Ranking Atau Skill Anak?


 

Halo sobat Bintang Mulia, berjumpa kembali bersama Ika di Youtube channel-nya Bintang Mulia Homeschooling.

 

Ya sobat Bintang Mulia, mana yang lebih penting: ranking ataukah skill anak? Nah, orangtua mana sih yang tidak senang kalau anaknya ini mendapatkan ranking di sekolah? Tapi sebaiknya orangtua tidak menjadikan ranking itu sebagai satu-satunya tujuan ketika mendorong anak untuk belajar. Pastikan juga kemampuan atau skill anak juga semakin meningkat.

 

Anak mendapatkan ranking di sekolah memang suatu kebanggaan bagi orangtua. Dari sisi anak, ranking juga dapat menjadi ganjaran membahagiakan yang dapat memotivasi anak untuk belajar lebih giat lagi. Tapi, perlu dipertimbangkan kembali apakah motivasi orangtua mendorong anak belajar selama ini hanya semata-mata untuk mendapatkan ranking tinggi di sekolah atau sebagai wujud mencintai anak agar anak mendapatkan yang terbaik?

 

Nah, tuntutan ranking dari orangtua ini tentu saja dapat membebani anak. Tanpa Anda sadari banyak orangtua yang sudah menjadikan ranking anak itu sebagai obsesi untuk memuaskan harga diri orangtua. Agar anak bisa mendapatkan ranking, tidak sedikit orangtua yang mendesak atau memaksa anak untuk belajar secara berlebihan. Tidak cukup belajar di sekolah pagi sampai siang hari, anak-anak juga diberi berbagai macam les tambahan untuk meningkatkan skill dan juga prestasi di sekolah. Mulai dari les bahasa Inggris, les kimia, les matematika, les fisika, ya, ada juga yang ditambah lagi les Mandarin, les musik, dan masih banyak lagi. Nah ini berakibat anak-anak akan kehilangan waktu bermain di usia anak-anak untuk mengejar, ee, ambisi dari orangtua tersebut, yaitu untuk mendapatkan ranking di kelas.

 

Ya, tuntutan memperoleh ranking malah dapat menjadi beban bagi anak, yang bisa membuat si anak itu stres. Bukannya belajar untuk mendapatkan pengetahuan yang bisa diingatnya dalam jangka waktu yang panjang dan diaplikasikan dalam kehidupan nantinya.

 

Nah, anak yang berada di bawah tuntutan orangtua cenderung belajar demi mendapatkan ranking semata. Hal ini juga bisa berdampak pada kesehatan mental anak.

 

Ranking tidak selalu menjadi indikasi kecerdasan anak. Ya, ranking ini tidak bisa dijadikan ukuran untuk menilai kecerdasan anak. Karena setiap anak itu istimewa. Itulah satu hal penting yang perlu disadari oleh orangtua. Ya seorang anak bisa saja dia pandai berhitung, tapi dia belum tentu unggul dalam bidang olahraga. Nah, sedangkan anak yang lain mungkin dia mahir dalam ilmu kimia, tapi belum tentu dia bisa bernyanyi.

 

Ingat ya model kecerdasan itu dapat dibagi menjadi sembilan.

 

Yang pertama ada kecerdasan logika atau matematik. Ini meliputi kemampuan berhitung dan juga memecahkan persoalan matematika.

 

Tipe kecerdasan yang kedua, ee, adalah kemampuan linguistik, yaitu kemampuan seseorang untuk memahami dan juga menghasilkan bahasa baik lisan ataupun tulisan.

 

Jenis kecerdasan lainnya adalah kecerdasan spasial, ya, di mana individu dengan kecerdasan ini dapat memiliki kemampuan berpikir tiga dimensi, yaitu, ee, daya khayal, kemudian ruang bidang, dan juga penalaran spasial, ya manipulasi gambar, keterampilan grafis, dan seni.

 

Kemudian tipe kecerdasan yang keempat adalah kecerdasan musik, ini meliputi kemampuan seseorang membedakan nada dan ritme.

 

Kemudian yang kelima itu ada kecerdasan, ee, yang menyangkut kinestetik di mana anak ini dengan kecerdasan tersebut biasanya lebih aktif bergerak, unggul di bidang olahraga dan juga tari.

 

Ya jenis kecerdasan yang selanjutnya adalah kecerdasan naturalis, yang membuat anak peka dan juga menyayangi alam serta isinya.

 

Nah ada kecerdasan yang ketujuh, ya, yang dimiliki oleh seseorang yang pandai berinteraksi atau disebut juga sebagai kecerdasan interpersonal.

 

Kemudian yang kedelapan adalah kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal ini adalah jenis kecerdasan di mana seseorang dengan tipe ini cenderung menyendiri dan berpikir.

 

Ya kemudian yang terakhir adalah kecerdasan eksistensial, yang memiliki kepekaan terhadap asal-usul manusia, kemudian arti hidup dan mati, serta proses semesta.

 

Nah dengan adanya berbagai bentuk kecerdasan tersebut tidak adil rasanya kalau kita menentukan kecerdasan seorang anak itu hanya dari rankingnya saja.

 

Jadi kesimpulannya ranking bukanlah hal terpenting, ya, melainkan menemukan jenis kecerdasan yang dimiliki anak dan menggali skill-nya berdasarkan, ee, kecerdasan tersebut, nah itu adalah hal yang lebih penting yang semestinya dilakukan oleh orangtua.

 

Ya sobat Bintang Mulia, terima kasih sudah menyimak. Demikian yang saya sampaikan, semoga bermnafaat.