— bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga
Kamu Dalam aku — bukan cinta manusia
biasa persembahan dari surga
[Park Bom in 2NE1’s I Love You MV] |
Manusia
adalah makhluk berperasaan, sehingga rasa bagi manusia menjadi landasan yang
kuat. Ketika ada seseorang yang memiliki satu set badan lengkap tanpa dapat merasakan rasanya sendiri, apalagi
rasa manusia lainnya, dia seakan robot. Walaupun memiliki kepintaran melebihi
kepintaran para perancangnya, belum bisa memiliki rasa.
Segala perkara
maupun peristiwa yang memberikan manfaat pada rasa manusia pasti berguna bagi
keberlangsungan keseharian ummat
manusia. Rasa kasih sayang misalnya, sanggup membawa manusia pada rasa sama
hingga segala yang dilakukan memberikan kegembiraan.
Sama-sama
merasakan adanya kesamaan, kesetaraan, maupun keserupaan rasa antara dia
sendiri dengan seluruh ciptaan Pelantan. Rasa kasih sayang menahan kita untuk
tak melakukan segala hal yang merisak rasa liyan.
Rasa inilah
yang dengan lemah lembut menghantam hingga sukma terdalam yang—ketika sudah tersentuh—bisa membikin segala rasa yang tertuang menjadi
terkenang. Saling mengapresiasi kesamaan sekaligus menghormati ketidaksamaan
berpadu dengan semangat untuk saling memuliakan dan melantan muruah liyan.
Rasa sama
membuat manusia terikat dengan liyan dan lingkungan sehingga segala yang
dilakoni tak merisak nurani. Kosok bali dari rasa beda yang merasa berbeda,
baik rasa lebih tinggi maupun lebih rendah, dari liyan. Rasa beda rentan
memantik gairah pertikaian maupun ketidakpedulian yang membuahkan perilaku meresahkan.
Tak jarang
dalam beberapa pilihan manusia merasa memiliki satu kesamaan pilihan antara
dirinya dengan manusia lainnya. Dalam keseharian yang penuh dengan pilihan,
satu kesamaan merupakan satu titik temu jitu untuk menciptakan keharmonisan.
Tak dimungkiri,
dalam beberapa hal lainnya memang ada ragam macam ketidaksamaan. Jika ada satu
titik yang mengharmoniskan untuk apa mempermasalahkan titik-titik lain yang
menceraikan?
Sebagai
makhluk berperasaan, berunjuk rasa merupakan pementasan yang wajar dilakukan
dalam keseharian. Entah unjuk rasa melalui rupa, nada, gerakan, tulisan, dsb.
dst. termasuk bergeming. Unjuk rasa yang disertai rasa sama membuat manusia
saling mengapresiasi dan menghormati setiap pilihan keseharian yang dijalani.
Segala unjuk
rasa yang yang bisa menggembirakan rasa ataupun menjadi sarana melepas rasa
lara menimbulkan kekaguman pada pengunjuk rasa. Kekaguman membikin manusia yang
dikagumi mewujud sebagai panutan. Semua orang tentu memiliki panutan. Mulai
orangtuanya, keluarga, tetangga, sahabat, guru, teman, hingga sosok lainnya
termasuk sosok yang dikenal sebagai public
figure.
Panutan,
baik seorangan atau sekerumunan, memberi semangat terhadap langkah yang
dijalani dalam melakoni keseharian. Panutan memiliki peran psikis, yang dapat
memengaruhi pandangan (cara, sudut, dan jarak) terhadap sesuatu bahkan bisa
memengaruhi seseorang sepenuhnya.
Seorang
panutan biasanya menjelma sebagai sosok agung bagi pengagumnya. Sosok yang
memiliki daya dorong luar biasa hingga sanggup membawa batin pengagumnya larut
terhadap beberapa perkara. Saking hanyut batin itu sampai pementasan perilaku
keseharian tak bisa dirunut dengan nalar biasa.
Setiap
manusia layak menjadi panutan. Entah manusia tersebut dipandang sebagai sosok
besar karena banyak orang juga mengaguminya atau dipandang sebagai sosok kecil
karena sedikit orang yang mengenalnya. Sepanjang orang menampilkan kesungguhan
dalam menjalani keseharian, pasti ada orang yang menjadikannya sebagai panutan,
meski diam-diam.
Kamu Dalam aku — bukan cinta manusia
biasa persembahan dari surga
[Park Bom's Home] |
Salah satu
sosok yang menjadi panutan tersebut adalah Park Bom [박봄] (Bom). Sosok yang menggelinjang sebagai penghibur
ini dikenal lebih luas setelah melakukan debut bersama 2NE1 [투애니원], 27 Maret 2009 silam. Keberhasilan
2NE1 menghentak khalayak sejak pertama menyapa menjadi jalan tingkat
keterkenalan nama Bom meningkat pesat.
Sebelum
melakoni debut kariernya bersama 2NE1, Bom tinggal di Amerika Serikat dalam
rentang waktu yang panjang. Dia berada di Amerika Serikat untuk melanjutkan
sekolahnya di Gould Academy, Bethel, Maine, USA. Saat menjadi pelajar di sini,
dia sempat bermimpi menjadi seorang pemain sepak bola.
Bom juga
mulai tenggelam dalam menikmati langgam dengan banyak mengisi waktunya ditemani
lantunan suara kuat Mariah Carey. Hasrat kuat masih menggeliat saat menjalani
masa belajar formalnya di program studi Psychology di Lesley University,
Cambridge, Massachusetts, USA.
Hasrat
menggeliat tersebut mendadak sirna sesaat setelah tragedi menimpa salah seorang
sahabat intimnya. Kesempatan menyaksikan laga sepak bola yang melibatkan
sahabat intim tersebut yang disambut bahagia justru berakhir duka. Dalam laga
tersebut, sahabat intim Bom menemui ajalnya.
Peristiwa
ini membuat Bom sangat terkejut dan mengalami kesedihan mendalam. Peristiwa ini
pula yang membuatnya ‘banting impian’ untuk menjadi pelanggam. Suasana duka
yang terus menyelimuti keseharian Bom membuatnya berada dalam masa-masa
diselimuti kabut jiwa. Bom bahkan harus menjalani psikoterapi dan pengobatan
psikologis pada saat yang sama.
Ironis memang
lantaran dia justru kuliah pada program studi psikologi. Lebih ironis lagi,
pengobatan psikologis tersebut belakangan menjadi semacam bumerang di kemudian
hari. Segala peristiwa dan suasana memiliki beragam rasa, paling tidak memiliki
dua rasa yang sangat jauh berbeda.
Bersamaan
dengan suasana duka yang dirasa, Bom merasakan gairah tak biasa muncul dalam
benaknya. Di balik peristiwa yang mendadak membuat Bom tak lagi terampil
bermain sepak bola, keterampilan melanggam justru semakin mudah dielaborasinya.
Hasrat kuat untuk
menjadi pelanggam pun mulai merasuk jiwa. Serupa dengan hal tersebut, hasrat
kuat menjadi pelanggam tak mutlak segera memberikan kebahagiaan baginya.
Hasrat kuat
ini sempat dia sampaikan pada orangtua yang sayangnya tak mengijinkannya untuk
berkarier di ranah musik. Berbekal gairah tak biasa dan rasa trauma yang masih
ada, Bom diam-diam pindah kuliah ke Berklee College of Music, Boston,
Massachusetts, USA, untuk mengelaborasi hasratnya seputar musik.
Bom
sebenarnya diam-diam pindah ke perguruan tinggi ini tanpa sepengetahuan
orangtua, walakin sang bibi memberikan dorongan penuh pada pecandu jagung ini.
Selepas menjalani belajarnya di Berklee College of Music, Bom memilih kembali
ke tanah kelahirannya, Korea Selatan, untuk menekuni karier sebagai musikus
dari sana.
Bom memilih
YG Entertainment sebagai agensi yang kelak menaunginya. Hanya saja, bakat hebat
berpadu hasrat kuat belum cukup bagi Bom untuk diterima agensi yang dipimpin
oleh Yang Hyun-suk [양현석] ini.
Penolakan harus rela didapat olehnya saat mengikuti audisi tahun 2003 &
2004.
Penolakan berkelanjutan
tak menghentikan langkahnya dengan kembali mengikuti audisi untuk kali ketiga.
Gairah tak biasa diberikan oleh Bom sejak berhasil mengukuhkan dirinya menjadi
peringkat pertama dari ribuan peserta. Alhasil, dia pun berhasil membuka
secercah harapan untuk mewujudkan impian berkarier di industri hiburan sejak
2005.
Kamu Dalam aku — bukan cinta manusia
biasa persembahan dari surga
[I Love to Love You Bom!] |
Bom diberi
anugerah suara indah. Entah memang anugerah atau hasil ketekunannya dalam
mengasah. Yang jelas suara indahnya membawa Bom bergabung dengan YG
Entertainment. YG Entertainment memberikan kesempatan pada Bom untuk unjuk
kebolehan dalam berlanggam. Bahkan belakangan Bom merasakan sentuhan YG
Entertainment yang turut membantu dan memberikan dukungan padanya pada
masa-masa kelam.
Mulanya Bom
hendak diperkenalkan sebagai brand
solo. Namun hal ini urung dilakukan setelah agensi memutuskan Bom masuk sebagai
punggawa 2NE1. Dalam kelompok ini, Bom didapuk sebagai lead vocalist, berpadu dengan Lee Chae-rin [이채린] (CL), Park Sandara [박산다라] (Dara), dan Gong Min-ji [민지]
(Minzy).
Meski
begitu, Bom mendapat kesempatan untuk tampil seorangan sesudah berpeluh
menyelesaikan serentetan pekerjaan mempromosikan brand 2NE1. Kesempatan ini diwujudkan dengan merilis You and I dan Don’t Cry. Melalui dua langgam ini, Bom sanggup keluar dari
bayang-bayang tanpa membayangi brand
2NE1.
Bom sempat
tampil bertandem dengan pelanggam lainnya beberapa bulan sebelum 2NE1 kembali
merilis album penuh Crush. Dia urun
suara dengan Lee Ha-yi [이하이] (Lee Hi)
dalam melantunkan All I Want for
Christmas is You milik Mariah Carey.
Bom memang
sangat menggandrungi Carey. Berkesempatan melantunkan secara resmi karya
panutan adalah satu peristiwa yang layak dikenang. Terlebih Bom dan Hi tak
melantunkan persis seperti versi Carey.
Aransir
ulang yang dilakukan membikin keduanya bisa saling melengkapi tanpa saling
membayangi. Langgam yang mulanya bernuansa ceria dalam kebersamaan berubah
dengan memiliki suasana rindu dalam kesendirian.
Ketika
dilantunkan Carey, terdapat rasa bahwa perayaan yang identik dengan peristiwa
keagamaan bisa dilakukan dengan penuh kegembiraan. Sementara ketika dilantunkan
duet puan Aries dan Libra, terdapat semangat dalam menjadikan momentum sakral
tetaplah sakral.
Pesona Bom
membuatnya mendapatkan ketenaran istimewa. Walau demikian, hal ini tak lantas
membuatnya melupakan kebersamaan keluarga dan sahabatnya. Dia tetap melantan
ikatan dengan liyan serta memiliki
kebiasaan mengabadikan segala peristiwa bermakna baginya.
Bom rajin
menyambangi orang-orang yang memiliki ikatan batin dengannya. Bahkan saat orang
tersebut sudah berpindah alam, dia rajin menyambangi ke makam. Pesona yang
membuatnya digemari, dicintai, bahkan digilai tetap disertai sikap rendah hati.
Pujian dan
sanjungan tak membuatnya melayang sepertihalnya hinaan dan cacian tak
membuatnya tumbang. Bom hanya berusaha mementaskan kesehariannya selaras dengan
nurani. Pementasan yang ada kalanya dipuji serta ada saatnya dicaci ini
hanyalah sebagai usahanya agar dirinya tak dianggap beda dengan bersikap
manusiawi.
Bom
memahami, sebagai seorang penghibur yang memiliki penggemar, segala hal terkait
dirinya menjadi sorotan. Walakin dia acuh saja tak berusaha menjaga jarak
dengan lingkungan. Bom juga mengerti, dia hanyalah sosok berperasaan dengan penampilan
menawan yang membaur dalam lingkungan seperti manusia lainnya.
Tak ada yang
istimewa dari seorang Park Bom. Meski begitu, Bom tak salah mendapat semat
sebagai seorang panutan. Bukankah salah satu perkara yang membuat persembahan dari surga Muhammad [محمد] shallallahu’alaihiwasallam menjadi
panutan terkeren adalah karena dirinya mementaskan keseharian sepertihalnya
manusia biasa?
Kamu Dalam aku — bukan cinta manusia
biasa persembahan dari surga
[Park Bom when baby with her sister] |
Perjalanan
Bom merupakan satu sisi tersendiri yang layak dikagumi. Perjalanan yang tak
melulu disertai sikap sok beda dengan melawan arus. Kadang dia woles saja mengikuti arus. Dia hanya
mengikuti nurani, yang ada kalanya tampak mengikuti arus, bisa juga melawan
arus, atau membuka arus baru.
Puan
kelahiran 24 Maret 1984 ini hanya mengikuti nurani tanpa ada pencapaian yang
dicari. Dia mentas tanpa mencari pencapaian namun tak lelah berjuang. Di-reken sukses atau tidak dalam pencapaian
bukan urusan. Kesukesannya adalah tak lelah mengayuh secara terus-menerus.
Mengayuh...
mengayuh... mengayuh perjalanan... saling mengapresiasi kesamaan dan
menghormati ketidaksamaan... “You say God
give me a choice...” seperti lantun Queen dalam Bicycle Race.
Bom tak
lelah terus mengayuh perjalanan dengan keseharian seperti ‘Alī bin Abī Thālib
[علي بن أﺑﻲ طالب] dan Ā’ishah bint Abī Bakr [عائِشة بنت أبي بكر]. Mereka
sama-sama menjadi sosok yang sangat dicintai oleh sekerumunan dan begitu
dibenci oleh sekerumunan lain.
Sebagai sosok
yang dipuja sedemikian rupa oleh sebagian orang serta dinista sedemikian rupa
oleh selainnya, Bom sanggup membikin manusia saling menyapa satu sama lain
lantaran sama-sama merasa sama sebagai manusia.
Tidak semua orang sanggup menarik perhatian kerumunan
seperti dilakukan oleh Bom. Membuat tak sedikit orang merasa waktunya luang
untuk menjadikan Bom sebagai bahan perbincangan.
Rekam jejak
yang patut diapresiasi. Saling menyapa adalah satu cara jitu untuk merawat
titik temu antar sesama. Seperti diungkapkan nama besar sebelum Bom, Master Mister Immortal Commander
Muhammad shallallahu'alaihiwasallam.
Kirana azalea
bertutur bahwa menyapa adalah senjata manusia beriman [الدعاء سلاح المؤمن].
Satu pernyataan yang diabadikan oleh Madonna Louise Veronica Ciccone melalui Like a Prayer.
Bom terus
menerus mementaskan kesungguhan untuk bisa menjadi manusia seutuhnya. Dia
mengelaborasi perasaannya agar kehadirannya memberi rasa gembira, peduli merawat
kepantasan penampilan badan, serta menyadari bahwa sebagai personal dirinya
adalah bagian dari komunal.
Kesungguhan
untuk bisa menjadi manusia seutuhnya juga dilakukan dengan menumbuhkembangkan
kepribadian femininine dan masculinine.
Kepribadian masculinine yang
dipentaskannya dengan perilaku fearless
selaras dengan perilaku kenes pementasan kepribadian femininine yang
dimiliki.
Dua sisi
berlawanan yang ada dalam setiap manusia ini sanggup dipadukan sekaligus dengan
bagus oleh Bom. Kesanggupan memadukan dua sisi berlawanan membentuk dirinya
menjadi sosok queen, bukan hanya mistress atau goddes saja.
Kesungguhan
melakoni keseharian dengan mementaskan laku seperti itu membuat Bom tak salah
mendapat semat sebagai manusia paripurna. Manusia yang petuahnya pantas di-gugu (memotivasi) dan rekam jejaknya
layak di-tiru (menginspirasi).
Manusia yang memiliki daya dorong luar biasa pada manusia lainnya.
Kamu Dalam aku — bukan cinta manusia
biasa persembahan dari surga
[Park Bom & family] |
Ketika Bom
mapan berdiri di hadapan sanjung puja dan popularitas, dirinya tetap berusaha
untuk bisa menjadi panutan yang laras. Seorang panutan yang tak hendak
menjadikan popularitas sebagai Tuhan. Seorang Panutan yang terus menjadi guru bagi pengagumnya di seluruh penjuru.
Perjalanan
Bom sanggup menginspirasi dan memotivasi untuk selalu berserah pada Allah
[الإسلام]. Salah satu wujud keberserahan adalah selalu rela dengan takdir
terburuk dari Allah. Kerelaan pada takdir terburuk dari Allah merupakan upaya
menghindari amarah dan tak kabur dari rasa
syukur. Pasalnya amarah cenderung menggiring mata untuk memandang segala
yang nista.
Dengan terus
berserah pada Allah, manusia mampu mengendalikan diri bebas dari segala unjuk
rasa yang dialamatkan padanya. Tak melayang dengan pujian sebagai bentuk unjuk
rasa cinta serta tak tumbang oleh cacian yang merupakan bentuk unjuk rasa
benci. Sehingga mampu menjalani keseharian biasa saja menuju Allah (Jawa: ngalah).
Manusia
diciptakan dari Allah dan menuju (Jawa: ngo)
ke Allah (Jawa: Alah). Pandangan fisika
menuturkan bahwa kembali tak dimungkinkan secara waktu. Dalam waktu, pergerakan
tak bisa dilakukan mundur namun terus maju. Karena posisi awal dan akhirnya
sama, maka tidak terjadi perpindahan. Tidak terjadi perpindahan bukan berarti
tidak menempuh perjalanan.
Pandangan
fisika menuturkan bahwa jarak tempuh sejauh apapun ketika posisi akhir sama
dengan posisi awalnya, dapat disebut tidak terjadi perpindahan. Seluruh ciptaan
Ilahi-Rabbi tak bisa lepas atas pola
mengikuti serta berada dalam batas kelangsungan ‘dari’ ke ‘menuju’ dan
berpuncak membentuk lingkaran [إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ].
Entah
lingkaran itu tersusun atas lurusan-lurusan atau lurusan-lurusan yang membentuk
lingkaran, tak jelas. Sama tak jelasnya dengan segala peristiwa yang dialami.
Tak jelas peristiwa itu memberi rasa suka atau duka karena ukuran suka dan duka
tergantung suasana yang sedang dirasa. Yang jelas, segala peristiwa harus rela
diterima.
Dengan rela
menerima segala penataan pagelaran Pelantan [رَاضِيَةً], sembah rasa cinta pada
Ilahi-Rabbi bisa terus menggelora. Gelora sembah rasa yang membuat manusia tak
lelah menyapa Allah agar dianugerahi setitik Cinta dari-Nya [مَرْضِيَّةً].
Setitik
Cinta yang bisa menjadikan makhluk berperasaan berjumpa Pencipta dengan sapaan
mesra:
يَا أَيَّتُهَا
النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي
فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي ۞ [القرآن الكريم سورة الفجر : ٢٧ - ٣١]
Sapaan mesra
yang membuat surga dan neraka tak lagi menjadi perkara penting. Sebab yang
paling penting adalah berada dalam keadaan sepenuhnya terserap ‘hilang’ menjadi
bagian Kirana, ‘satu perkara’ yang tak memiliki massa dan usia.
Kirana
menjadi ‘satu perkara’ yang memperlihatkan batas keberlakuan ilmu fisika.
Pandangan fisika menuturkan bahwa segala yang ada di semesta ini lambat laun
akan hancur, sedangkan Kirana selalu ada.
Satu-satunya
cara semesta agar tidak hancur hanyalah manunggal
dengan Kirana, yang dituturkan bahwa:
اللَّهُ نُورُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ
فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ
مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ
وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ
يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
۞ [القرآن الكريم سورة النّور : ٣٥]
Park Bom
tetaplah Park Bom, yang terus melangkah tanpa bisa dituturkan melalui kata dan
aksara. Karena wanita memang sulit dimengerti sepenuhnya.
Kamu Dalam aku — bukan cinta manusia
biasa persembahan dari surga
[Lover of Life as well as Singer of Song] |
B.Km.Kl.060250.38.050116.13:24