—
A Brief Story of Yuli Rahmawati
Yuli
Rahmawati yang biasa disapa Jupe buat sebagian orang hanyalah penghibur (entertainer). Bagi sebagian orang
lainnya, Jupe adalah sosok istimewa yang senantiasa dicinta tanpa pernah
luntur. Sedangkan untuk sebagian lainnya, Jupe adalah seorang wanita dengan
kesan cemar yang mereka pandang lacur.
Sebagian
orang boleh menganggap para penggemar Jupe melakukan pekerjaan sia-sia.
Sesekali duduk terpaku selama beberapa waktu, menikmati beragam jenis sajian
unjuk rasa yang dihadirkan atau menyinggung nama seorang Julia. Betapa tololnya
mengabdikan mata demi menikmati sajian dari sesama manusia biasa yang
derajatnya tampak setara (walau mungkin martabatnya beda).
Tapi tahukah
mereka bahwa menikmati sajian tersebut merupakan peristiwa yang terasa
bermakna. Satu peristiwa yang memberikan sebuah penghiburan, menyuntikkan
sejumlah pengharapan. Satu peristiwa yang bisa mencairkan sukma ketika rasa lara
gundah gulana didera. Satu peristiwa yang ketika hati dihinggapi rasa
kesombongan bisa memberikan peringatan.
Sekarang,
Yuli alias Jupe sudah berpindah dimensi alam. Dalam usia kurang 40 tahun,
dirinya sudah menganyam namanya menjadi sanggam. Dengan tetap memperhatikan
segala yang telah diperbuatnya, rasanya tak berlebihan kalau harapan
dipanjatkan pada Penguasa Semesta. Harapan agar Jupe mendapat cinta dari Sang
Pencipta.
Jupe
berpindah dimensi alam saat usianya 37 tahun kurang 35 hari. Selama waktu itu,
dirinya tak lelah mengayuh perjalanan yang dilakoni. Perjalanan yang dilakoni
Jupe adalah perpaduan ikhtiar dan takdir. Sebagian orang boleh saja
mencibir. Meski demikian, Jupe tak langsir ungkapan nyinyir yang dialamatkan padanya dari para tukang pandir. Biarpun
sebagian orang sirik tiada akhir, Jupe terus tetap mengalir.
Sekarang,
ketika Yuli berada pada dimensi alam berbeda dengan pengagumnya, ada baiknya
dikenang kembali masa lalunya yang penuh beragam cerita unik, lucu, dan tragis.
Puan kelahiran Jakarta, 15 Juli 1980, ini dulunya dikenal sebagai anak yang
malas mandi dan mbeling. Jupe kecil juga jauh dari kesan feminin dan
tidak bersentuhan permainan anak puan pada umumnya, seperti boneka. Jupe kecil
cenderung maskulin dan lebih gemar bermain dan berkumpul dengan anak laki,
seperti bermain sepak bola.
Jupe malas
mandi karena sewaktu kecil kalau dia mau mandi harus memompa air sendiri.
Selain karena Jupe adalah tipikal anak yang malas memompa air, di pagi hari
Jupe biasa bangun sekitar pukul 5 untuk mengemong Erik, adiknya. Malah
bisa-bisa ke sekolah pun kesiangan kalau mandi dulu.
Jupe juga
dikenal sebagai anak yang mbeling,
sangat mbeling. Sampai-sampai kepala
Jupe pernah bocor akibat berantem dengan temannya yang laki. Jika melihat
penampilannya sekarang, mungkin tidak ada yang percaya masa lalunya. Jupe
dulunya adalah puan yang sangat tomboi. Jupe suka berpakaian layaknya laki,
bermain sepak bola, sepak takraw, kasti, gundu, layang-layang, dsb dst, dengan
teman-temannya yang laki.
Wajar jika
dirinya tidak pernah bermain dengan boneka, yang notabene identik dengan
perempuan. Dian Adi Ningsih, sahabat Jupe sejak anak-anak, menuturkan
menuturkan bahwa Jupe pernah memiliki gaya rambut botak. Perilaku yang sangat
tidak lazim bagi puan pada zaman itu membuat Dian menganggap Jupe sedang stress.
Kecenderungan
maskulin Jupe didukung oleh ayahnya, Angkasa Jaya. Jupe malah pernah dihadiahi
ayahnya sepatu sepak bola dan beberapa perlengkapan olah raga lain. Kebetulan
ayah Jupe adalah pemain sepak bola. Dengan memberi perlengkapan olah raga,
secara tidak langsung Jupe diharapkan bisa mengikuti jejaknya sebagai pemain
sepak bola atau minimal pemain olah raga.
Sayangnya
didikan sang ayah juga membuat Jupe kecil sering memanjat pohon tetangga untuk
memetik buah tanpa meminta ijin kepada pemiliknya. Sri Wulansih, bunda Jupe,
sering dibuat pusing lantaran setiap hari sang bunda harus menyuruh buah hati
turun dari pohon. Karena selain mengambil buah Jupe juga sering menghabiskan
waktunya di atas pohon.
Kondisi
perekonomian Jupe saat itu yang kurang menguntungkan sehingga kegiatan remeh
pun mudah menggembirakan. Kala itu di belakang rumahnya ada kebun milik
tetangga yang biasa menjadi tempat nongkrong
Jupe. Salah satu pohon di kebun tersebut kerap menjadi tempat sesajen. Jupe
yang tahu akan hal ini memanfaatkannya untuk menghabiskan sesajen yang ditaruh
di atas pohon.
Selain
kemalasannya mengguyur tubuh dengan air, Jupe kecil juga pernah dikenal dengan
keusilannya di lingkungan sekolah, sejak masih duduk di bangku sekolah SD 05
Cijantung. Sulung dari empat bersaudara ini di masa sekolahnya, dimasukkan ke
Merpati Putih, sebuah per-guru-an
pencak silat, karate, atau olah raga bela diri lainnya, oleh bundanya.
Pada
akhirnya, atas dasar keisengan, Jupe berinisiatif membentuk geng. Bersama
gengnya, Jupe sering bolos sekolah bareng maupun berbagi jawaban ketika ujian.
Geng Jupe yang hanya terdiri dari empat anggota dikenal sebagai gerombolan
paling rese di kelas. Mereka sering melawan aturan sekolah, seperti memakai
sepatu dan seragam yang tidak diperbolehkan oleh sekolah. Meski begitu, oleh
guru-guru dan teman-temannya, Jupe dikenal sebagai anak yang pandai, cakap
bersosial, setia kawan, dan suka membantu.
Sosok hitam
manis ini pernah berada pada titik kritis dalam perjalanannya. Jupe pernah
kabur dari rumah, putus dari sekolah ketika di SMP 217 Jakarta, dan mulai
berkenalan dengan tempat hiburan malam. Perilaku ini disebabkan oleh prahara
rumah tangga kedua orangtuanya. Sang ayah yang sering meninggalkan Jupe dan
sang bunda untuk mengikuti kompetisi sepak bola akhirnya memutuskan ikatan
pernikahannya dengan sang istri.
Di tengah
prahara, Jupe memilih kabur untuk mengubah rasa lara menjadi gembira. Jupe
kabur dari rumah dan putus sekolah sekitar 3 bulan. Sang bunda yang terus
mencari-cari Jupe akhirnya menemukan putrinya di diskotik, yang langsung
dihajarnya seketika saat bertemu. Peristiwa ini menjadi perlintasan penting
buat Jupe untuk semakin yakin dengan kekuatan harapan. Jupe yang sudah tidak
sanggup menghadapi peristiwa ini hanya bisa berserah dan berdoa pada Sang
Penata Semesta Raya agar dirinya tetap bisa bertahan di tengah risakan.
Puan tomboi
dan urakan itu nyantanya menyimpan impian setinggi langit dan sedalam samudera.
Bermodalkan kemauan dan tekat yang keras, Jupe mengikuti casting sebagai seorang peragawati. Kariernya sebagai peragawati
semakin menanjak ketika dirinya berkenalan dengan seorang pria asal Prancis,
Damiem Perez yang akhirnya menjadi suami pertamanya. Setelah menikah dan
menetap di Paris, Prancis, sang suami membuka kesempatan bagi Jupe untuk tampil
di majalah dewasa. Di kota mode tersebut, Jupe pun masuk ke dalam jajaran 100
perempuan terseksi versi majalah FHM.
Jalan
meretas karier di dunia hiburan kian terbuka lebar kala dirinya berlibur ke
Indonesia. Menariknya Jupe tak menyangka kalau keikutsertaannya menemani sang
adik, Della Wulan Astreani, mengikuti casting
ternyata berbuah manis. Jupe malah babals mendapat tawaran untuk ikut casting dan dinyatakan lolos. Bisa
dibilang, keadaan memudahkan Jupe dalam meraih keterkenalan sejak memulai
sampai saat ini. Jupe yang tidak memiliki bakat untuk bermain film, menyanyi,
nge-host, dsb. dst. yang berkaitan dengan dunia hiburan, saat itu dinaungi Dewi
Fortuna.
Jupe pulang
ke Indonesia tahun 2007, setelah menetap di Eropa sejak 1997. Keikutsertaannya
menemani sang adik mengikuti casting
juga atas dasar jiwanya yang suka membantu. Adiknya saat itu baru selesai
melahirkan dan hanya seorang diri mengikuti casting.
Jupe yang tak tega melihatnya turut membantu. Naas bagi adik Jupe yang harus
gagal dalam casting malahan Jupe yang
berhasil.
Baru sejak
itu Jupe mulai belajar akting, menyanyi, dsb dst. Dengan segala kerja kerasnya,
Jupe memulai langkah tanpa henti dalam dunia hiburan. Tak diduga puan yang mbeling itu mampu memendarkan pesonanya
di panggung hiburan. Setelah sukses menjadi peragawatil, Jupe pun mengepakkan
sayapnya di seni peran.
Kesuksesannya
di seni peran membuat Jupe memutuskan meninggalkan Prancis dan kembali ke
pangkuan tanah airnya. Namun Jupe tak mau sendirian, dia pun meminta sang suami
agar menetap di Indonesia. Kulit hitam dan tampak dekil mengiringi penampilan
Jupe di arena hiburan tanah air. Debut Jupe di seni peran berawal di acara Penjaga Pantai, yang dulu disiarkan
tengah malam di Lativi.
Jupe awalnya
tak terlalu peduli dengan hal ini dan ingin kembali ke Prancis. Tetapi ketika
di bandar udara ternyata sudah banyak orang yang memanggil-manggil namanya,
meminta tanda tangannya, maupun sekadar meminta foto bersama. Jupe melihat
peristiwa ini sebagai pertanda dirinya sudah dikenal dan memiliki penggemar.
Jupe sendiri merasa takjub akan peristiwa ini lantaran dia hanya syuting selama
1 bulan.
Jupe lantas
berpikir untuk mendayagunakan kesempatan ini sebagai bagian kariernya. Dirinya
memang sempat pulang ke Prancis, tetapi sesampainya di Prancis godaan menjadi
penghibur di tanah air masih ada di benaknya. Jupe lalu meminta ijin pada suami
saat itu untuk kembali ke Indonesia selama 3 bulan sembari berjanji akan
kembali ke Prancis kalau sulit menapaki karier di tanah air.
Tahun 2007
Jupe mulai syuting dan dalam 3 bulan nama Julia Perez mulai bergaung.
Teman-teman Jupe kecil tentu kaget Jupe bisa menjadi penghibur yang identik
dengan kesintalan badan dan gaya pentas kenes. Pasalnya mereka mengerti
kepribadian Jupe. Jupe yang notabene merintis jalan di dunia olah raga malah
memahatkan namanya di dunia olah rasa.
Walau
demikian, setelah berhasil memasuki gerbang pentas hiburan, Jupe tak mau
berpangku tangan. Juoe berjuang dan berkonsentrasi penuh, bahkan dia harus
tabah dan sabar kala badai cobaan menerpa jalan kariernya. Malahan puan pengena
36D itu pernah rela tidak dibayar uang selama satu tahun.
Jupe
menerima saja karena saat itu Jupe sedang butuh brand sebagai caranya membentuk
kerumunan penggemar. Satu sisi dia tak mendapat banyak materi, namun di sisi
lain dia sedang berupaya mem-branding dirinya sekaligus mendapat anugerah
istimewa berupa penggemar. “I've learned
that it takes years to build up trust, and only seconds to destroy it.”
tuturnya.
Jupe memilih
menekuni karier sebagai penghibur lantaran sebagai sulung Jupe merasa wajib
memikul beban ekonomi keluarga dan rumah tangga. Pasalnya sang ayah tercinta
telah pergi meninggalkan keluarga dan memecahkan rumah tangga. Maka mulailah
Jupe memantapkan diri untuk fokus di dunia hiburan. Untuk membentuk kerumunan
penggemar, Jupe berusaha tampil berani menonjolkan ukuran kesintalan badan
dengan gaya kenes sebagai jalan pembuka. Lantas beragam pro dan kontra pun
bermunculan.
Walau begitu
Jupe tetap berjalan sebab dirinya beranggapan bahwa pilihan itu sebatas
penampilan semata. Semangat Jupe hanya satu: menjadi sosok kakak yang
dibanggakan adik-adiknya. Jupe adalah malaikat nyata bagi keluarganya, di saat
mereka butuh Jupe pasti selalu ada dan berada. Belum terpikir dalam benak Jupe
saat itu kalau dirinya bisa menjadi penyemangat bagi manusia selain
adik-adiknya.
Tak hanya
memanjakan penampilan badan, Jupe juga mengubah namanya dari Yuli Rahmawati
menjadi Julia Perez yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Jupe. Pilihan
ini diambil agar lebih mudah dikenal dan memiliki daya jual tersendiri serta
membedakan Yuli dan Jupe. Penggunaan nama Julia Perez belakangan sempat
memancing riak yang membuatnya terbelit masalah hukum ketika bercerai dengan
suami pertama. Nama Perez adalah nama dari suami pertama Jupe, Damiem Perez.
Jupe sempat dituntut sang mantan suami lantaran masih memakai nama Perez meski
telah bercerai.
Riak seakan
memang terlanjur akrab menghampiri Jupe. Jauh sebelum terbelit masalah hukum
soal penggunaan nama Perez, Jupe sudah ditentang banyak pihak tatkala baru
menyapa khalayak. Bahkan riak yang dihadapi Jupe terbilang lebih sadis daripada
yang menimpa penghibur dengan ukuran kesintalan badan menawan selainnya,
seperti Sarah Azhari. Nama Jupe memang mulai meroket ketika Sarah Azhari masih
bersinar. Tak heran jika banyak situs yang memuat post tentang perbandingan
mereka. Jupe bahkan harus menerima berbagai cacian hingga fitnah seperti yang
mengatakannya banci.
Walau
begitu, segala risakan tak mengehentikan langkah Jupe untuk menekuni karier
sebagai penghibur. Menjadi penghibur sudah menjadi panggilan hati yang tak bisa
dielakkan lagi. Karena itu, Jupe selalu berusaha untuk melakoni segalanya
sepenuh hati. Dia ingin menikmati proses yang ditekuninya dengan perasaan
terdalam. Malah Jupe memiliki kebiasaan tak umum ketika sedang rekaman di
studio dengan meminta agar lampu di studio di matikan dan dirinya memakai high heel, bahkan terkadang bertelanjang
agar memperoleh feel dari larik lirik
yang dilantunkan.
Jupe
bukanlah orang yang jaim (menjaga image) dan cenderung semaunya. Dia tak
ragu mengungkapkan perasaannya meski bisa memunculkan ragam pro dan kontra.
Bahkan Jupe terkesan terlalu gamblang sehingga apapun dia buka dalam keadaan
sadar, hatta kisah tragis yang pernah dialaminya.
Meski
kontroversi datang silih berganti, Jupe tetap tegar dan sabar. Dia terlihat
tangguh laiknya wonder woman
dihadapan beragam permasalahannya. Contoh bagus yang cukup menohok ialah ketika
dirinya harus mendekam dalam hotel prodeo selama 3 bulan lantaran
perseteruannya dengan Dewi Muria Agung yang biasa disapa Dewi Perssik.
Masa-masa di
tahanan seolah sebagai tempat ujian bagi Jupe untuk menghadapi cobaan
berikutnya. Bebas dari penjara, yang dirayakan dengan konser tunggalnya bersama
Trans TV, Jupe harus menerima
berpisah dimensi alam dengan ayahnya. Jupe kembali berada pada situasi kritis
yang pernah dia lalui di masa remaja dulu, masa-masa ketika berserah memberi
gairah.
Apapun itu
entah cacian atau pujian, Jupe tetaplah Jupe. Sederhana dan suka berbagi.
Dibalik semua itu Jupe hendak menginspirasi adik-adiknya agar mampu mengejar
mimpi-mimpinya. Merengkuh sukses di panggung hiburan merupakan kerja keras dan
keyakinannya dalam menyerahkan sepenuhnya pada Sang Penata Semesta Raya. Tak
ayal jika Jupe yang di masa kecil dikenal sebagai puan anti air dan nakal itu
kini menjelma sebagai penghbiur tak langsir kata-kata nyinyir.
Dari hari ke
hari Jupe pun memantapkan namanya. Seperti tak mau berdiam diri, Jupe selalu
mencoba sesuatu yang baru. Dari modelling,
lalu peran, menyanyi, menjadi duta beberapa kegiatan, menjadi juri, presenter, hampir terjun ke dunia
politik praktis, dan sekarang menjamah ranah hukum. Hebatnya semuanya bisa
laku, Jupe seperti diberi kemampuan membaca kecenderungan pasar dengan baik.
Jupe kerap
disebut sebagai penghibur sensasi walau dia adalah penghibur berprestasi. Tak
sedikit pihak yang rela menggelontorkan banyak dana untuk sekadar menghadirkan
seorang Jupe. Hadir untuk menghibur yang lara dan mengingatkan yang mapan
dengan cara yang bisa dia lakukan. Walau kalbu Jupe tak selalu bebas dari rasa
sendu.
Rasa sendu
selalu dihadapi Jupe dengan cara yang dia mampu. Salah satunya ialah dengan
menulis buku. JUPE: My Uncut Story,
judul buku yang ditulisnya. Buku yang diluncurkan di Warung Pasta, Kemang,
Jakarta Selatan pada 27 Oktober 2014 ini kini menjadi saksi bisu ketika kanker
mulai menggerogoti tubuhnya.
Sebagai
orang yang tak bisa lepas dari perhatian kerumunan, ada masanya ketika Jupe
merasakan tekanan. Tekanan dari dunia hiburan sebagai sebuah pekerjaan yang dia
pilih untuk memenuhi keburuhan. Dunia hiburan kerap memaksa pelakunya untuk tak
menampakkan diri seutuhnya. Malah tak jarang para pelaku terpaksa menampilkan
gambaran yang justru bertolak belakang dari kepribadian.
Mungkin
keadaan tersebutlah yang ingin disampaikan Jupe melalui JUPE: My Uncut Story. Dengan menyampaikan sendiri secara tertulis,
nilai pernyataan lebih kuat dan sanggam terpahat. Hal ini dapat terlihat dari
seluruh penuturan Jupe dalam buku ini. Seluruh penuturan mengarah pada
penegasan bahwa Jupe memiliki dua sisi, sebagai manusia biasa serta sebagai
penghibur.
Sebagai
penghibur, Jupe lekat sekali dengan bagian dadanya. Barangkali dada adalah
bagian yang paling cepat dan mudah dibayangkan andai nama Jupe disebutkan. Hal
ini disinggung Jupe dalam bab tersendiri berjudul 36D.
“Menurut
gue, semua bagian tubuh gue indah. Sekalipun itu upil.” tulisnya.
Tak
dimungkiri memang bagian dada memiliki daya pikat sangat kuat. Saking kuatnya,
Jupe pun sampai merasa perlu menyebut upilnya pun indah. Tak perlu mencibir
kalau Jupe menyebut upil, dirinya hanya berusaha menyampaikan harapan agar para
penikmat penampilannya melihat dirinya seutuhnya, tak sebatas bagian dada.
Dalam bab
selanjutnya, Jupe menuliskan tentang cinta. “Tak ada yang kau ketahui selain
namanya, itulah cinta,” ungkap Jalaluddin Rumi. Walau begitu, Jupe berusaha
mendefinisikan sendiri makna cinta menurutnya. Buat Jupe, cinta adalah
mempertahankan orang yang kita sayang dan kita setia. Oleh karena itu, buatnya,
ketika kita menyia-nyiakan orang yang kita cinta, maka itu bukanlah cinta,
melainkan nafsu sesaat. Lebih lanjut, Jupe menyebut bahwa nafsu sesaat adalah
ungkapan manusia yang takut akan kesendirian.
Selain
menuliskan pelurusan dan penegasan mengenai kesan orang lain terhadap dirinya,
Jupe juga mengungkapkan pendapatnya terkait dua hal berkelindan wanita:
poligami dan nikah siri. Dengan tegas Jupe menolak poligami. Saya sendiri tetap
mendukung poligami dengan syarat berupa persetujuan dari calon istri sebelum
akad nikah dilaksanakan. Sementara nikah siri dikritik Jupe sebagai perilaku
warga negara yang enggan ribet
terhadap kebijakan negara.
“Buat orang
yang patah hati, coba bikin kesibukan karena itu adalah caranya. Jangan
berlarut-larut dalam kesedihan. Buat karya yang bagus, buat diri lo bangga sama
diri sendiri.” tulis Jupe pada bagian akhir buku tersebut. Tulisan yang
diharapkan olehnya bisa memberikan penghiburan dan membangkitkan pengharapan
bagi mereka yang merasa jiwanya dihampiri kabut.
JUPE: My Uncut Story memang hadir dengan berbagai keterbatasan mengenai perkara yang dimengerti
Jupe, penulisnya. Keterbatasan yang membuat buku ini tidak lepas dari
kekurangan dan kekhilafan, bersifat subjektif, relatif, dan tidak final.
Tentunya Jupe mengerti bahwa buku ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk
ditulis sebagai naskah hasil dari sebuah kajian ilmiah. Jupe hanya ingin
berunjuk rasa, melalui ragam cara yang dia bisa, menulis adalah salah satunya.
Sebagai
sosok yang menyedot perhatian kerumunan, satu sisi Jupe sangat dicinta laiknya
Mûsâ bin Amram [ ٰمُوسَى atau Moses] saat berhasil menyelamatkan muruah bangsa
Israel setelah diinjak bangsa Mesir. Satu sisi dia begitu dibenci seperti
Fir’aun [فرعون atau Pharaoh] era Mûsâ sebagai pencetak catatan kelaliman luar
biasa. Apapun semat yang diberikan padanya, yang jelas Jupe bukanlah Mûsâ
maupun Fir’aun era Mûsâ. Segala pujian dan kata sanjungan tak membuatnya
melayang seperti halnya segala hinaan dan caci maki tak membuatnya tumbang.
Jupe
mengerti bahwa dampak mementaskan diri sebagai penghibur adalah segala perkara
maupun peristiwa yang berkelindan dengannya tak bisa dilepaskan dari sorotan
banyak kalangan. Sorotan yang membuatnya gagah berdiri sebagai sosok yang
dicintai serta dibenci secara bersamaan. Segala semat yang dialamatkan pada
Jupe tak membuatnya berhenti meniti tatanan dan menata titian.
Puan
bertinggi badan 160 cm tersebut juga selalu mementaskan kesungguhan untuk bisa
menjadi manusia seutuhnya. Jupe peduli merawat kepantasan penampilan badan
lantaran dia menyadari bahwa sebagai personal dirinya adalah bagian dari
komunal serta tak ragu mengelaborasi ruang rasa agar kehadirannya memberi rasa
gembira.
Sebagai
manusia, Jupe memiliki dua kepribadian berlawanan, maskulin dan feminin.
Kepribadian maskulin yang dipentaskannya dengan perilaku fearless selaras dengan perilaku kenes kepribadian feminin yang
dimiliki. Dua sisi berlawanan yang ada dalam setiap jiwa manusia biasa ini
sanggup dipadukan sekaligus oleh Jupe dengan bagus hingga membentuk dirinya
menjadi manusia seutuhnya, sosok queen
bagi pengagumnya.
Kesungguhan
melakoni keseharian dengan mementaskan laku seperti itu membuat Jupe tak salah
mendapat semat sebagai manusia paripurna (guru).
Manusia yang layak di-tiru
(menginspirasi) dan pantas di-gugu (memotivasi)
oleh generasi saat ini dan saat nanti. Tak banyak orang sanggup menarik
perhatian kerumunan seperti dilakukan olehnya. Membuat tak sedikit orang merasa
waktunya luang untuk menjadikan Jupe sebagai bahan elaborasi.
Memang
selama menjalani karier sebagai penghibur, Jupe bukanlah sosok yang banyak
mendapat apresiasi resmi dari ajang awards.
Bukan juga penyanyi yang album maupun hitnya diganjar platinum-platinum.
Walakin, Jupe adalah penghibur bahadur. Dia ceria, berani, apa adanya, dan
selalu ingin menyenangkan hati penggemarnya. Buat semua orang yang mengenalnya,
Jupe adalah sosok menyenangkan yang selalu peduli dengan tulus kepada mereka.
Tak mengherankan, meski nama Jupe lekat dengan kontroversi, penggemarnya tetap
melimpah. Dirinya kerap dibela tanpa pernah meminta.
Barangkali
nama Rahmawati ikutserta berperan dalam membentuk kepribadian dan perjalanan
Jupe seperti itu. Nama yang berarti “puan pengasih” ini sanggup membentuk Jupe
menjadi sosok yang peduli dan tulus dalam memberikan penghiburan ketika didera
lara dan peringatan saat mapan dengan cara yang bisa dia lakukan. Nama yang
diberikan pada Jupe ini tak sia-sia. Jupe memang menjadi sosok yang penuh
kasih, kasih yang dia tumpah-ruahkan pada semua, tak pilih kasih untuk
memberikan kasihnya.
Orangtua
Jupe tentu bahagia dengan rekam jejak yang telah dilakukan anak sulungnya ini.
Anak yang mereka beri nama Rahmawati benar-benar menjadi seorang pengasih yang
menumpah-ruahkan kasihnya pada semua tanpa pilih kasih. Tak salah Jupe
menyandang nama Rahmawati.
Perjalanan
Jupe menginspirasi dan memotivasi untuk selalu berserah pada Allah [الإسلام].
Salah satu wujud keberserahan adalah selalu rela dengan takdir terburuk dari
Allah. Kerelaan pada takdir terburuk dari Allah merupakan upaya menghindari
amarah dan tak kabur dari rasa syukur. Pasalnya amarah cenderung menggiring
mata untuk memandang segala yang nista.
Segala
penataan pagelaran Sang Pencipta harus senantiasa diterima dengan legowo. Tatanan Pencipta adalah wujud
kekuasaan Ilah [إله] dan kasih Rabbi [رب]. Jupe menunjukkan pada saya
untuk mampu mengendalikan diri bebas dari rasa takut dan duka cita. Kepada Ilahi-Rabbi, Jupe selalu berserah.
Kepada kata-kata yang dialamatkan padanya, Jupe selalu terserah. Sehingga mampu
menjalani keseharian biasa saja menuju Allah (Jawa: ngalah).
Manusia
diciptakan dari Allah dan menuju (Jawa: ngo)
ke Allah (Jawa: Alah). Pandangan
fisika menuturkan bahwa kembali tak dimungkinkan secara waktu. Dalam waktu,
pergerakan tak bisa dilakukan mundur namun terus maju. Karena posisi awal dan
akhirnya sama, maka tidak terjadi perpindahan. Tidak terjadi perpindahan bukan
berarti tidak menempuh perjalanan. Pandangan fisika menuturkan bahwa jarak
tempuh sejauh apapun ketika posisi akhir sama dengan posisi awalnya, dapat
disebut tidak terjadi perpindahan.
Seluruh
ciptaan Ilahi-Rabbi tak bisa lepas
atas pola mengikuti dan berada dalam batas kelangsungan ‘dari’ ke ‘menuju’ dan
berpuncak membentuk lingkaran [إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ].
Entah lingkaran itu tersusun atas lurusan-lurusan atau lurusan-lurusan yang
membentuk lingkaran, tak jelas. Sama tak jelasnya dengan segala peristiwa yang
dialami. Tak jelas peristiwa itu memberi rasa suka atau duka karena ukuran suka
dan duka tergantung suasana yang sedang dirasa. Yang jelas, segala peristiwa
harus segala peristiwa harus diterima dengan legowo. Semua kudu diterima dengan ucapan lantang Aku Rapopo.
Dengan legowo menerima segala penataan
pagelaran Sang Pencipta [رَاضِيَةً], sembah rasa cinta pada Ilahi-Rabbi bisa terus menggelora.
Gelora sembah rasa yang membuat manusia tak lelah menyapa Allah agar
dianugerahi setitik Cinta dari-Nya [مَرْضِيَّةً]. Setitik Cinta yang bisa
menjadikan makhluk berperasaan berjumpa Pencipta dengan sapaan mesra:
يَا
أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً
مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي
[القرآن
الكريم سورة الفجر : ٢٧ - ٣١]
Sapaan mesra
yang membuat surga dan neraka tak lagi menjadi perkara penting. Sebab yang
paling penting adalah berada dalam keadaan sepenuhnya terserap ‘hilang’ menjadi
bagian Kirana, ‘satu perkara’ yang tak memiliki massa dan usia. Kirana menjadi
‘satu perkara’ yang memperlihatkan batas keberlakuan ilmu fisika. Pandangan
fisika menuturkan bahwa segala yang ada di semesta ini lambat laun akan hancur,
sedangkan Kirana selalu ada.
Satu-satunya
cara semesta agar tidak hancur hanyalah manunggal dengan Kirana, yang
dituturkan bahwa:
اللَّهُ
نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ
الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ
مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ
زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي
اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
[القرآن
الكريم سورة النّور : ٣٥]