Angely Emitasari



Nama Angely Emitasari mungkin belum dikenal secara nasional, tapi perempuan kelahiran Lamongan 16 Oktober 1991 ini sudah berkibar di wilayah Jawa Timur. Angely Emitasari dikenal sebagai biduanita sejak 2013 yang bergabung bersama orkes melayu (O.M.) Adella, grup yang sering memunculkan penyanyi dangdut bertalenta seperti Via Vallen. Nama Angely Emitasari mendadak menjadi viral secara nasional setelah dilantik oleh Bupati Lamongan, Fadeli sebagai Kepala Desa Kedungkumpul, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan. Dalam pemilihan kepala desa (pilkades), Angely Emitasari yang mendapat nomor urut 2 berhasil mendapatkan 1.260 suara, mengungguli 2 kandidat lain, yakni nomor urut 1 yang meraih 984 suara serta nomor urut tiga yang meraih 655 suara. Tak dimungkiri bahwa Angely Emitasari memperoleh banyak perhatian beragam kalangan karena usia muda, paras cantik, dan latar belakang sebagai biduanita. Lantas, faktor apa yang membuatnya memutuskan maju sebagai Kades? Bagaimana pula dengan aktivitas menyanyinya saat ini? Berikut ini catatan obrolan singkat dengan Angely Emitasari.

Faktor apa yang membuat Anda berkenan menjadi Kades?


Salah satunya saya ingin membangun desa jauh dan lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya. Apalagi, ibu-ibu banyak banget yang minta saya untuk maju sebagai kepala desa.

Apakah ada dorongan dari keluarga yang notabene pernah menjadi Kades juga?


Tidak. Saya daftar jadi calon Kades waktu itu karena banyak ibu-ibu yang minta, mereka yang mendorong saya untuk maju. Karena, sebelumnya bapak-bapak terus yang maju.

Program apa saja yang Anda tawarkan setelah menang telak dalam pemilihan Kades?


Saya enggak muluk-muluk. Waktu kampanye kemarin, saya kasih pandangan ke masyarakat berikan yang terbaik untuk Kedungkumpul.

Setelah menjabat, kesulitan apa yang dihadapi?


Selama ini masih aman-aman saja, enggak ada yang genting.

Apa saja tugas sehari-sehari sebagai Kades?


Setelah dilantik, saya meneruskan program 2019 dan sudah selesai. Menginjak 2020 baru saya membuat program lagi. Dan, ini ekstra ya, masih banyak PR-nya.

Apa latar belakang pendidikan Anda?


Pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi, saya masuk di pemerintahan butuh proses banyak sekali. Untuk saya melangkah jadi Kades, salah satunya karena warga yang minta saya dan saya ingin mengubah Desa Kedungkumpul karena ini kan tempat kelahiran saya.

Tipe kepemimpinan Anda seperti apa, tegas atau lembut?


Tegas, saya tegas. Jadi kalau misalkan ada warga datang ke kantor pakai celana pendek minta tanda tangan atau stempel, saya suruh pulang dulu. Kalau pakai rapi, pakai celana panjang, saya izinkan masuk. Apalagi, untuk staff atau perangkat desa sekarang mulai aktif semuanya. Alhamdulillah, mulai saya menjabat sampai sekarang tidak ada yang bolong (bolos). Mulai masuk kerja pukul 09.00 WIB dan pulang pukul 15.00 WIB, terkadang pukul 16.00 WIB.

Apa suka dan dukanya selama menjabat sebagai Kades?


Diam, duduk manis, melayani masyarakat. Lebih banyak sukanya. Bagaimana pun kalau kerja enggak ikhlas itu enggak enak. Alhamdulillah, saya menjalani pekerjaan sebagai Kades ini ikhlas sehingga enak menjalaninya.

Apakah Anda pernah mendapat perlakukan tak mengenakan ketika bertugas?


Kalau ganggu enggak, malah lebih segan. Kalau dulu memang kadang masih suka diganggu. Tapi, sekarang lebih sopan, menyapa ‘ibu’ kalau saya lewat.

Apakah Anda senang dengan pelabelan ‘kades cantik’ atau sebaliknya?


Senangnya sih ada kesan sendiri. Karena kalau cantik kan relatif. Senang karena ada garis bawahnya sendiri, tapi enggak jadi besar kepala.

Pendapatan Anda sebagai pedangdut bisa mencapai Rp 100 juta per bulan. Mengapa lebih memilih menjadi Kades?


Iya, cuma memang kembali lagi, karena saya ingin mengabdikan ke masyarakat. Kalau dari hasil honor menyanyi dengan apa yang saya dapat sekarang memang beda jauh. Cuma saya inginnya masyarakat Desa Kedungkumpul jauh lebih baik lagi.

Setelah menjadi Kades, bagaimana dengan aktivitas Anda menyanyi saat ini?


Aktivitas menyanyi sih masih, cuma enggak kayak dulu. Kalau dulu kan aktif banget, hampir tiap hari, malah enggak pulang. Kalau sekarang lebih fokus ke pemerintahan karena saya sudah ngambil ini, saya kan punya tanggung jawab sekarang, jadi saya akan lebih condong aktifnya ke pemerintahan.

Setelah menjadi Kades, tawaran menyanyinya semakin ramai atau malah berkurang?


Alhamdulillah makin ramai, cuma sekarang pilih-pilih enggak kaya dulu lagi.

Bagaimana Anda membagi waktu antara menjadi Kades dengan menyanyi?


Pandai-pandai saja membagi waktu, kayak malam kan kosong enggak ada kegiatan, saya bisa menyanyi, terus hari Sabtu dan Minggu pagi juga bisa. Cuma sekarang nyanyinya enggak full kayak dulu. Kalau dulu full banget ya, sekarang lebih mengabdi ke masyarakat.