SARI
Artikel
ini menuturkan biografi ringkas Yuli Rahmawati sebagai manusia biasa maupun
seorang penghibur yang dikenal dengan nama Jupe. Uraian perjalanan disampaikan
secara kronologis disertai tuturan tambahan tentang kesan penulis terhadapnya
sekaligus makna yang didapatkan darinya.
Kata-kata
Kunci: Jupe; Yuli
Rahmawati
PENGANTAR
Manusia
adalah makhluk berperasaan, Sehingga rasa bagi manusia menjadi landasan yang
kuat. Ketika ada seseorang yang memiliki satu set badan lengkap tanpa dapat merasakan rasanya sendiri—apalagi
rasa manusia lainnya—dia seakan robot. Walaupun memiliki kepandaian—bukan
kecendekiaan—melebihi para perancangnya, belum bisa memiliki rasa. Segala perkara maupun peristiwa yang
memberikan manfaat pada rasa manusia pasti berguna bagi keberlangsungan
keseharian ummat manusia.
Rasa
kasih sayang misalnya, sanggup membawa manusia pada rasa sama hingga segala
yang dilakukan memberikan kegembiraan. Sama-sama merasakan adanya kesamaan,
kesetaraan, maupun keserupaan rasa antara dia sendiri dengan seluruh penghuni
alam raya.Kosok bali dari rasa beda yang merasa berbeda—baik rasa lebih tinggi
maupun lebih rendah—dari liyan (Jawa:
orang lain). Rasa beda rentan memantik gairah pertikaian maupun ketidakpedulian
yang membuahkan perilaku meresahkan.
Tak
jarang dalam beberapa pilihan manusia merasa memiliki satu kesamaan antara dirinya
dengan manusia lainnya. Dalam keseharian yang penuh dengan pilihan, satu
kesamaan merupakan titik temu jitu untuk menciptakan keharmonisan. Tak
dimungkiri, dalam beberapa hal lainnya memang ada ragam macam ketidaksamaan.
Jika ada satu titik yang mengharmoniskan untuk apa mempermasalahkan titik-titik
lain yang menceraikan?
Sebagai
makhluk berperasaan, berunjuk rasa (expression) merupakan perilaku yang wajar
dilakukan. Entah unjuk rasa melalui rupa, nada, gerakan, tulisan, dsb. dst.
termasuk bergeming. Unjuk rasa yang disertai rasa sama membuat manusia saling
mengapresiasi dan menghormati setiap pilihan keseharian yang dijalani.
Segala
unjuk rasa yang bisa menggembirakan rasa ataupun menjadi sarana melepas rasa
lara menimbulkan kekaguman pada pengunjuk rasa. Kekaguman menyebabkan manusia
yang dikagumi mewujud sebagai panutan. Semua
orang tentu memiliki panutan(role model).
Mulai orangtua, keluarga, tetangga, sahabat, guru, teman, hingga sosok lainnya
termasuk sosok yang dikenal sebagai public figure.
Panutan,
baik seorangan atau sekerumunan,
memberi semangat terhadap langkah yang dijalani dalam keseharian. Panutan
memiliki peran psikis, yang dapat memengaruhi pandangan (cara, sudut, jarak,
sisi, dan resolusi) terhadap sesuatu bahkan bisa memengaruhi seseorang
sepenuhnya. Seorang panutan
biasanya menjelma sebagai sosok agung bagi pengagumnya. Sosok yang memiliki
daya dorong luar biasa hingga sanggup membawa batin pengagumnya larut terhadap
beberapa perkara. Saking hanyut batin itu sampai perilaku perilaku keseharian
tak bisa dirunut dengan nalar biasa.
Setiap
manusia layak menjadi panutan, entah
manusia tersebut dipandang sebagai sosok besar karena banyak orang juga
mengaguminya atau dipandang sebagai sosok kecil karena sedikit orang yang
mengenalnya. Sepanjang orang menunjukkan kesungguhan dalam menjalani
keseharian, pasti ada orang yang menjadikannya sebagai panutan, meski
diam-diam. Ada banyak sosok
yang dapat dijadikan sebagai panutan, salah satunya ialah Yuli Rahmawati.
PEMBAHASAN
Yuli
Rahmawati yang biasa disapa Jupe buat sebagian orang hanyalah penghibur (entertainer).
Bagi sebagian orang lainnya, Jupe adalah sosok istimewa yang senantiasa dicinta
tanpa pernah luntur. Sedangkan untuk sebagian lainnya, Jupe adalah seorang
perempuan dengan kesan cemar yang mereka pandang lacur.
Sebagian
orang boleh menganggap para penggemar Jupe melakukan pekerjaan sia-sia.
Sesekali duduk terpaku selama beberapa waktu, menikmati beragam jenis sajian
unjuk rasa yang dihadirkan atau menyinggung nama seorang Julia. Betapa tololnya
mengabdikan mata demi menikmati sajian dari sesama manusia biasa yang
derajatnya tampak setara (walau mungkin martabatnya beda).
Namun,
tahukah mereka bahwa menikmati sajian tersebut merupakan peristiwa yang terasa
bermakna. Satu peristiwa yang memberikan sebuah penghiburan, menyuntikkan
sejumlah pengharapan. Satu peristiwa yang bisa mencairkan sukma ketika rasa
lara gundah gulana didera. Satu peristiwa yang ketika hati dihinggapi rasa
kesombongan bisa memberikan peringatan.
Sekarang,
Yuli alias Jupe sudah berpindah dimensi alam. Dalam usia kurang 40 tahun,
dirinya sudah menganyam namanya menjadi sanggam. Dengan tetap
memperhatikan segala yang telah diperbuatnya, rasanya tak berlebihan kalau
harapan dipanjatkan pada Penguasa Semesta. Harapan agar Jupe mendapat cinta
dari-Nya.
Jupe
berpindah dimensi alam saat usianya 37 tahun kurang 35 hari. Selama waktu itu,
dirinya tak lelah mengayuh perjalanan yang dilakoni. Perjalanan yang dilakoni
Jupe adalah perpaduan ikhtiar dan takdir. Sebagian orang boleh saja mencibir.
Meski demikian, Jupe tak langsir ungkapan nyinyir yang dialamatkan padanya dari
para tukang pandir. Biarpun sebagian orang sirik tiada akhir, Jupe terus tetap
mengalir.
Sekarang,
ketika Yuli berada pada dimensi alam berbeda dengan pengagumnya, ada baiknya
dikenang kembali masa lalunya yang penuh beragam cerita unik, lucu, dan tragis.
perempuan kelahiran Jakarta, 15 Juli 1980, ini dulunya dikenal sebagai anak
yang malas mandi dan mbeling. Jupe kecil juga jauh dari kesan feminin dan tidak
bersentuhan permainan anak perempuan pada umumnya, seperti boneka. Jupe kecil
cenderung maskulin dan lebih gemar bermain dan berkumpul dengan anak lelaki,
seperti bermain sepak bola.
Jupe
malas mandi karena sewaktu kecil kalau dia mau mandi harus memompa air sendiri.
Selain karena Jupe adalah tipikal anak yang malas memompa air, di pagi hari
Jupe biasa bangun sekitar pukul 5 untuk mengemong Erik, adiknya. Malah
bisa-bisa ke sekolah pun kesiangan kalau mandi dulu.
Jupe
juga dikenal sebagai anak yang mbeling, sangat mbeling.
Sampai-sampai kepala Jupe pernah bocor akibat berantem dengan temannya yang
lelaki. Jika melihat penampilannya sekarang, mungkin tidak ada yang percaya
masa lalunya. Jupe dulunya adalah perempuan yang sangat tomboi. Jupe suka
berpakaian layaknya lelaki, bermain sepak bola, sepak takraw, kasti, gundu,
layang-layang, dan sejenisnya bersama dengan teman-temannya yang lelaki.
Wajar
jika dirinya tidak pernah bermain dengan boneka, yang notabene identik dengan
perempuan. Dian Adi Ningsih, sahabat Jupe sejak anak-anak, menuturkan
menuturkan bahwa Jupe pernah memiliki gaya rambut botak. Perilaku yang sangat
tidak lazim bagi perempuan pada zaman itu membuat Dian menganggap Jupe sedang
stress.
Kecenderungan
maskulin Jupe didukung oleh ayahnya, Angkasa Jaya. Jupe malah pernah dihadiahi
ayahnya sepatu sepak bola dan beberapa perlengkapan olah raga lain. Kebetulan
ayah Jupe adalah pemain sepak bola. Dengan memberi perlengkapan olah raga,
secara tidak langsung Jupe diharapkan bisa mengikuti jejaknya sebagai pemain
sepak bola atau minimal pemain olah raga.
Sayangnya
didikan sang ayah juga membuat Jupe kecil sering memanjat pohon tetangga untuk
memetik buah tanpa meminta ijin kepada pemiliknya. Sri Wulansih, bunda Jupe,
sering dibuat pusing lantaran setiap hari sang bunda harus menyuruh buah hati
turun dari pohon. Karena selain mengambil buah Jupe juga sering menghabiskan
waktunya di atas pohon.
Kondisi
perekonomian Jupe saat itu yang kurang menguntungkan sehingga kegiatan remeh
pun mudah menggembirakan. Kala itu di belakang rumahnya ada kebun milik
tetangga yang biasa menjadi tempat nongkrong Jupe. Salah satu pohon di kebun
tersebut kerap menjadi tempat sesajen. Jupe yang tahu akan hal ini
memanfaatkannya untuk menghabiskan sesajen yang ditaruh di atas pohon.
Selain
kemalasannya mengguyur tubuh dengan air, Jupe kecil juga pernah dikenal dengan
keusilannya di lingkungan sekolah, sejak masih duduk di bangku sekolah SD 05
Cijantung. Sulung dari empat bersaudara ini di masa sekolahnya, dimasukkan ke
Merpati Putih, sebuah per-guru-an pencak silat, karate, atau olah raga
bela diri lainnya, oleh bundanya.
Pada
akhirnya, atas dasar keisengan, Jupe berinisiatif membentuk geng. Bersama
gengnya, Jupe sering bolos sekolah bareng maupun berbagi jawaban ketika ujian.
Geng Jupe yang hanya terdiri dari empat anggota dikenal sebagai gerombolan
paling rese di kelas. Mereka sering melawan aturan sekolah, seperti
memakai sepatu dan seragam yang tidak diperbolehkan oleh sekolah. Meski begitu,
oleh guru-guru dan teman-temannya, Jupe dikenal sebagai anak yang pandai, cakap
bersosial, setia kawan, dan suka membantu.
Sosok
hitam manis ini pernah berada pada titik kritis dalam perjalanannya. Jupe
pernah kabur dari rumah, putus dari sekolah ketika di SMP 217 Jakarta, dan
mulai berkenalan dengan tempat hiburan malam. Perilaku ini disebabkan oleh
prahara rumah tangga kedua orangtua. Sang ayah yang sering meninggalkan Jupe
dan sang bunda untuk mengikuti kompetisi sepak bola akhirnya memutuskan ikatan
pernikahannya dengan sang istri.
Di
tengah prahara, Jupe memilih kabur untuk mengubah rasa lara menjadi gembira.
Jupe kabur dari rumah dan putus sekolah sekitar 3 bulan. Sang bunda yang terus
mencari-cari Jupe akhirnya menemukan putrinya di diskotik, yang langsung dihajarnya
seketika saat bertemu. Peristiwa ini menjadi perlintasan penting buat Jupe
untuk semakin yakin dengan kekuatan harapan. Jupe yang sudah tidak sanggup
menghadapi peristiwa ini hanya bisa berserah dan berdoa pada Sang Penata
Semesta Raya agar dirinya tetap bisa bertahan di tengah risakan.
Perempuan
tomboi dan urakan itu nyantanya menyimpan impian setinggi langit dan sedalam
samudera. Bermodalkan kemauan dan tekat yang keras, Jupe mengikuti casting
sebagai seorang peragawati pada 2004. Kariernya sebagai peragawati semakin
menanjak ketika dirinya berkenalan dengan seorang pria asal Prancis, Damiem
Perez yang akhirnya menjadi suami pertamanya. Setelah menikah dan menetap di
Paris, Prancis, sang suami membuka kesempatan bagi Jupe untuk tampil di majalah
dewasa. Di kota mode tersebut, Jupe pun masuk ke dalam jajaran 100 perempuan
terseksi versi majalah FHM.
Jalan
meretas karier di dunia hiburan kian terbuka lebar kala dirinya berlibur ke
Indonesia. Menariknya Jupe tak menyangka kalau keikutsertaannya menemani sang
adik, Nia Anggia, mengikuti casting ternyata berbuah manis. Jupe malah babals
mendapat tawaran untuk ikut casting dan dinyatakan lolos. Bisa dibilang,
keadaan memudahkan Jupe dalam meraih keterkenalan sejak memulai sampai saat
ini. Jupe yang tidak memiliki bakat untuk bermain film, menyanyi, nge-host,
dsb. yang berkaitan dengan dunia hiburan, saat itu dinaungi Dewi Fortuna.
Jupe
pulang ke Indonesia tahun 2007, setelah menetap di Eropa sejak 1997.
Keikutsertaannya menemani sang adik mengikuti casting juga atas dasar
jiwanya yang suka membantu. Adiknya saat itu baru selesai melahirkan dan hanya
seorang diri mengikuti casting. Jupe yang tak tega melihatnya turut membantu.
Naas bagi adik Jupe yang harus gagal dalam casting malahan Jupe yang
berhasil.
Baru
sejak itu Jupe mulai belajar akting, menyanyi, dsb. Dengan segala kerja
kerasnya, Jupe memulai langkah tanpa henti dalam dunia hiburan. Tak diduga
perempuan yang mbeling itu mampu memendarkan pesonanya di panggung
hiburan. Setelah sukses menjadi peragawati, Jupe pun mengepakkan sayapnya di
seni peran.
Kesuksesannya
di seni peran membuat Jupe memutuskan meninggalkan Prancis dan kembali ke
pangkuan tanah airnya. Namun Jupe tak mau sendirian, dia pun meminta sang suami
agar menetap di Indonesia. Kulit hitam dan tampak dekil mengiringi penampilan
Jupe di arena hiburan tanah air. Debut Jupe di seni peran berawal di acara Penjaga
Pantai, yang dulu disiarkan tengah malam di Lativi.
Jupe
awalnya tak terlalu peduli dengan hal ini dan ingin kembali ke Prancis. Tetapi
ketika di bandar udara ternyata sudah banyak orang yang memanggil-manggil
namanya, meminta tanda tangannya, maupun sekadar meminta foto bersama. Jupe
melihat peristiwa ini sebagai pertanda dirinya sudah dikenal dan memiliki
penggemar. Jupe sendiri merasa takjub akan peristiwa ini lantaran dia hanya
syuting selama 1 bulan.
Jupe
lantas berpikir untuk mendayagunakan kesempatan ini sebagai bagian kariernya.
Dirinya memang sempat pulang ke Prancis, tetapi sesampainya di Prancis godaan
menjadi penghibur di tanah air masih ada di benaknya. Jupe lalu meminta ijin
pada suami saat itu untuk kembali ke Indonesia selama 3 bulan sembari berjanji
akan kembali ke Prancis kalau sulit menapaki karier di tanah air.
Tahun
2007 Jupe mulai syuting dan dalam 3 bulan nama Julia Perez mulai bergaung.
Teman-teman Jupe kecil tentu kaget Jupe bisa menjadi penghibur yang identik
dengan kesintalan badan dan gaya pentas kenes. Pasalnya mereka mengerti
kepribadian Jupe. Jupe yang notabene merintis jalan di dunia olah raga malah memahatkan
namanya di dunia olah rasa.
Walau
demikian, setelah berhasil memasuki gerbang pentas hiburan, Jupe tak mau
berpangku tangan. Jupe berjuang dan berkonsentrasi penuh, bahkan dia harus
tabah dan sabar kala badai cobaan menerpa jalan kariernya. Malahan perempuan
pengena kutang berukuran 36D itu pernah rela tidak dibayar uang selama satu
tahun.
Jupe
menerima saja karena saat itu Jupe sedang butuh brand sebagai caranya membentuk
kerumunan penggemar. Satu sisi dia tak mendapat banyak materi, namun di sisi
lain dia sedang berupaya mem-branding dirinya sekaligus mendapat
anugerah istimewa berupa penggemar. “I've learned that it takes years to build
up trust, and only seconds to destroy it.” Tulis Jupe dalam salah satu cuitan
akun Twitter-nya 06 Oktober 2011 silam.
Jupe
memilih menekuni karier sebagai penghibur lantaran sebagai sulung Jupe merasa
wajib memikul beban ekonomi keluarga dan rumah tangga. Pasalnya sang ayah
tercinta telah pergi meninggalkan keluarga dan memecahkan rumah tangga. Maka
mulailah Jupe memantapkan diri untuk fokus di dunia hiburan. Untuk membentuk
kerumunan penggemar, Jupe berusaha tampil berani menonjolkan ukuran kesintalan
badan dengan gaya kenes sebagai jalan pembuka. Lantas beragam pro dan kontra
pun bermunculan.
Walau
begitu Jupe tetap berjalan sebab dirinya beranggapan bahwa pilihan itu sebatas
penampilan semata. Semangat Jupe hanya satu: menjadi sosok kakak yang
dibanggakan adik-adiknya. Jupe adalah malaikat nyata bagi keluarganya, di saat
mereka butuh Jupe pasti selalu ada dan berada. Belum terpikir dalam benak Jupe
saat itu kalau dirinya bisa menjadi penyemangat bagi manusia selain
adik-adiknya.
Tak
hanya memanjakan penampilan badan, Jupe juga mengubah namanya dari Yuli
Rahmawati menjadi Julia Perez yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Jupe.
Pilihan ini diambil agar lebih mudah dikenal dan memiliki daya jual tersendiri
serta membedakan Yuli dan Jupe. Penggunaan nama Julia Perez belakangan sempat
memancing riak yang membuatnya terbelit masalah hukum ketika bercerai dengan
suami pertama. Nama Perez adalah nama dari suami pertama Jupe, Damiem Perez.
Jupe sempat dituntut sang mantan suami lantaran masih memakai nama Perez meski
telah bercerai.
Riak
seakan memang terlanjur akrab menghampiri Jupe. Jauh sebelum terbelit masalah
hukum soal penggunaan nama Perez, Jupe sudah ditentang banyak pihak tatkala
baru menyapa khalayak. Bahkan riak yang dihadapi Jupe terbilang lebih sadis
daripada yang menimpa penghibur dengan ukuran kesintalan badan menawan
selainnya, seperti Sarah Azhari. Nama Jupe memang mulai meroket ketika Sarah
Azhari masih bersinar. Tak heran jika banyak situs yang memuat post tentang
perbandingan mereka. Jupe bahkan harus menerima berbagai cacian hingga fitnah
seperti yang mengatakannya banci.
Walau
begitu, segala risakan tak menghentikan langkah Jupe untuk menekuni karier
sebagai penghibur. Menjadi penghibur sudah menjadi panggilan hati yang tak bisa
dielakkan lagi. Karena itu, Jupe selalu berusaha untuk melakoni segalanya
sepenuh hati. Dia ingin menikmati proses yang ditekuninya dengan perasaan
terdalam. Malah Jupe memiliki kebiasaan tak umum ketika sedang rekaman di
studio dengan meminta agar lampu di studio di matikan dan dirinya memakai high
heel, bahkan terkadang bertelanjang agar memperoleh feel dari
larik lirik yang dilantunkan.
Jupe
bukanlah orang yang jaim (menjaga image) dan cenderung semaunya.
Dia tak ragu mengungkapkan perasaannya meski bisa memunculkan ragam pro dan
kontra. Bahkan Jupe terkesan terlalu gamblang sehingga apapun dia buka dalam
keadaan sadar, hatta kisah tragis yang pernah dialaminya.
Meski
kontroversi datang silih berganti, Jupe tetap tegar dan sabar. Dia terlihat
tangguh laiknya wonder woman dihadapan beragam permasalahannya. Contoh
bagus yang cukup menohok ialah ketika dirinya harus mendekam dalam hotel prodeo
selama 3 bulan lantaran perseteruannya dengan Dewi Muria Agung yang biasa
disapa Dewi Perssik.
Masa-masa
di tahanan seolah sebagai tempat ujian bagi Jupe untuk menghadapi cobaan
berikutnya. Bebas dari penjara, yang dirayakan dengan konser tunggalnya bersama
Trans TV, Jupe harus menerima berpisah dimensi alam dengan ayahnya. Jupe
kembali berada pada situasi kritis yang pernah dia lalui di masa remaja dulu,
masa-masa ketika berserah memberi gairah.
Apapun
itu entah cacian atau pujian, Jupe tetaplah Jupe. Sederhana dan suka berbagi.
Di balik semua itu Jupe hendak menginspirasi adik-adiknya agar mampu mengejar
mimpi-mimpinya. Merengkuh sukses di panggung hiburan merupakan kerja keras dan
keyakinannya dalam menyerahkan sepenuhnya pada Sang Penata Semesta Raya. Tak
ayal jika Jupe yang di masa kecil dikenal sebagai perempuan anti air dan nakal
itu kini menjelma sebagai penghbiur tak langsir kata-kata nyinyir.
Dari
hari ke hari Jupe pun memantapkan namanya. Seperti tak mau berdiam diri, Jupe
selalu mencoba sesuatu yang baru. Dari modelling, lalu peran, menyanyi,
menjadi duta beberapa kegiatan, menjadi juri, presenter, hampir terjun
ke dunia politik praktis, dan juga menjamah ranah hukum secara akademis.
Hebatnya semuanya bisa laku, Jupe seperti diberi kemamppuan membaca
kecenderungan pasar dengan baik.
Jupe
kerap disebut sebagai penghibur sensasi walau dia adalah penghibur berprestasi.
Tak sedikit pihak yang rela menggelontorkan banyak dana untuk sekadar
menghadirkan seorang Jupe. Hadir untuk menghibur yang lara dan mengingatkan
yang mapan dengan cara yang bisa dia lakukan. Walau kalbu Jupe tak selalu bebas
dari rasa sendu.
Rasa
sendu selalu dihadapi Jupe dengan cara yang dia mampu. Salah satunya ialah
dengan menulis buku. JUPE: My Uncut Story, judul buku yang ditulisnya.
Buku yang diluncurkan di Warung Pasta, Kemang, Jakarta Selatan pada 27 Oktober
2014 ini kini menjadi saksi bisu ketika kanker mulai menggerogoti tubuhnya.
Sebagai
orang yang tak bisa lepas dari perhatian kerumunan, ada masanya ketika Jupe merasakan
tekanan. Tekanan dari dunia hiburan sebagai sebuah pekerjaan yang dia pilih
untuk memenuhi kebutuhan. Dunia hiburan kerap memaksa pelakunya untuk tak
menampakkan diri seutuhnya. Malah tak jarang para pelaku terpaksa menampilkan
gambaran yang justru bertolak belakang dari kepribadian.
Mungkin
keadaan tersebutlah yang ingin disampaikan Jupe melalui JUPE: My Uncut Story.
Dengan menyampaikan sendiri secara tertulis, nilai pernyataan lebih kuat dan
sanggam terpahat. Hal ini dapat terlihat dari seluruh penuturan Jupe dalam buku
ini. Seluruh penuturan mengarah pada penegasan bahwa Jupe memiliki dua sisi,
sebagai manusia biasa serta sebagai penghibur.
Sebagai
penghibur, Jupe lekat sekali dengan bagian dadanya. Barangkali dada adalah
bagian yang paling cepat dan mudah dibayangkan andai nama Jupe disebutkan. Hal
ini disinggung Jupe dalam bab tersendiri berjudul 36D.
“Menurut gue,
semua bagian tubuh gue indah. Sekalipun itu upil.” tulisnya.
Tak
dimungkiri memang bagian dada memiliki daya pikat sangat kuat. Saking kuatnya,
Jupe pun sampai merasa perlu menyebut upilnya pun indah. Tak perlu mencibir
kalau Jupe menyebut upil, dirinya hanya berusaha menyampaikan harapan agar para
penikmat penampilannya melihat dirinya seutuhnya, tak sebatas bagian dada.
Dalam
bab selanjutnya, Jupe menuliskan tentang cinta. “Tak ada yang kau ketahui
selain namanya, itulah cinta,” ungkap Jalaluddin Rumi. Walau begitu, Jupe
berusaha mendefinisikan sendiri makna cinta menurutnya. Buat Jupe, cinta adalah
mempertahankan orang yang kita sayang dan kita setia. Karena itu, buatnya,
ketika kita menyia-nyiakan orang yang kita cinta, maka itu bukanlah cinta,
melainkan nafsu sesaat. Lebih lanjut, Jupe menyebut bahwa nafsu sesaat adalah
ungkapan manusia yang takut akan kesendirian.
Selain
menuliskan pelurusan dan penegasan mengenai kesan orang lain terhadap dirinya,
Jupe juga mengungkapkan pendapatnya terkait dua hal berkelindan perempuan:
poligami dan nikah siri. Dengan tegas Jupe menolak poligami. Saya sendiri tetap
mendukung poligami dengan syarat berupa persetujuan dari calon istri sebelum
akad nikah dilaksanakan. Sementara nikah siri dikritik Jupe sebagai perilaku
warga negara yang enggan ribet terhadap kebijakan negara.
“Buat
orang yang patah hati, coba bikin kesibukan karena itu adalah caranya. Jangan
berlarut-larut dalam kesedihan. Buat karya yang bagus, buat diri lo bangga sama
diri sendiri.” tulis Jupe pada bagian akhir buku tersebut. Tulisan yang
diharapkan olehnya bisa memberikan penghiburan dan membangkitkan pengharapan
bagi mereka yang merasa jiwanya dihampiri kabut.
JUPE:
My Uncut Story
memang hadir dengan berbagai keterbatasan mengenai perkara yang dimengerti
Jupe, penulisnya. Keterbatasan yang membuat buku ini tidak lepas dari
kekurangan dan kekhilafan, bersifat subjektif, relatif, dan tidak final.
Tentunya Jupe mengerti bahwa buku ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk
ditulis sebagai naskah hasil dari sebuah kajian ilmiah. Jupe hanya ingin
berunjuk rasa, melalui ragam cara yang dia bisa, menulis adalah salah satunya.
Sebagai
sosok yang menyedot perhatian kerumunan, satu sisi Jupe sangat dicinta laiknya
Mûsâ bin Amram [مُوسَى atau Moses] saat berhasil menyelamatkan muruah bangsa Israel
setelah diinjak bangsa Mesir. Satu sisi dia begitu dibenci seperti Fir’aun [فرعون atau
Pharaoh] era Mûsâ sebagai pencetak catatan kelaliman luar biasa. Apapun semat
yang diberikan padanya, yang jelas Jupe bukanlah Mûsâ maupun Fir’aun era Mûsâ.
Segala pujian dan kata sanjungan tak membuatnya melayang seperti halnya segala
hinaan dan caci maki tak membuatnya tumbang.
Jupe
mengerti bahwa dampak mementaskan diri sebagai penghibur adalah segala perkara
maupun peristiwa yang berkelindan dengannya tak bisa dilepaskan dari sorotan
banyak kalangan. Sorotan yang membuatnya gagah berdiri sebagai sosok yang dicintai
serta dibenci secara bersamaan. Segala semat yang dialamatkan pada Jupe tak
membuatnya berhenti meniti tatanan dan menata titian.
Perempuan
bertinggi badan 160 cm dengan berat badan 45 kg tersebut juga selalu
mementaskan kesungguhan untuk bisa menjadi manusia seutuhnya. Jupe peduli
merawat kepantasan penampilan badan lantaran dia menyadari bahwa sebagai
personal dirinya adalah bagian dari komunal serta tak ragu mengelaborasi ruang
rasa agar kehadirannya memberi rasa gembira.
Sebagai
manusia, Jupe memiliki dua kepribadian berlawanan, maskulin dan feminin.
Kepribadian maskulin yang dipentaskannya dengan perilaku fearless selaras
dengan perilaku kenes kepribadian feminin yang dimiliki. Dua sisi berlawanan
yang ada dalam setiap jiwa manusia biasa ini sanggup dipadukan sekaligus oleh
Jupe dengan bagus hingga membentuk dirinya menjadi manusia seutuhnya, sosok
queen bagi pengagumnya.
Kesungguhan
melakoni keseharian dengan mementaskan laku seperti itu membuat Jupe tak salah
mendapat semat sebagai manusia paripurna (guru). Manusia yang layak di-tiru
(menginspirasi) dan pantas di-gugu (memotivasi) oleh generasi saat ini
dan saat nanti. Tak banyak orang sanggup menarik perhatian kerumunan seperti
dilakukan olehnya. Membuat tak sedikit orang merasa waktunya luang untuk
menjadikan Jupe sebagai bahan elaborasi.
Memang
selama menjalani karier sebagai penghibur, Jupe bukanlah sosok yang banyak mendapat
apresiasi resmi dari ajang awards. Bukan juga penyanyi yang album maupun
hit-nya diganjar gelontoran platinum. Walakin, Jupe adalah penghibur
bahadur. Dia ceria, berani, semadyana, dan selalu ingin menyenangkan hati
penggemarnya.
Buat
semua orang yang mengenalnya, Jupe adalah sosok menyenangkan yang selalu peduli
dengan tulus kepada mereka. Tak mengherankan, meski nama Jupe lekat dengan
kontroversi, penggemarnya tetap melimpah. Dirinya kerap dibela tanpa pernah
meminta. Bahkan selepas wafatnya, makam Jupe terus dikunjungi oleh para
penggemar sebagai katup pelepas rindu terpendam. Sesuatu yang misterius untuk
penghibur yang kerap dianggap hanya membuat ‘basah’, justru selepas wafat
makamnya selalu ‘basah’.
Barangkali
nama Rahmawati ikutserta berperan dalam membentuk kepribadian dan perjalanan
Jupe seperti itu. Nama yang berarti “perempuan pengasih” ini sanggup membentuk
Jupe menjadi sosok yang peduli dan tulus dalam memberikan penghiburan ketika
didera lara dan peringatan saat mapan dengan cara yang bisa dia lakukan. Nama
yang diberikan pada Jupe ini tak sia-sia. Jupe memang menjadi sosok yang penuh
kasih, kasih yang dia tumpah-ruahkan pada semua, tak pilih kasih untuk
memberikan kasihnya.
Orangtua
Jupe tentu bahagia dengan rekam jejak yang telah dilakukan anak sulungnya ini.
Anak yang mereka beri nama Rahmawati benar-benar menjadi seorang pengasih yang
menumpah-ruahkan kasihnya pada semua tanpa pilih kasih. Tak salah Jupe
menyandang nama Rahmawati.
Perjalanan
Jupe menginspirasi dan memotivasi untuk selalu berserah pada Allah [الإسلام].
Salah satu wujud keberserahan adalah selalu rela dengan takdir terburuk dari
Allah. Kerelaan pada takdir terburuk dari Allah merupakan upaya menghindari
amarah dan tak kabur dari rasa syukur. Pasalnya amarah cenderung menggiring
mata untuk memandang segala yang nista.
Segala
penataan pagelaran Sang Pencipta harus senantiasa diterima dengan legowo.
Tatanan Pencipta adalah wujud kekuasaan Ilah [إله] dan
kasih Rabbi [رب]. Jupe menunjukkan pada saya untuk
mampu mengendalikan diri bebas dari rasa takut dan duka cita. Kepada
Ilahi-Rabbi, Jupe selalu berserah. Kepada kata-kata yang dialamatkan padanya,
Jupe selalu terserah. Sehingga mampu menjalani keseharian biasa saja menuju
Allah (Jawa: ngalah).
Manusia
diciptakan dari Allah dan menuju (Jawa: ngo) ke Allah (Jawa: Alah).
Pandangan fisika menuturkan bahwa kembali tak dimungkinkan secara waktu. Dalam
waktu, pergerakan tak bisa dilakukan mundur namun terus maju. Karena posisi
awal dan akhirnya sama, maka tidak terjadi perpindahan. Tidak terjadi
perpindahan bukan berarti tidak menempuh perjalanan. Pandangan fisika
menuturkan bahwa jarak tempuh sejauh apapun ketika posisi akhir sama dengan
posisi awalnya, dapat disebut tidak terjadi perpindahan.
Seluruh
ciptaan Ilahi-Rabbi tak bisa lepas atas pola mengikuti dan berada dalam
batas kelangsungan ‘dari’ ke ‘menuju’ dan berpuncak membentuk lingkaran [إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ]. Entah
lingkaran itu tersusun atas lurusan-lurusan atau lurusan-lurusan yang membentuk
lingkaran, tak jelas. Sama tak jelasnya dengan segala peristiwa yang dialami.
Tak jelas peristiwa itu memberi rasa suka atau duka karena ukuran suka dan duka
tergantung suasana yang sedang dirasa. Yang jelas, segala peristiwa harus
segala peristiwa harus diterima dengan legowo. Semua kudu diterima
dengan ucapan lantang Aku Rapopo.
Dengan
legowo menerima segala penataan pagelaran Sang Pencipta [رَاضِيَةً],
sembah rasa cinta pada Ilahi-Rabbi bisa terus menggelora. Gelora sembah
rasa yang membuat manusia tak lelah menyapa Allah agar dianugerahi setitik
Cinta dari-Nya [مَرْضِيَّةً].
Setitik Cinta yang bisa menjadikan makhluk berperasaan berjumpa Pencipta dengan
sapaan mesra:
يَا
أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً
مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي
[القرآن الكريم سورة الفجر : ٢٧ - ٣١]
Sapaan
mesra yang membuat surga dan neraka tak lagi menjadi perkara penting. Sebab
yang paling penting adalah berada dalam keadaan sepenuhnya terserap ‘hilang’
menjadi bagian Kirana (kata lain dari Cahaya), ‘satu perkara’ yang tak memiliki
massa dan usia. Kirana menjadi ‘satu perkara’ yang memperlihatkan batas
keberlakuan ilmu fisika. Pandangan fisika menuturkan bahwa segala yang ada di
semesta ini lambat laun akan hancur, sedangkan Kirana selalu ada.
Satu-satunya
cara semesta agar tidak hancur hanyalah manunggal dengan Kirana, yang
dituturkan bahwa:
اللَّهُ
نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ
الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ
مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ
زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي
اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
[القرآن
الكريم سورة النّور : ٣٥]
PENUTUP
Sebagai
generasi yang tumbuh dengan kehadiran Yuli Rahmawati as known as Jupe lalu
mengaguminya, mengabadikan kekaguman dengan cara yang bisa dilakukan adalah
perilaku wajar dari seorang pengagum terhadap perkara maupun peristiwa yang
dikaguminya. Dari banyak cara yang tersedia, menulis adalah salah satunya.
Menulis Jupe merupakan satu gairah tak biasa bagi saya, pecintanya sepanjang
masa. Mata yang cinta selalu saja tumpul terhadap segala cela.
“Without
data, you’re just a person with an opinion,” tutur William Edwards Deming. Masalahnya ialah kalau
datanya sudah seperti banjir bandang, apa tak membikin kepala pusing delapan
keliling? Sebagai sosok yang dipuja sedemikian rupa oleh sebagian orang serta
dinista sedemikian rupa oleh selainnya, data tentang Jupe sangatlah banyak.
Apalagi dia mentas di panggung hiburan dengan tingkat keterkenalan yang
memaksanya tak bisa lepas dari sorot kamera.
Data
yang banyak sekali membuat saya berada dalam dalam kebingungan hebat untuk
membingkainya dalam satu penuturan feature. Datanya memang banyak,
walakin tak semua data itu bermakna. Dengan segala daya dan upaya mengatasi
tantangan tersebut, jadilah satu catatan ini, yang ditulis sebagai katup
pelepas kerinduan sekaligus penegasan kekaguman ini berupaya menggambarkan
perjalanan pribadi Jupe semenjak dilahirkan hingga berpindah alam. Rasanya
berat untuk menyebut Jupe wafat.
Terus
terang, catatan ini dibuat dengan alur yang meniru tuturan surat Yusuf [سورة
يوسف]. Surat ini menjadi satu-satunya surat yang bertutur kisah
sosok tertentu secara lengkap. Tak dimungkiri perincian kisahnya memang tidak
bisa tercakup seutuhnya. Walakin ditilik dari alur perjalanan Yusuf—sebagai
sosok utama dalam surat ini—sudah diurai seluruhnya.
Peniruan
yang dilakukan sangat ganas karea meniru kandungan dan cara. Kandungan yang
ditiru dari surat Yusuf ialah penuturan mengenai sosok tertentu yang lebih
dipandang menawan dari sisi penampilan badan (manusia sebagai al-basyar
[البشر]). Walau
begitu, sosok tersebut juga mengesankan dari sisi perasaan (manusia sebagai al-insan
[الإنسان]) dan tangkas
dalam menempatkan diri di kerumunan (manusia sebagai an-naas [الناس]).
Secara umum, kandungan yang ditiru juga terkait dengan sex, love,
dan faith, yang dibuat sebagai judul catatan ini.
Cara
penuturan dengan langsung dimulai tanpa pendahuluan memadai untuk masuk ke
perjalanan sosok utama ditunut urut sepanjang umur hingga dipungkasi kesan
terhadap sosok tersebut yang mengandung pernyataan serangan terhadap pandangan liyan,
tak lebih dari peniruan terhadap bagian awal dan akhir surat Yusuf ‘kan?
Secara
pribadi sebagai penggemar beratnya, saya merasa bahwa berkali-kali Jupe
membesarkan hati saya dan saya harus tahu diri. Saya hanya seorang penggemar
berjenis kelamin lelaki yang tak bisa membesarkan hati perempuan seperti Jupe.
Saya belum pernah merasakan sakitnya datang bulan dan memang tak akan merasakan
sendiri pengalaman yang secara rutin dirasakan oleh Jupe.
Jupe
memang manusia biasa. Tidak salah dikatakan bahwa tak ada yang istimewa dari Jupe.
Malahan Jupe sendiri mengagumi manusia lainnya, seperti Kim Kardashian. Walau
tak istimewa, perempuan yang terbilang ceriwis ini tetaplah sosok panutan yang
patut dianut. Semangat perjuangannya layak diperjuangkan. Perjalanannya
merupakan satu sisi megah tersendiri yang layak dikagumi.
Jupe mentas
tanpa mencari pencapaian, tapi tak lelah berjuang. Di-reken sukses atau
tidak dalam pencapaian bukan urusannya, yang merupakan kesuksannya hanyalah tak
lelah mengayuh secara terus-menerus. Mengayuh... mengayuh... mengayuh
perjalanan... saling mengapresiasi kesamaan dan menghormati ketidaksamaan... “You
say God give me a choice...” seperti lantun Queen dalam Bicycle Race.
Jupe tak
lelah berjuang mewujudkan keseimbangan lingkungan kebersamaan. Keseimbangan
yang membuat orang-orang merasa aman dan nyaman saat saling menyapa karena
memiliki rasa sama. Satu perjalanan yang patut diapresiasi.
Saling
menyapa adalah satu cara jitu untuk merawat titik temu antar sesama. Seperti
diungkapkan oleh nama besar sebelum Jupe, Muhammad
shallallahu'alaihiwasallam. Sang Kirana Azalea bertutur bahwa menyapa
adalah senjata manusia beriman (الدعاء
سلاح المؤمن). Satu pernyataan yang diabadikan oleh Madonna Louise Veronica
Ciccone melalui Like a Prayer.
Jupe
tetaplah Jupe, yang diri dan langkahnya tak bisa dituturkan melalui kata dan
aksara sepenuhnya. Karena perempuan memang sulit dimengerti sepenuhnya, walau
tetap bisa dinikmati seutuhnya. Jupe ketika dilihat itu fisik, ketika dinikmati
itu hati.