— perempuan
berbadan defisit lemak
Setiap
ada orang yang bertanya tentang arti ‘alobatnic’, saya selalu menjawab, “Dibaca
dari belakang.” Jawabannya selalu begitu, memang seperti itu. ‘Alobatnic’ yang
ketika dibaca dari belakang menjadi ‘cinta bola’ adalah utak-atik dari frasa football
lovers. Frasa tersebut kali pertama saya kenal dari Deasy Noviyanti, penyaji
berita di One Stop Football (OSF) yang tayang di TV7 kemudian Trans7
setiap Sabtu. Gagasan membalik sendiri muncul dari kebiasaan orang Malang,
konon kabarnya begitu. Hal ini karena saya adalah pendukung klub sepak bola
Arema.
Saya
tahu Deasy Noviyanti ketika usianya 24 tahun. Waktu itu saya yang masih berumur
9 tahun mulai serius untuk menikmati sepak bola. Kebetulan Deasy memandu acara
berita khusus sepak bola. Buat saya, Deasy adalah icon tersendiri sebagai
penyaji kabar sepak bola.
Pada
masa sekarang mungkin peran penyaji berita kurang berguna, jauh lebih berfaedah
menjadi pengisi suara video ulasan terkait sisi tertentu dari sepak bola. Namun
ketika saya masih anak-anak, bersama teman-teman kami punya penyaji berita
sebagai idola masing-masing. Deasy dengan kelincahan bicaranya, Terry Putri
dengan suara serak-serak keset, Efranda Stefanus dengan wajah bersinar, dan
Donna Agnesia dengan kesintalan badan menawan.
Selain
dari sepak bola, arena MotoGP juga menyumbangkan penyajinya. Uniknya, kalau di
sepak bola saya suka Deasy, di MotoGP saya lebih nyaman dengan Widya yang
notabene lebih kalem. Meski saya juga suka gaya bicara Yuanita Christiany
maupun bentuk badan Soraya Chilmy, tapi Widya lebih merasuk sukma. Ehm.
Di antara Deasy Noviyanti dan Widya, terdapat sosok penengah: Riyanni
Djangkaru, pemandu Jejak Petualang.
Di
luar kegiatan sebagai penyaji berita, istri Saladdin Yudono ini juga aktif di
kegiatan sosial, seperti Yayasan Pembinaan Ibu dan Anak Penderita HIV AIDS. Kalau
sepakat dengan gagasan erotic capital (modal erotis) dari Catherine
Hakim, ibu Jazmeen Indira Arkani dan Galadriel Kenez Syahin ini boleh dibilang
memenuhi enamplus satu kriteria yang disampaikan oleh sosiolog Britania
tersebut. Pasalnya wajah Deasy awet kayak diformalin, badannya seakan
kekurangan lemak, serta lidahnya ketika bicara seperti Gareth Bale menjebol
gawang Barcelona saat final Copa Del Rey musim 2013/2014.
Secara
pribadi, dampak Deasy paling kentara buat saya diperoleh melalui keteladanan ketika
memandu acara secara live. Deasy punya kelihaian memainkan keadaan
seperti Alex Ferguson kalau sudah injury time setiap klub itu sedang
ringsek. Kelihaian itu kian apik dengan ketenangan yang dimiliki seperti Arsene
Wenger ketika mendampingi Arsenal di pinggir lapangan.
Selama
16 tahun menyaksikannya, baik melalui televisi, searching di YouTube,
sampai stalking Instagram, terdapat satu keajegan dari Deasy yang
mungkin paling mudah disepakati seluruh ummat, baik penggemar BLACKPINK
atau bukan. Satu keajegan itu ialah bentuk dan berat badan Deasy. Seolah-olah
bentuk badannya Deasy dapat dirumuskan sebagai persamaan linear dengan
berat konstan, yang berlaku di setiap ruang pada semua waktu. Apasih.
Setelah
ditodong terkait bentuk dan berat badan, Deasy mengakui bahwa dirinya termasuk
manusia yang tekun berolahraga. Perempuan yang suka warna hitam ini sangat
menyukai kutipan, “If you want to start, to do sport or hit to the gym.
Start NOW!.” Buatnya, untuk memulai sesuatu yang baik, “Jangan ada kata
nanti.”
Lalu
bagaimana proses yang dialami oleh Deasy hingga jangan ada kata nanti
untuk merawat bentuk dan berat badan dengan cara rutin berolahraga? Berikut ini
rekaman obrolan yang insya Alloh enggak melebar dan melubar kayak
intro yang saya sampaikan.
Apa
pencetus mbak Deasy menjadi fit mom dan rajin berolahraga?
Kalau
rencana mau olahraga itu, sudah ada dari 2012. Tapi baru sebatas wacana.
Sementara itu, dari dulu suami saya sudah rutin olahraga. Mulai dari nge-gym,
pilates, dan renang . Saya waktu itu baru sebatas ikut-ikutan saja. Nah, pada
akhirnya. Saya melihat ini sebenarnya, entah pujian atau cobaan. Orang-orang di
sekeliling saya selalu bilang. “Anak dua, tapi badannya langsing. Nggak
perlu repot diet dan segala macam.” Hanya saja menurut saya waktu itu, saya
memang sempat mengatur pola makan untuk alasan kesehatan bayi, dan hal itu saya
teruskan. Sehingga mungkin, hal itu yang menyebabkan badan saya, segini-gini
saja. Tapi semakin kesini, makin banyak orang yang bicara seperti itu. Jadi
saya pikir, gue nggak olahraga saja bersyukur punya bentuk badan seperti ini.
Dan orang-orang di sekeliling saya, juga mengamini hal itu. Tanggung! Lebih
baik saya beneran olahraga. Nah, tujuannya bukan hanya langsing, tapi
juga sehat. Hanya saja pemikiran itu, tidak seiring sejalan dengan pemilihan
jenis olahraganya apa. Berenang hanya sesekali, sepeda nggak kuat, lari males.
Sampai akhirnya melihat pound fit. Yang membuat saya tertarik menggeluti
pound fit, pada saat melihat videonya, itu lagu-lagunya yang saya tahu.
Ada lagu rock, dan late 90. Olahraga ini menurut saya keren,
bukan yang cewek banget, terus juga bukannya yang combat banget,
dan pakai medianya si stick itu. Penasaran, langsung saya cari tahu
lebih dalam. Pas saya lihat di Instagram, lihat-lihat pelatihnya ada teman saya
juga. Saya tanya deh, olahraga di mana, kapan, dan mau gabung. Nah, dari
situ, pound fit itu yang paling cocok dengan saya. Sangat visual,
auditori, dan kinestetik. Semua rangsangannya dapat. Dari yang awalnya latihan
seminggu sekali, dua kali. Dan hampir semua instruktur saya ikuti.
Sampai
sekarang frekuensi olahraga mbak Deasy berapa kali sepekan?
Sekarang
saya itu ngajar, seminggu bisa 10 kelas, itu karena ada permintaan dan
menggantikan teman. Tapi itu nggak selalu. Kalau jadwal rutin saya,
hanya 6-7 kelas.
Nah,
itu mbak Deasy bisa diminta ngajar bagaimana ceritanya?
Jadi
sebenarnya karena, kalau melihat postur aku tahunya langsing dan kurus. Cuma
saya merasa, harusnya saya bisa lebih fit kelihatannya. Bukan hanya
langsing. Dan soal postur idealnya bisa lebih benar. Dan terbukti, pas rajin pound
fit, suami saya bilang, postur saya jadi lebih tegak, bahu nggak
turun, nggak bungkuk. Terus saya juga nggak gampang capek. Pada
akhirnya mau jadi instruktur, ya sekalian ya. Kalau saya hanya olahraga saja,
pasti ketemu malas. Cuma kalau saya punya sertifikasi mengajar, saya punya
tanggung jawab banyak. Ya, ke ijazah yang saya punya, ke guru trainer
kita, terus ke peserta yang ikut kelas kita juga. Jadi saya pikir, saya harus
punya sesuatu yang membuat saya bertanggung jawab.
Manfaat
olahraga selain membentuk tubuh yang estetik, lainnya apa mbak?
Kalau
dulu orang-orang sering bilang, olahraga bikin kulit glowing. Saya masih
mikir, kalau artis-artis iyalah, kan perawatannya juga kencang. Dan ternyata
ini juga terbukti di saya, saya tidak menjalani olahraga lain, hanya pound
saja. Tapi otot bisa kebentuk. Terus kulit aku lebih segar. Dan saya tidak
perawatan dokter, ternyata apa yang dibilang orang-orang saya alami sendiri.
Selain itu, stamina pas main sama anak, dan mood jauh lebih baik. Jadi
dua anak saya, punya karakter yang berbeda. Yang pertama, model yang apa-apa
harus pada tempatnya, kaku. Sayanya juga ikutan harus rapih. Kalau nggak
nanti takut diprotes. Anak saya yang kedua, lebih kinestetik, manjat, dan
guling-gulingan. Nah, dengan saya olahraga, tenaga dan energi saya lebih baik,
sebelumnya mudah capek. Nge-MC berdiri 3-4 jam sampai rumah sudah capek
mau main sama anak. Nah, kalau sekarang masih ada energi pas nyampe rumah,
untuk melakukan beberapa kegiatan. Dan pelan-pelan anak mulai mengerti profesi
ibunya sekarang yang juga ngajar. Mereka sering melihat saya latihan
sebelum ngajar. Either mereka ikut menirukan gerakan saya di
belakang, dan sudah nggak cranky. Di momen ini saya sempat kagum,
artinya kalau saya bukan trainer yang sudah bersertifikasi, mungkin saya
nggak bisa membawa mentalku seperti ini ke mereka.
Selain
olahraga ada nggak pola hidup sehat lainnya yang mbak Deasy berlakukan?
Justru
awalnya saya lebih mudah mengatur pola makan, karena dulu pas saat anak pertama
saya lahir. Saya mau menyusui eksklusif, ternyata dia alergi cokelat, kacang,
telur, seafood, dan susu beserta produk turunannya. Alhasil kuncinya
saya harus mengatur jenis makanan yang saya konsumsi. Nah, jadi pola makan saya
itu sudan terbentuk semenjak lahir anak pertama itu. Tinggal diteruskan saja.
Dan untuk anak kedua, akhirnya saya sudah mempersiapkan diri untuk kehamilan
sehat. Dan memang terbukti, anak pertama lahir Caesar, lebih rentan kena
risiko alergi, dan anak kedua saya ini, normal. Jadinya saya bisa makan dengan
bebas. Tapi ini justru membuat saya berpikir. Kalau saya makan bebas, dan
akhirnya tubuh ini nggak sehat lagi. Nah, akhirnya saya memperdalam
lagi, bukan hanya jenis makanan, tapi bagaimana memproses makanannya itu. Saya
belajar dengan nutrisionist Wied Harry Apriadji. Hal itu terbawa sampai
sekarang. Yang saya atur bukan porsinya. Yang pertama jenis makanannya, kedua
proses memasaknya.
Ada
nggak sih mbak, hal yang membuat kamu malas olahraga?
Mulainya
sebenarnya. Kadang, misalnya nggak ada jadwal ngajar. Itu suka
malas. Yang paling bikin malas sebetulnya, enaknya leyeh-leyeh sama anak
di rumah, ya. Apalagi pas cuacanya mendukung. Triknya, saya harus pasang
target. Jadi minggu ini misalnya, saya ngajar. Kalau klien baru, lebih
banyak penjelasan. Tantangan justru ada mengajar klien-klien lama, ya. Jangan
sampai saya menggunakan lagu yang sama berulang kali. Harus cari lagi dan
gerakan lainnya.
Favorit
gear untuk olahraga ada nggak, mbak?
Saya
itu lebih suka hanya pakai sport bra pas ngajar. Soalnya kalau pakai
kaos, keringat kita suka lengket di badan. Andalan berikutnya, yang agak aneh
menurut saya, adalah karet! Hahaha. Saya biasanya kuncir poni rambut ke
atas pas ngajar, karena meski rambut saya pendek, kalau rambut sudah
kuyup, tetap saja bagian poni suka ganggu. Jadi bentuk kuncirannya
seperti air mancur, hahaha. Kalau dilihat, jadi seperti memperburuk
penampilan. Tapi itu membuat gerakan saya lebih leluasa, dan nyaman ngajarnya.
Nggak sedikit-sedikit benerin poni.
Tempat
favorit olahraga dimana saja?
Saya
biasa olahraga di SIKU Dharmawangsa.
Kenapa
suka di sana?
Karena
di sana, ada café-nya, jadi bisa on stop solution. Dan yang
penting tempat mandinya bagus. Di sana disediakan handuk juga. SIKU studionya
memang nggak besar, tapi fasilitasnya nyaman.
Ada
quote favorit kah, berhubungan dengan olahraga?
Lebih
ke nasihat untuk diri sendiri kayaknya, ya. Yang sebenarnya harus aku ubah
semenjak bertahun-tahun lalu. “If you want start , to do sport or hit to the
gym. Start NOW.” Nggak ada tuh istilah, “Nanti deh habis lahiran
anak pertama,” “Habis tahun ajaran baru,” dan nanti-nanti lainnya. Artinya
kalau sudah punya niat langsung saja lakukan. Yang penting mulai dulu.
Supaya
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, apa nih motivasi yang
bisa mbak Deasy sampaikan?
Yang
saya rasakan dan nyata. Kalau kita rutin olahraga, energi kita ke anak itu
jelas berbeda. Seperti punya booster mood kita juga beda. Dan nggak
jadi orang yang emosional.
Mbak
Deasy kan punya wajah cantik, ada nggak tips make up untuk perempuan yang
bekerja di luar rumah?
Yang
terpenting untuk para wanita adalah menggunakan pelembab sebelum melakukan
aktivitas. Setelah pelembab jangan lupa menggunakan sunblock agar wajah
terlindungi dari paparan sinar matahari langsung. Setelah menggunakan
foundation dengan warna yang sesuai dengan kulit wajah, jangan lupa menggunakan
alis, eyeshadow dengan warna-warna seperti coklat, eyeliner dan lipstik.
penggunaan warna yang kalem seperti eyeshadow dan lipstik menjadi pilihan yang
tepat agar penampilan terlihat lebih natural dan segar dalam setiap penampilan.
Dari
rekaman obrolan yang ternyata melebar ke soal wajah cantik itu, dapat dikayakan
bahwa olahraga punya manfaat selain dari sisi kesehatan dan keindahan, tapi
juga ketenangan terutama dalam mengasuh anak-anak. Tips bagus untuk orang yang
biasa mengajar anak-anak mbandel, kayak saya.
K.Jm.Kl.101040.140619.09:34