— kirana bunga manusia biasa
Ada harga
yang harus dibayar ketika saya mulai mengagumi manusia lainnya, dan harganya
ialah saya tak bisa terus menerus mengagumi mereka. Manusia yang saya kagumi
tak selalu memiliki pilihan selaras dengan nurani saya. Ada saatnya pementasan
keseharian yang dilakukan justru membuat mereka berada pada titik berbeda
bahkan bertentangan. Walau begitu, saya tetap tak elok melupakan apalagi
menghilangkan pengaruh yang telah diberikan.
Gimana ya, saya
terlanjur menjadi anak yang menetek air susu Ibuk saat balita. Dan saya tak
pernah bisa mengembalikan air susu itu selamanya. Salah satu pengaruh yang tak
bisa diabaikan tersebut berasal dari Andra Junaidi Ramadhan. Laki kelahiran
Surabaya, 17 Juni 1972, yang merupakan satu dari dua punggawa DEWA19 sepanjang
perjalanan.
Andra adalah
jenis manusia keren dalam menghadapi era kekinian yang penuh suasana persaingan
terutama kedisinian. Era kekinian dan kedisinian sulit sekali menghasilkan sosok penggembira rasa yang
bisa memancarkan pesonanya melintas batas ruang dan waktu.
Brand baru memang
datang bergantian, sebagian hilang kemudian, sebagian melanjutkan rekam jejak
keberhasilan. Walakin Andra termasuk pengecualian, dengan sanggup bertahan di
tengah brand baru yang menyerbu.
Sekarang,
ketika Andra sanggup terbang tinggi seperti Elang,
ada bagusnya cuplikan perjalanannya yang nano-nano
rasanya kembali dikenang. Perjalanan untuk terus melaju tanpa henti sepanjang
menggelinjang, yang tak istimewa karena juga dilakukan oleh setiap orang.
Ketika hendak
mulai menapaki karier sebagai musikus, Andra sempat menghadapi dilema. Kedua
orangtuanya, A. Ramadhan dan S.M. Fadilah, lebih senang jika Andra fokus
menyelesaikan kuliahnya dulu ketimbang memulai perjalanan karier pilihannya.
Andra saat itu sedang menjalani perkuliahan, sementara pada saat yang sama
DEWA19, grup band abadinya, mulai meraja.
Langkah
berani Andra meninggalkan kuliah sempat mengecewakan kedua orangtuanya. Apalagi
kelima kakak Andra berhasil menyelesaikan kuliahnya. Walau demikian, perlahan
orangtua Andra bisa memahami pilihan terbaik untuk anaknya ini. Pilihan terbaik
yang kemudian membawa Andra pada perjalanan yang dinikmati.
Pilihan
memilih melepas kuliah untuk fokus pada DEWA19 terbilang berani dan tepat
baginya. Sejak saat itu, DEWA19 berhasil mengukuhkan diri sebagai grup band
papan atas di negeriku Indonesia.
Peran, kesetiaan, serta sikap profesional Andra bersama DEWA19 sejak masa DEWA19 tak bisa dimungkiri oleh siapa
saja.
Format Masa Depan yang digarap ketika mereka dirisak dilema, segera disusuli Terbaik Terbaik yang digarap ketika
semua punggawa mulai mencoba narkoba. Terbaik
Terbaik tercatat sebagai album yang digarap paling cepat oleh DEWA19
membawa mereka merebak ke puncak hingga tur mulai rajin menyapa.
Dengan cepat
pun DEWA19 merekut Sri Aksana Sjuman sebagai drummer, yang memberi warna baru pada DEWA19. Setelah sempat
berempat dalam dua album, DEWA19 kembali berlima ketika berhasil merilis album Pandawa Lima.
Pandawa Lima menjadi
album DEWA19 paling disuka oleh Andra serta berhasil mengehentak khalayak
hingga menahbiskan DEWA19 sebagai bagian jajaran pemuncak. Sayangnya justru
saat di puncak inilah DEWA19 dirisak riak kuldesak.
Erwin dan
Ari semakin menikmati narkoba yang sudah beberapa tahun dikonsumsi. Dhani yang
sempat menikmati memang tak sampai kecanduan, namun terlanjur memecat Aksan.
Dengan menyisakan Dhani dan Andra jelas tak mungkin ngoyo mengibarkan bendera DEWA19.
Denyut nadi DEWA19 yang berhenti ketika Dhani dan Andra masih bisa
berunjuk rasa memaksa keduanya membentuk grup band lain.
Semula Dhani
hendak mengujicoba studio di rumahnya yang baru saja dibangun lebih bagus. Lalu
dia mengajak Andra, sahabat terbaiknya, untuk ikut serta. Dengan mengajak tiga
orang lain, mereka kemudian mengibarkan proyek solo Dhani dalam bentuk grup
band. Ahmad Band pun dibentuk sebagai sarana unjuk rasa ketika dilanda suntuk
masa pada DEWA19.
Bersama
Ahmad Band, Andra berhasil menghasilkan satu buah album berjudul Ideologi, Sikap, Otak. Berbeda dengan di
DEWA19 ketika Andra bermain sendiri sebagai gitaris, di Ahmad Band, dia
bertandem gitar dengan Pay yang telah keluar dari Slank. Dari sini Andra mulai
memiliki impian untuk berkarier solo di luar DEWA19, yang masih belum
dipastikan konsepnya. Dhani pun, mulai memiliki hasrat ‘mendua’ dari DEWA19.
Ari nyatanya
tak juga kembali. Berkali-kali dihubungi, berkali-kali Ari tak menanggapi.
Peristiwa ini membikin Dhani dan Andra sebagai dua punggawa DEWA19 yang sedang
sehat serta kecamuk hasrat tak terwadahi lagi, melanjutkan kebersamaan mereka.
Mereka
kemudian bersama-sama merilis extended
play berjudul Kuldesak. Line-up ketiga dan terakhir Ahmad Band
menjadi penggarap album mini ini, namun dirilis atas nama brand Ahmad Dhani & Andra Ramadhan. Line-up ini belakangan menjadi line-up
DEWA (tanpa 19).
Saat itu
Dhani menemukan Elfonda Mekel (Once). Saat itu Once sudah pernah merilis album
sendiri dan berpengalaman sebagai backing
vocalist. Dhani yang kesengsem pada Once lalu memintanya menjadi backing vocalist pada proyek Kuldesak. Andra mulanya tak ada masalah,
hingga akhirnya dia harus cekcok dengan Dhani ketika Once diusulkan
menggantikan Ari. Andra masih merasa berat untuk segera menerima Once.
Andra bahkan
terlibat pertengkaran dengan Dhani. Memang tak sampai beradu fisik, walakin
mereka sempat adu mulut hingga nada tinggi. Puncaknya, Andra pun ambeg diri
dengan pulang ke Surabaya. Ambeg diri Andra baru disudahi setelah Dhani berhasil
meyakinkannya dengan menggubah langgam khusus untuk dilantunkan Once. Langgam
berjudul Anggun digubahnya hanya demi
meyakinkan Andra, meski bablas malah meyakinkan Ari untuk undur diri dari
DEWA19.
Dhani memang
kerap terlihat tak pernah rela kehilangan Andra. Terakhir Andra sempat ditembak
Dhani untuk ikut serta mengibarkan nama MAHADEWA19, walau ditolak. Selain
keterampilan dalam bermusik, ikatan persahabatan cinta yang tulus antar
keduanya memang sudah terjalin sejak lama.
Sejak mereka
berjumpa dan duduk satu bangku di SMP, mereka mulai menjalani ikatan azam
sepanjang masa. Bagi Andra, Dhani adalah sahabat hebat, bukan sekedar orang
dekat yang hanya menjadi yes man.
Namun perkenalan mereka mulanya berlangsung ‘panas’. Andra selalu bilang, “Sopo arek iki?” (Jawa: siapa anak ini?),
ketika Dhani lewat di depannya.
Belakangan
keduanya malah disatukan oleh pagelaran Pelantan melalui kegandrungan yang sama
pada musik. Mereka mengikuti ekstra kurikuler musik di sekolah mereka, yang
diajar oleh Pak Mul. Dari sini Andra mulai tertarik menekuni musik.
Perkenalan
Andra dengan musik sebenarnya sudah lama. Sejak kecil, dia rajin terpaksa
menyimak langgam-langgam koleksi kakanya. Andra pun sempat berhasrat menjadi drummer. Sayang keadaan perekonomian
memaksanya memendam mimpi yang terbunuh ini.
Andra
kemudian menekuni gitar, yang saat itu mudah dipinjam. Perlahan dia pun mulai
sering ikut nongkrong ‘Jon Torok’ Dhani dan kawan-kawan sambil
memainkan gitar. Melati dari Jayagiri
miliki Bimbo menjadi karya yang biasa digunakan untuk latihan. Sembari mengasah
keterampilan, Andra mulai mengerti kepribadian Dhani yang tak ragu berungkap
segala yang dirasa dan tak suka basa-basi sembari belajar banyak pada Dhani
tentang musik.
Ketakraguan
Dhani dalam bicara apa adanya sangat diapresiasi oleh Andra. Dari sikap inilah
Andra merasakan kepedulian Dhani sebagai sahabat. Ketika Andra melalukan
sesuatu yang tak selayaknya dilakukan, Dhani kemudian menegur. Kesetiakawanan
Dhani juga diamini oleh Andra. Andra dan Dhani menjadi pendiri DEWA19 yang
terus bertahan. Keduanya memang saling memperkaya dan melantan persahabatan
cinta yang dibina bersama.
Bagi Dhani
sendiri, Andra juga sangat hebat. Kesabaran Andra ketika menjadi pendengar
adalah hal megah bagi orang yang murah bicara seperti Dhani. Tak sekedar
mendengarkan, Andra juga ikut serta berpikir sambil mendengarkan. Obrolan
mereka selalu dalam suasana mesra dan santai.
Interaksi
intim yang terjadi juga bukan hanya pada Dhani dan Andra. Ketika SMA, mereka
kemudian berkenalan dengan Ari, yang akhirnya bergabung dalam DEWA19. Modal Ari
bergabung ke dalam lingkaran Dhani dan Andra hanya satu. Ari merasa dekat pada
Dhani sepertihalnya dekat Andra. Dengan modal ‘sahabatmu sahabatku juga’, Ari
ikut serta dalam lingkaran persahabatan cinta yang tulus ini.
Selepas
DEWA19 dan DEWA meraja, Andra lalu menggarap karier solonya saat dia merasa
keadaan memungkinkan. Proyek solo Andra diwujudkan dengan menggandeng Stevie
Morley Item, yang datang sebagai pemain tambahan DEWA pada tahun 2001.
Stevie
menjadi orang pertama yang diajak Andra untuk menghasilkan karya bersama di
luar Dewa. Ajakan Andra kepada Stevie tampak sebagai wacana belaka hingga
setengah windu. Baru pada tahun 2005 keduanya kembali merembug intens hasrat
yang pernah disepakati bersama beberapa tahun sebelumnya.
Walau
begitu, mereka belum juga menemukan lead vocalist yang pas untuk grup
band yang belum diberi nama tersebut. Sembari menanti, Andra menggarap album Republik Cinta bersama DEWA19 sementara
Stevie sendiri membentuk grup band yang akhirnya terbentuk dengan nama
Deadsquad pada 29 Agustus 2006.
Pertemuan
Andra dengan Dedy Lisan di Cirebon pada Februari 2006 berbuah hasil. Tanpa
proses yang njelimet, Andra memilih Dedy untuk menjadi lead vocalist
proyek solonya. Pertemuan ini telah mereka obrolkan bersama melalui situs
jejaring pertemanan yang populer kala itu, Friendster. Melalui Friendster
mereka bertukar nomor ponsel.
Dari sanalah
Andra mengajak Dedy bertemu dalam unjuk penampilan karya Dewa di Cirebon.
Pemilihan Andra kemudian terkonfirmasi setelah Dedy dites di Studio 19 dan
Legend yang biasa dipakai Dewa untuk latihan. Menjadi vocalist grup band
bukanlah hal asing bagi Dedy. Sebelumnya ia beberapa kali tampil sebagai lead
vocalist di acara kampus dan beberapa kafe.
Serupa
dengan Andra, Dedy juga mulai menekuni musik sejak SMP. Ketekunannya terus
diasah dengan beberapa kali bermain band bersama teman-temannya. Dedy bisa
memainkan gitar walau tak mahir. Hanya saja kegemaran Dedy terhadap dunia musik
berkelindan dengan kegemarannya terhadap jurnalistik. Dunia jurnalistik
kemudian lebih ditekuninya ketimbang musik.
Karier Dedy
sebagai jurnalis dimulai di Tabloid Soccer. Kegiatan jurnalistik
nyatanya tak benar-benar membikin Dedy lepas dari dunia musik. Hanya saja saat
menjadi jurnalis, Dedy lebih sering bekerja dengan jemari sebagai penulis lirik
ketimbang melantunkannya. Kelindan jurnalistik dan musik yang menyelimuti hati
Dedy tampak sempurna setelah menerima pinangan majalah Hai.
Di majalah Hai ini Dedy menjadi jurnalis bidang
musik. Dari kegiatan jurnalistiknya inilah Dedy berkesempatan berinteraksi
dengan musisi papan atas, termasuk dengan Andra. Walau begitu, dalam pertemuan
pertama antar keduanya belum ada pembicaraan mengenai grup band bentukan Andra.
Malah bisa dibilang tak tahu menahu bahwa mereka bakal mendapat tembakan panah
takdir untuk bersama dalam satu grup.
Agung Krusok
dan Ari Bernardus Lasso ikut serta berperan dalam meyakinkan Andra untuk
mendayagunakan Dedy. Ari memang akhirnya kabur dari DEWA19, meninggalkan tempat
untuk diisi oleh Elfonda Mekel (Once). Hanya saja, interaksi intim Andra dan
Ari tak musnah begitu saja selepas mereka berpisah.
Keduanya
bahkan tetap saling mendukung terhadap karier masing-masing meski mengerti
keduanya telah menjadi brand yang
saling bersaing. Ari ikut serta dalam proses penggarapan album Bintang Lima
sebagai backing vocalist lagu Roman Picisan. Andra juga ikut serta dalam
album solo perdana Ari, Sendiri Dulu. Malah dalam album ini Dhani dan
Erwin juga terlibat.
Dalam satu
kesempatan Dhani pernah menyebut bahwa setiap orang memiliki kepekaan sendiri
terhadap obsesi yang digeluti. Ungkapan ini dikeluarkan Dhani sembari menyitir
ungkapan laa ya’rifu al-wali illa al-wali, yang kemudian diperluas
maknanya bahwa pemusik mengerti pemusik sepertihalnya bajingan mengerti
bajingan.
Ada tepatnya
juga ungkapan Dhani, pasalnya Andra yang merupakan guitarist berhasil
menemukan Stevie, Ari yang vocalist berhasil menemukan Dedy, yang
kemudian menjadi skuat grup band bentukan Andra.
Sebutan
Dhani bahwa Andra merupakan tulang punggung nya Dewa menginspirasi Andra untuk
menggunakan sebutan terebut sebagai nama grup bandnya. Andra memilh nama backbone
yang notabene alihbahasa tulang punggung dalam English. Sebagai penanda
bahwa grup tersebut merupakan wujud dari hasrat terpendamnya, dia pun
menggunakan namanya yang memang sudah meraja.
Alhasil grup
band main hati Andra pun diberi nama Andra and the BackBone. Kebetulan juga
dalam proses pembentukannya, Andra dibentu oleh Ari yang notabene tulang
punggung dalam mengenalkan dan membesarkan DEWA19. Keberhasilan mengibarkan ABB
melengkapi jalan panjang yang dikayuh olehnya.
Andra
berhasil berkarier sebagai bagian grup dengan mengibarkan bendera DEWA19, Ahmad
Band, dan DEWA, bertandem dengan Dhani melalui brand Ahmad Dhani & Andra Ramadhan, serta solo dengan
mengibarkan bendera ABB. Semuanya bisa bisa berkibar tinggi tanpa saling
membayangi.
Tak banyak
pemusik bisa melakukan, namun sebagian punggawa DEWA19 bisa, itu masalahnya.
Keberhasilannya Andra sekilas tampak membikin Andra menjadi pemusik paripurna,
walakin Andra masih memiliki impian yang belum terwujud. Impian untuk merilis
album penuh yang isinya hanya instrumen gitar yang dia mainkan sendiri.
Walau untuk
saat ini impian tersebut tampak hanya mimpi, setidaknya dia sudah me-ngecer
beberapa lagu dalam album-album Andra and the BackBone, serta lagu IPS
yang dirilis bersama DEWA19 sebagai sesajen khusus buat istrinya,
Ismulia Permata Sari (IPS).
Tak seperti
Dhani dan Ari yang di awal sempat merasakan ‘belenggu ruang cinta’ dan tak
seperti Dhani yang akhirnya harus pupus dengan Maia, Andra dan IPS mengayuh
ikatan keluarga dan rumah tangga yang harmonis dan romantis sejak awal memula.
Keduanya dikaruniai empat buah hati: Yasmeen Fadilah (Yasmeen), Timur Zavier
(Zavi Gooner & Cules), Ismael Ramadhan (Mael True Blues & Ninas), dan
Khadeja Aisha (Ais).
Selepas
melampiaskan hasrat melalui karya dalam bentuk musik, Andra kemudian menjejak
Dhani dalam berwiraswasta terkait musik dengan mengajak I Dewa Gede Budjana
(Dewa Budjana Gigi). Keduanya berjuang bersama untuk membangun sekolah musik
khusus gitar dan bass. Kedua gitaris yang hubungan pribadi maupun grup bandnya
sama-sama hangat sepakat membentuk Guitar School of Indonesia atau GSI.
GSI yang
diluncurkan mulai 05 Maret 2009 menjadi awal wiraswasta Andra dan Bujana
melalui musik selain nge-band.
Wiraswasta yang lokasinya berada di Jalan Iskandar Muda No 18B, Arteri Pondok
Indah, Jakarta Selatan, ini menjadi tabungan masa depan bagi keduanya.
Keputusan mengambil jalan wiraswasta adalah sangat tepat lantaran hingga saat
itu belum ada sekolah musik yang khusus memberikan materi gitar dan bass.
Andra yakin
bahwa dua alat musik itu memiliki peran yang sangat penting dalam menekuni
musik. Dia pun merasakan sendiri berkah sebuah gitar yang bisa memberinya uang.
Melalui GSI, Andra dan Bujana berharap bisa lahir gitaris keren yang lebih
hebat dari keduanya yang sudah melegenda.
Pembentukan
GSI selain menjadi lahan wiraswasta bagi Andra, juga dilatarbelakangi
penyesalannya lantaran belajar gitar secara autodidak dan melepaskan bangku
perguruan tinggi. Menurut Andra, ketika berminat pada gitar sebaiknya
diperdalam dengan teori dan teknik serta dibimbing oleh ahlinya supaya tak ngaco dalam menggubah alunan nada. GSI
juga dirancang dengan jadwal yang bisa diatur oleh peminatnya sehingga tak
mengganggu keseharian para pesertanya.
Sesudah lama
menggelinjang dengan gitar, Andra kemudian tertarik untuk mencoba mainan baru
rasa lama, fotografi. Baginya, bercengkerama dengan objek seni rupa bukanlah
hal asing. Dia pernah mulai melakukannya secara bersamaan ketika mulai menekuni
karier sebagai musikus.
Malahan
cengkerama Andra dengan gambar sedikit lebih maju dengan turut belajar teori
dan tekniknya di bangku perkuliahan. Walau kemudian dia harus lepaskan, pada
akhirnya Andra kembali. Ketekunannya biasa dilakukan dengan menembak ojek alam
menggunakan kamera favoritnya. Andra hanya menunda saja untuk menekuni seni
rupa yang telah lama ini kembali dijamah.
Andra terus
mementaskan kesungguhan untuk bisa menjadi manusia seutuhnya. Dia mengelaborasi
perasaannya agar kehadirannya memberi rasa gembira disertai kepedulian merawat
kepantasan penampilan badannya. Hal ini dilakukan lantaran sebagai seorangan dirinya adalah bagian dari
kerumunan yang harus berpadu dan beradu dengan manusia lainnya.
Sebagai
manusia, Andra memiliki dua kepribadian berlawanan, masculine dan feminine.
Kepribadian masculine yang
dipentaskannya dengan perilaku tegas selaras dengan perilaku lembut sebagai
wujud kepribadian feminine. Dua sisi
berlawanan yang ada pada setiap manusia ini sanggup dipadukan sekaligus oleh
Andra dengan bagus hingga membentuk dirinya menjadi manusia biasa.
Kesungguhan
melakoni keseharian dengan mementaskan laku seperti itu membuat Andra tak salah
mendapat semat sebagai manusia paripurna. Manusia yang layak di-tiru (menginspirasi) dan pantas di-gugu (memotivasi) oleh generasi saat ini
dan saat nanti. Tak banyak orang sanggup menarik perhatian kerumunan seperti
dilakukan oleh Andra. Membuat tak sedikit orang merasa waktunya luang untuk
menjadikan Andra sebagai bahan untuk dielaborasi.
Tak sedikit
pihak yang rela menggelontorkan banyak dana untuk sekadar menghadirkan seorang
Andra. Menghadirkan seorang yang kehadirannya bisa memberikan rasa gembira.
Dilema yang sempat dialami telah berlalu. Ke-getol-an bertahan pada pilihan menjadi satu peristiwa yang belakangan
menempati kapling permanen dalam kalbu.
Masa-masa
itu, selepas Andra memutuskan pilihan yang sempat tak diperkenankan
orangtuanya, menjadi masa pembuktian. Pembuktian bahwa pilihan yang diambilnya
tepat baginya untuk mengayuh perjalanan.
Selepas
pilihan sulit, Andra tak lelah mengayuh penciptaan sejarah baru melalui
perjuangan epik. Sejarah baru untuk terbang tinggi seperti Elang yang ditata dengan ciamik serta diperindah sedemikian apik.
Sebagai
seorang pencipta sejarah baru [الخالق], Andra memiliki keagungan laku
[المتكبر]. Keagungan bukan untuk menyombongkan diri pada liyan melainkan keagungan untuk mengatasi masalah yang pasti muncul
selalu. Setiap masalah yang muncul berhasil diatasi oleh Andra. Semua masalah
ada solusinya meski semua solusi itu ada masalahnya juga.
Keberhasilan
mengatasi ragam macam permasalahan yang membuat Andra menjelma sebagai sosok
yang gagah [الجبار] dan perkasa [العزيز] saat sendiri menghadapi badai yang
datang menerjang. Meski bisa sendiri, Andra tak bersikap hanya mementingkan
dirinya seorang. Dia tetap sangat peduli pada liyan, yang merupakan buah dari jiwanya yang pengasih [الرحمن] dan
penyayang [الرحيم].
Kasih-sayang
yang ditumpahruahkannya tanpa pilih kasih membuatnya tampil sebagai sosok king [الملك] tanpa pernah meminta dengan
penuturan kata-kata. Andra menjelma sebagai sosok yang menjalankan sesuatu
secara semestinya tanpa dilandasi kecenderungan maupun kepentingan yang melawan
nurani manusia lainnya [القدوس].
Kepedulian
yang dimiliki berpadu dengan kelihaiannya untuk mengerti segala kondisi yang
sudah diketahui maupun yang belum diketahui [عالم الغيب والشهادة]. Pengertian
yang membuatnya bisa menjalani keseharian seperti seharusnya tanpa dilandasi
kecenderungan maupun kepentingan yang melawan nurani [القدوس].
Pengertian
yang membuatnya bisa menjadi penebar keselamatan [السلام] maupun pembangun
kepercayaan [المؤمن]. Andra juga sanggup menjadi pengatur [المهيمن], seorang
yang bisa mengatur dirinya sendiri maupun membangun lingkungan agar teratur.
Lingkungan yang membuat orang-orang merasa aman dan nyaman saat terlibat
pergaulan. Rasa aman dan nyaman yang membuat orang-orang bisa pulas tidur.
Seperti
prinsip luhur yang diajarkan oleh para leluhur bangsa Jawa, “mangan enak turu kepenak” (makan enak
dan tidur nyenyak). Rasa aman dan nyaman dalam lingkungan pergaulan membuat
segala yang dikonsumsi terasa enak dan tidurpun bisa nyenyak. Keseharian yang
dijalani pun tak terasa dirisak oleh riak.
Perjalanan
Andra adalah ikhtiar dan takdir yang dipadukan. Andra merasa
gembira ikhtiar yang dilakukan
selaras dengan takdir yang
digariskan. Lebih dari itu, dia bisa gembira lantaran kegembiraannya juga bisa
menggembirakan liyan.
Karena Andra
adalah manusia biasa, maka tak sulit bagi manusia lainnya untuk menikam rekam
jejaknya. Tak harus menikam rekam jejaknya dengan sama persis, walakin bisa
juga dengan hanya mencatut semangatnya.
Beragam
dilema yang dihadapi oleh Andra tak membuatnya mati begitu saja. Dilema saat
hendak menekuni musik dengan meninggalkan kuliah, menyelamatkan DEWA19 dari
riak kuldesak walau terpaksa berpisah dalam grup dengan Ari, hingga dilema saat
mulai main hati dari grup band
abadinya.
Andra tetap
tegap tampil untuk menghibur yang papa dan mengingatkan yang mapan dengan cara
yang bisa dilakukannya. Penampilan yang memudahkannya menjadi penyebar
virus-virus cinta pada manusia lainnya. Virus yang membuat manusia saling
mencintai manusia seperti mencintai Tuhannya sang Pencipta.
Glam Male — kirana bunga manusia biasa |