Park
Bom, yang selalu berjuang. [sumber: rayyeom_]
|
“난 마음 아픈 사람, 마약 고픈 사람 아니다.” — 박봄
“Aku orang yang sakit, bukan pecandu narkoba.” — Park Bom
Park Bom [박봄] (Bom) kembali! Bom is Back!
Belakangan ini, kabar mengenai Park Bom kembali marak meriak. Setelah buka suara
perihal masalah amphetamine yang menghentak
sejak akhir Juni 2014 silam melalui wawancara mendalam dalam program ‘PD Notebook’
milik MBC, Bom kian rajin menyapa penggemar melalui media sosialnya, baik Twitter
maupun Instagram.
Buat para penggemar, tentu ini merupakan kabar bahagia yang membuat
girang. Kejelasan mengenai sengkarut kabar angin amphetamine terasa terang. Setidaknya Bom melengkapi tuturan Yang
Hyun-suk [양현석] (YG) yang turut bercerita secara gamblang. Apalagi Bom tampak menunjukkan
tanda bakal kembali mempersembahkan tembang. Laiknya hari kemenangan telah datang!
Tak sekadar membahagiakan penggemar, Bom pun kembali menyengat pembenci
yang rajin mencecar. Para pembenci Bom tak kalah meriah dalam memanfaatkan kabar
tersiar. Mereka menemukan saja kekurangan Bom, untuk menjadi bahan cacian yang disebar.
Bom memang luar biasa sebagai seorang manusia biasa. Dirinya sanggup
mendapatkan sanjung puja sekaligus caci maki secara bersamaan. Satu hal yang
sulit didapatkan oleh setiap manusia. Bom, dengan segala prestasi dan
kontroversi, selalu saja menjadi pusat perhatian beragam kalangan.
Banyak khalayak yang memandang Bom “modal badan doang”. Tak dimungkiri
bahwa kesintalan badan turut berperan dalam melambungkan nama Bom. Karena kesintalan
badan pula Bom banyak mudah mendapatkan cibiran kelewat cemar. Cibiran yang nyaris
membutakan hingga enggan mendengar, alih-alih mengapresiasi, kualitas vokal.
Wajar saja. Sah-sah saja. Mungkin penampilan Bom memantik amarah sebagian
orang. Amarah yang muncul karena cemburu, dengki, atau jengkel. Sementara tak bisa
dielakkan lagi bahwa, “Mata yang penuh amarah hanya memandang segala yang nista
sepertihalnya mata yang cinta akan tumpul terhadap semua cela.”
Pertanyaannya, salahkah memanfaatkan modal badan, semisal menjual kecantikan?
Sebagian orang mungkin akan menjawab iya. Naomi Wolf dalam buku The Beauty Myth menuturkan
bahwa kecantikan adalah mitos yang diciptakan industri untuk mengeksploitasi perempuan
secara ekonomi melalui produk-produk kosmetik.
Pandangan Naomi beserta pendukungnya boleh jadi tidak bisa disalahkan,
namun kurang lengkap untuk menjadi genggaman. Pasalnya Naomi tak mementingkan paras
cantik sebagai salah satu modal untuk perempuan, seperti diungkapkan oleh Catherine
Hakim melalui konsep erotic
capital.
Erotic capital merupakan kombinasi
dari daya tarik fisik, estetik, visual, sosial, dan seksual yang dimiliki seseorang
untuk menarik orang lain. Ada enam (atau tujuh) bagian dalam erotic capital. Erotic capital sama pentingnya
dengan modal ekonomi, sosial, dan budaya.
Dari beberapa tuturan tentang Bom, salah satu bagian yang paling disorot
adalah bagian payudara (breast).
Bom tampak perlu memperhatikan dan diperhatikan salah satu pemberi visual pleasure buat lekaki
tersebut.
Pertanyaannya, kenapa para lelaki selalu menyukai bagian payudara perempuan?
Nggak peduli ukurannya
besar atau kecil, seperti bola basket atau bola bekel, mereka pasti suka. Tak dimungkiri,
ada juga lelaki yang lebih menyukai bagian tubuh perempuan lainnya, misalnya, paha,
pantat, dan juga bibir. Tapi entah kenapa, payudara tetap menjadi bagian tubuh perempuan
yang bisa menyuluh imajinasi lelaki.
Saking menjadi ikon kecintaan dan obsesi para lelaki, tak sedikit media,
merek, brand, bahkan
juga propaganda menggunakan payudara perempuan, seperti iklan Kopi Susu YA! dan Segar Sari Susu Soda.
Hal yang membuat saya merasa penasaran ialah faktor yang membuat lelaki menyukainya.
Terkait hal ini, L. Monique Ward, Ann Merriwether, dan Allison Caruthers menyingkap
istilah yang disebut Masculinity
Ideology (Ideologi Kejantanan, selanjutnya MI).
MI berperan pada kepercayaan dan cara pandang lelaki mengenai badan
perempuan, yang juga berkaitan dengan banyaknya media yang dikonsumsi oleh lelaki.
Sayangnya, meski paparan tersebut memberi pengetahuan, belum bisa memberi kepuasan.
Apalagi memberi kepuasaan yang sama seperti saat menikmati payudara perempuan, jelas
ini!
Terdapat sebagian orang yang mengungkapkan bahwa lelaki menyukai payudara
perempuan karena sejak lahir lelaki memiliki hubungan intim dengan payudara ibu.
Ada rasa kasih sayang yang diberi pada buah hati tatkala ibu menyusui. Cuma, ungkapan
tersebut agak gimana gitu.
Soalnya ada pula lelaki yang tak banyak mengonsumsi air susu ibu (ASI) saat bayi,
namun tetap tertarik menikmati payudara perempuan.
Terdapat pula pandangan yang menyebut bahwa dari tahun ke tahun manusia
memang mengembangkan payudara perempuan untuk keperluan seks (sex). Hanya saja pandangan
ini di-counter dengan
pandangan yang mengungkapkan bahwa hal ini kurang tepat lantaran untuk keperluan
seks, zakar lelaki juga dibutuhkan.
Brian Alexander, yang mendalami dasar neurologis dari perilaku sosial,
menyingkap soal payudara ini dengan menyebut bahwa evolusi manusia telah mengubah
sirkuit saraf kuno. Pada awalnya, fungsi utama payudara adalah untuk menguatkan
ikatan kasih sayang antara bayi dan ibu, dengan cara menyusui.
Tapi sekarang, sirkuit otak ini telah berubah penggunaannya. Selain
untuk menguatkan ikatan ibu dan bayi, juga digunakan untuk meningkatkan ikatan antar
pasangan. Hasilnya, kebanyakan lelaki menyukai payudara perempuan.
Penuturan Brian lebih make
sense buat saya dibandingkan pandangan lainnya «هذا القول أرجح عندي».
Pasalnya kalau ditelisik lebih lanjut, otak para ibu akan dibanjiri dengan neurochemical oxytocin yang
juga dikenal dengan love drug.
Neurochemical oxytocin ini membantu ibu
untuk fokus pada anak dan memberi rasa kasih sayang melalui ASI. Hormon tersebut
juga membanjiri otak perempuan ketika terangsang oleh pasangan saat berhubungan
seks.
Sirkuit pada otak yang tadinya digunakan untuk bayi, pada saatnya juga
digunakan untuk orang dewasa. Dari sini, dapat diungkapkan bahwa payudara perempuan
merupakan sarana untuk mewujudkan kasih sayang, yang membuat orang lain merasa senang.
Kalau ada sebagian perempuan yang payudaranya begitu digilai lelaki,
mungkin karena mereka berusaha menyenangkan orang lain melalui payudaranya. Usahanya
antara lain dengan rajin merawat keindahannya agar bisa memberi kesenangan saat
lelaki menyaksikannya, apalagi bisa merasakan sentuhannya.
Sah-sah saja kalau Bom rajin merawat ‘bagian favorit’ atau ‘aset’ atau
apalah sebutannya
pokoknya di situlah letaknya. Payudara perempuan termasuk salah satu bagian yang
memiliki daya pikat kuat dalam merangsang gairah seks lelaki.
Seks terbilang nafsu yang paling sosial. Tanpa memperhitungkan moral,
secara naluriah kita bisa turut bergembira menyaksikan orang lain yang sedang memenuhi
nafsu seksnya. Kita punya hasrat kesenangan walaupun sekadar untuk menontonnya.
Itulah kenapa ada pornografi, yang melahirkan industri seperti blue film (BF) dan majalah
dewasa dengan omzet besar.
Seks berbeda dengan nafsu lain, misalnya nafsu makan. Adakah orang,
terutama lelaki, yang sanggup suntuk berjam-jam menyaksikan tayangan dengan sajian
berupa adegan-adegan orang sedang makan bakwan biarpun orang itu adalah Via Vallen?
Adakah media pendulang iklan yang menjebak pengunjung dengan gambar Grace Natalie
sedang mangap ngemplok cilok?
Saking sosialnya nafsu yang satu itu, ia jadi begitu canggih buat menyedot
perhatian. Ia jadi empuk sebagai bahan berita dengan judul-judul menggemaskan. Ia
juga legit buat stok pengalihan isu, yang bisa dengan gampang ditembakkan sewaktu-waktu.
Sebab, kabar terkait seks tidak cuma memberikan informasi, walakin memberdayakan
imajinasi.
Bom menyadari sisi ini, mengerti hal ini. Tak risau dengan segala caci-maki
maupun puja-puji, dirinya berusaha memanfaatkannya memenuhi kebutuhan diri.
Penggembira
yang tak selalu gembira. [sumber: newharoobompark]
|
References
Cuitan Twitter @haroobomkum pada 11 Juni 13:41 GMT+7 [lihat]
Cuitan Twitter @haroobomkum pada 12 Juni 22:28 GMT+7 [lihat]
Cuitan Twitter @haroobomkum pada 15 Juni 22:24 GMT+7 [lihat]
Unggahan Instagram
@newharoobompark pada 11 Juni 2018 pukul 01:24 GMT+7 [lihat]
Unggahan Instagram
@scotty_kim pada 12 Mei 2018 pukul 06:11 GMT+7 [lihat]
Unggahan Instagram
@rayyeom_ pada 12 Mei 2018 pukul 09:10 GMT+7 [lihat]
Unggahan Instagram
@rayyeom_ pada 15 Mei 2018 pukul 06:04 GMT+7 [lihat]
Unggahan Instagram
@rayyeom_ pada 7 Juni 2018 pukul 11:25 GMT+7 [lihat]
— Bibliography
Aysohmay. (2014). 2ne1's park bom caught smuggling illegal drugs internationally.
Jpopasia, 30 Juni.
[lihat]
Brian Alexander. (2012). The
chemistry between us: love, sex, and the science of attraction, hlm.
72-74 dan 108-109. New York City: Penguin. [lihat]
Catherine Hakim. (2017). Erotic capital. Dalam European sociological review,
26(5), hlm. 499-518. [lihat]
Chun-rae Buddha-chun. (2018). [Exclusive interview] park bom “i am
a sick person, not a drug addict”. Naver,
26 April. [lihat]
Helen E. Fisher, Arthur Aron, dan Lucy L. Brown. (2006). Romantic love:
a mammalian brain system for mate choice. Dalam Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological
Sciences, 361(1476), hlm. 2173-2186. [lihat]
L. Monique Ward, Ann Merriwether, dan Allison Caruthers. (2006). Breasts
are for men: Media, masculinity ideologies, and men’s beliefs about women’s bodies.
Dalam Sex Roles,
55(9-10), hlm. 703-714. [lihat]
Laura Mulvey. (1975). Visual pleasure and narrative cinema. Dalam Screen, 16(3), hlm. 6–18.
[lihat]
Naomi Wolf. (2002). The
beauty myth: how images of beauty are used againts women, hlm. 9-19.
New York City: Morrow. [lihat]
VCPost. (2015). 2ne1 park bom’s career drowns with drug scandal; cover-up
by the media to divert attention from sewol ferry tragedy?. Venture Capital Post, 15 Juni.
[lihat]
Yang Hyun Suk. (2014). Explanation on articles related to bom. YG-life, 1 Juli. [lihat]
— Videography
Adib RS. (2018). Julia perez — iklan segar sari susu soda. YouTube, 25 Januari. [lihat]
Adib RS. (2018). Julia perez — iklan ya kopi susu. YouTube, 25 Januari. [lihat]
K STAR. (2014). [Y-star] park bom ‘drug scandal’ 2nd round. YouTube K STAR, 3 Juli. [lihat]