani pada
1993 yang kemudian meraih gelar Ph.D. dari Harvard University pada tahun 2000
(Caltech, 2018). Pada tahun 2008, perempuan tomboi ini dipilih menjadi fellow
American Association for the Advancement of Science, lantaran dianggap cakap
dalam memimpin penelitian eksperimental fisika berenergi tinggi (Caltech,
2018).
Kepemimpinan Maria Spiropulu kembali diakui ketika
dirinya menjadi chair-line dalam forum International Physics of the
American Physical Society pada 2014, yang dilanjutkan menjadi chair
lembaga tersebut pada 2016 (APS, 2018). Rekam jejak tersebut membuatnya
dipercaya sebagai anggota Fermilab Physics Advisory Committee dan High Energy
Physics Advisory Panel (HEPAP) (Fermilab, 2018; HEPAP, 2017).
Maria Salomea Skłodowska lahir pada 7 November 1867
(Nobel Media, 1903c; 1903b). Perempuan yang lebih dikenal sebagai Marie Curie
setelah menjadi istri Pierre Curie adalah perempuan pertama yang meraih nobel
fisika (Arditti, 1980, hlm. 357; Nobel Media, 1903b).
Hebatnya, Marie meraihnya dua kali pada 1903 dan 1911
(Nobel Media, 1911; 1903c; 1903b; 1903a). Bagusnya lagi, raihan pada 1903
diperoleh bersama suaminya, Pierre Curie, walau keduanya harus menerima
kehadiran orang ketiga, ialah Antoine Henri Becquerel (Nobel Media, 1903a).
Namun, kehebatan Marie Curie lebih terletak pada
caranya mengatasi kesedihan. Selepas suaminya wafat pada 1906, bukannya
tergeletak, kariernya malah kian rancak dengan menjadi Guru Besar Fisika Umum
di Faculty of Sciences University of Paris (Nobel Media, 1903c).
Sementara Mary L. Boas (Mary Elizabeth Layne Boas)
ialah guru besar fisika sekaligus ahli matematika kelahiran 10 Maret 1917 dan
wafat pada 17 Februari 2010 (The Seattle Times, 2010). Mary L. Boas dikenal
melalui karya agung tanpa mendung berupa Mathematical Methods in the
Physical Sciences (John Wiley, 2005).
Buku tersebut ditulis oleh Mary L. Boas untuk membantu
pelajar mengembangkan kemampuan dasar matematika secara praktis untuk bidang
fisika (John Wiley, 2005). Di Indonesia buku tersebut dirangkum oleh Roswati
Mudjiarto sebelum berangkat haji dengan judul Matematika Fisika sebagai
bahan ajar di Universitas Pendidikan Indonesia (Wawancara pada 24 Februari
2012; Mudjiarto & Krips, 1995).
Seiring penggunaan kata ini dalam al-Qur’an, kata ‘Maryam’
lebih dikenal sebagai bahasa Arab. Sayangnya kamus bahasa Arab nyaris tidak menunjukkan arti lain di luar Maryam sebagai sosok manusia yang legendaris itu.
Kamus al-Ra’id, misalnya, memaknai ‘Maryam’
sebagai ‘surat dari beberapa surat al-Qur’an’ serta ‘dupa’ (Arab: بَخور) yang didefinisikan ‘tanaman memiliki kaki pendek dan daun
besar dan bunga merah, dibudidayakan untuk dekorasi’ (Gibran, 2018). Tesaurus Bahasa Arab modern malah memberi tiga pilihan
makna, ialah ‘ibunya Isa’, ‘putrinya Imron’, dan ‘surat kesembilanbelas dalam
al-Qur’an’ yang ketiganya ternyata satu sosok saja (‘Umar, 2008).
Kamus paling bagus dalam memaknai ‘Maryam’ adalah
karya legendaris Lisan al-'Arab yang menunjukkan dua bentuk: dari roma-yarmi-romyan
(Arab: رَمى-يَرْمي-رَمْياً) dan ar-ro'imu (Arab: الرَّيْمُ) (Ibn Manzur, 2018). Kalau yang pertama artinya ‘memanah,
melempar, menuduh (Yunus, 1973, hlm. 148). Sementara yang kedua dipadankan
dengan ‘al-barohu’ (Arab: البَراحُ) yang berarti ‘antelop berwarna terang yang besar dari gurun
Afrika Utara, dengan tanduk spiral’ (Ibn Manzur, 2018). Namun, apakah
penjelasan ini perlu dipakai untuk mengulas sosok manusia?
Kalau dari kamus bahasa Arab saja demikian, rasanya
wajar kamus Arab-Indonesia hanya berani menawarkan arti yang serupa dengan
alihpenulisan saja. Misalnya Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, menulis
‘Maryam’ dengan Maryam al-Azra (Arab: مريم العذراء) yang diartikan ‘Maryam yang
perawan’ (Ali & Muhdlor, 1998, hlm. 1698).
Karena itulah perlu ditelusuri akar kata ‘Maryam’.
Dari penelusuran tersebut, didapat gagasan yang menyebut bahwa kata ‘Maryam’
mungkin berasal dari bahasa Mesir kuno, turunan dari akar kata ‘mr’ yang
berarti ‘cinta, kesayangan’ (von Hummelauer, 1897, hlm. 161). Misalnya kata
‘mry.t-ymn’ (baca: ‘Merit-Amun’), diartikan ‘kekasih Amun’, salah satu dewa
dalam peradaban Mesir kuno (Hart, 2005, hlm. 36).
Anggapan lain yang menyebut bahwa kata ‘Maryam’
turunan dari kata ‘marah’ dalam bahasa Ibrani, yang berarti ‘menjadi
pemberontak’ (Herbermann, 1907, hlm. 542). Rasanya kurang tepat, walau tidak
mustahil, kalau nama seorang gadis muda harus dihubungkan dengan gagasan
pemberontakan (Maas, 1913).
Ada juga yang menyebut bahwa kata ‘Maryam’ memang
berasal dari bahasa Ibrani, tetapi dari kata ‘mara’ yang berarti ‘bergizi baik’
(Herbermann, 1907, hlm. 542). Sebagai tambahan, budaya ketimuran menganggap
gagasan mengenai makanan bergizi dapat dimaknai sebagai ‘keindahan’ dan
‘kesempurnaan raga’ (Maas, 1912).
Berdasarkan paparan tersebut, terdapat beberapa kata
yang dapat dipilih sebagai akar kata ‘Maryam’. Dengan demikian, dari sisi akar
kata, ‘Maryam’ dapat dimaknai ‘sosok yang memiliki raga indah’ atau ‘sosok yang
memiliki raga sempurna’, mencuplik gagasan dari bahasa Ibrani (Herbermann, 1907, hlm. 542). Raga yang indah dan sempurna dipadu dengan jiwa yang
laras dan pantas, membuatnya menyembul sebagai ‘sosok kesayangan’, seperti gagasan dari bahasa Mesir (von Hummelauer, 1897, hlm. 161).
Catatan Penutup
“Artikel ini ditulis untuk dipersembahkan pada Maryam Musfiroh.”
— Alobatnic
“Artikel ini ditulis untuk dipersembahkan pada Maryam Musfiroh.”
— Alobatnic
Referensi
— Bibliografi
Al-Baqi, Muhammad Fuad. (1992). Al-mu'jam
al-mufahras li alfazh al-qur’an al-karim. Maktabah Dahlan Indonesia.
[luring: koleksi Abdul Kholiq]
Ali, Attabik, & Muhdlor, Ahmad Zuhdi. (1998). Kamus
kontemporer arab-indonesia – cetakan kesembilan. Multi Karya Grafika.
[luring: koleksi Abdul Kholiq]
Ash-Shawi, Ahmad ibn Muhammad. (2011). Hasyiyah
ash-shawi 'ala tafsiri al-jalalaini -- volume keempat. Penerbit Al-Hidayah.
[luring: koleksi pribadi]
HEPAP. (2017). 2017 hepap membership: bios. High
Energy Physics Advisory Panel, 30 November. [daring]
Herbermann, Charles George. (1907). The catholic
encyclopedia: an international work of reference on the constitution, doctrine,
discipline, and history of the catholic church -- volume 1. The
Encyclopedia Press. [daring]
Wiley. (2005). Deskripsi untuk ‘mathematical concepts
in the physical sciences -- 3rd edition’. John Wiley, Juli. [daring]
Mas’udi, Masdar F. (1993). Perempuan di antara
lembaran kitab kuning. Dalam Kumpulan Makalah “Kajian Tekstual dan
Kontekstual”, Jakarta 2-5 Desember 1991, hlm. 155-63. INIS. [luring;
koleksi Abdul Kholiq]
Mudjiarto, Roswati, & Krips, Frans J. (1995). Matematika
fisika. Penerbit ITB. [luring: koleksi Roswati Mudhiarto]
Musfiroh, Maryam. (2016). Lampiran 5. riwayat hidup.
Dalam Hubungan Antara Kecerdasan Majemuk dengan Karakter pada Siswa Sekolah
Menengah Pertama Terhadap Isu Rokok dan Gunung Meletus. (Skripsi).
Universitas Pendidikan Indonesia. [daring]
Myers, Andrew & Carey, Bjorn (2017). Maryam
mirzakhani, stanford mathematician and fields medal winner, dies. Stanford
News, 15 Juli. [daring]
Prasetyo,
Dhani Ahmad. (2012a).
Perempuan ‘islami’ yang baru saya kenal. AhmadDhani.com, 6 Maret. [daring]
Shihab, M. Quraish. (2012a). Tafsir al misbah:
pesan, kesan dan keserasian al-quran vol. 2. Lentera Hati. [luring: koleksi
Abdul Kholiq]
Shihab, M. Quraish. (2012b). Tafsir al misbah:
pesan, kesan dan keserasian al-quran vol. 4. Lentera Hati. [luring: koleksi
Abdul Kholiq]
Shihab, M. Quraish. (2012c). Tafsir al misbah:
pesan, kesan dan keserasian al-quran vol. 14. Lentera Hati. [luring:
koleksi Abdul Kholiq]
‘Umar, Ahmed Abdul Hamid Mukhtar. (2018). Mu’jam
al-lughat al-‘arobiyyah al-ma’ashiroh. Almaany.com. [daring]
Yunus, Mamud. (1973). Kamus arab-Indonesia.
Yayasan Penyelenggaraa Penterjemah Pentafsiran Al Qur’an. [luring: koleksi
Munadi]
— Videografi
Queen. (2008). Queen - under pressure (official video).
YouTube Queen Official, 9 September, detik ke-179-216. [daring]
— Wawancara
Wawancara dengan Maryam Musfiroh dilakukan melalui
sambungan telepon pada 20 November 2017 secara informal.
Wawancara dengan Roswati Mudjiarto dilakukan di rumah Roswati
Mudjiarto pada 24 Februari 2012 secara informal.